nusabali

Cok Ibah Tunggu Keputusan Resmi Golkar

  • www.nusabali.com-cok-ibah-tunggu-keputusan-resmi-golkar

Tarik-ulur pencalonan Cok Ibah di DPD I Golkar Bali membuat para pendukung mertua artis Happy Salma ini, prihatin.

GIANYAR, NusaBali

Tokoh Puri Agung Ubud, Gianyar, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, masih menunggu keputusan DPD I Golkar Bali terkait tarik-ulur pencalonannya di DPRD Bali Dapil Gianyar. Di lain sisi, setelah Demokrat dan Gerindra, Partai NasDem dan Hanura juga mengincar Cok Ibah agar mau maju tarung dalam pencalonannya di DPRD Bali Dapil Gianyar.

Informasi yang dihimpun NusaBali di Gianyar, Senin (30/7), tarik-ulur pencalonan Cok Ibah di DPD I Golkar Bali ini membuat para pendukung mertua artis Happy Salma ini, prihatin. Keprihatinan itu dibuktikan ratusan pendukungnya dengan menemui Cok Ibah di kediamannya di Puri Ibah, kawasan Hotel Ibah, Ubud, sisi timur Tukad Campuhan, Ubud, Minggu (29/7) malam.

Para pendukung dari berbagai kalangan itu penasaran dengan kondisi tarik-ulur pencalonan Cok Ibah. Di antara mereka pun ada yang menginginkan agar Cok Ibah tetap maju tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar, sekalipun keluar dari Golkar. “Banyak yang mengusulkan agar Cok Ibah maju dari partai lain (bukan Golkar,red). Alasannya, selama ini Cok Ibah telanjur punya investasi yang tinggi di masyarakat baik sebagai tokoh Puri Agung Ubud dan mantan anggota DPRD Bali. Cok Ibah diminta agar tetap menperjuangkan aspirasi masyarakat Gianyar di Bali,” jelas sumber kuat di Ubud ini, Minggu (30/7).   

Dihubungi, Senin kemarin, Cok Ibah mengakui pertemuannya dengan para pentolan pendukungnya di Puri Ibah. Namun dirinya mengaku, kedatangan ratusan warga itu sudah jadi tradisi di kediamannya. Namun khusus pada, Minggu (29/7) malam itu, para pendukung selain menyatakan dukungan, juga menanyakan tentang pencalonannya di Golkar yang menyita perhatian publik.

Terkait itu, Cok Ibah menjelaskan, dirinya kini menunggu keputusan resmi DPD I Golkar Bali, apakah pencalonannnya untuk DPRD Bali Dapil Gianyar tersebut, benar-benar ditolak atau diterima. Jika terjadi penolakan, kata dia, tentu ada alasan kuat. Sebagai kader partai, dirinya harus taat aturan, sehingga menunggu keputusan resmi berupa surat dari DPD I Golkar Bali.

“Karena proses pencalonan yang saya tempuh memakai prosedur resmi. Keputusan tertulis ini penting untuk bahan sosialisasi saya kepada para pendukung,” jelasnya. Cok Ibah mengakui, hingga Minggu (29/7), jajaran Partai NasDem dan Hanura, juga manawari dirinya untuk nyalon DPRD Bali Dapil Gianyar. Tawaran ini menyusul tawaran yang sama dari Demokrat dan Gerindra. “Tawaran ini wajar. Ini penghargaan buat saya. Tapi, saya tetap menunggu keputusan DPD I Golkar Bali,’’ jelasnya.

Menurut Cok Ibah, menghomati keputusan partainya jauh lebih penting dibandingkan ngotot mencalonkan diri lewat partai lain. Oleh kerena itu,  keputusan resmi dari Golkar amat penting. Dirinya dan para pendukung nanti akan bisa menganalisa, ada apa di balik maksud keputusan Golkar, jika keputusan itu turun setelah deadline pengesahan pencalonan di KPU, Selasa (31/7) sore ini. Tentang adanya tawaran untuk nyalon di DPRD Gianyar Dapil Ubud, Cok Ibah mengaku, belum pernah ada tawaran itu baik dari DPD II atau DPD I Golkar. Jika tawaran itu ada, Cok Ibah mengaku belum tahu apakah akan menerima atau menolak.

Jika itu disebut sebagai penugasan partai, jelas dia, kenapa hanya dirinya yang nyalon di provinsi dapat penugasan khusus seperti itu. “Jika penugasan ini diargumentasikan, maka tak akan habis-habis. Maka saya tetap kembalikan kepada mereka yang punya kewenangan di Golkar. Saya tunggu kapan pun surat keputusan tentang pencalonan saya itu tiba. Saya tak lagi mikir tentang akhir deadline di KPU,” jelasnya.

Minggu kemarin, saat dihubungi per telepon, Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, membenarkan dirinya sempat menjalin komunikasi dengan Cok Ibah terkait pencalonannya itu. Pihaknya mengaku suka jika Cok Ibah mau maju lewat NasDem. Namun dirinya mengaku belum terang-terangan menyatakan menawari Cok Ibah maju lewat NasDem karena masih berstatus kader Golkar. “Kami kan harus hormati beliau sebagai kader partai di Golkar,” jelasnya. *lsa

Komentar