nusabali

300 Penari Inti Ritual Nunas Pasupati di Pura Penganyengan Tanah Lot

  • www.nusabali.com-300-penari-inti-ritual-nunas-pasupati-di-pura-penganyengan-tanah-lot

Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti mengatakan, 300 penari inti yang nunas pasupati kemarin punya tugas pokok untuk mengajarkan ribuan penari Rejang Sandat Ratu Segara di 10 kecamatan se-Tabanan, yang akan dilibatkan dalam pentas kolosal nanti

Jelang Pentas Kolosal ‘Tari Rejang Sandat Ratu Segara 1.800 Penari’ di Ajang Festival Tanah Lot II


TABANAN, NusaBali
Atraksi kolosal Tari ‘Rejang Sandat Ratu Segara’ dengan melibatkan 1.800 penari akan dipentaskan dalam Festival Tanah Lot II di DTW Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, 18 Agustus 2018 mendatang. Sebelum pentas spektakuler tersebut, 300 penari inti Rejang Sandat ratu Segara sudah nunas pasupati di Pura Penganyengan Tanah Lot pada Sukra Pon Tambir, Jumat (27/7).

Prosesi ritual nunas pasupasti 300 penari ini Rejang Sandat Ratu Segara di Pura Penganyengan Tanah Lot, Jumat kemarin, dikoordinasikan langsung Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Setelah persembahyangan di Pura Penganyengan Tanah Lot, 300 penari inti yang semuanya perempuan ini kemarin langsung membentuk komposisi untuk menari Rejang Sandat Ratu Segara di tepi pantai.

Bupati Eka Wiryastuti mengatakan, kegiatan ritual di DTW Tanah Lot ini sebagai persiapan pementasan kolosal Tari ‘Rejang Sandat Ratu Segara 1.800 Penari’, 18 Agustus 2018 depan. Rencananya, pentas kolosal saat itu akan digelar di Pantai Tanah Lot petang hari tepat pukul 18.18 Wita.

Menurut Bupati Eka Wiryastuti, 300 penari ini yang nunas pasupati di Pura Penganyengan Tanah Lot kemarin punya tugas pokok untuk mengajarkan ribuan penari di 10 kecamatan se-Tabanan, yang akan dilibatkan dalam pentas kolosal mendatang. "Jadi, 300 penari ini lebih dulu harus mendapatkan taksunya, baru kemudian mereka bisa mengajarkan para penari di setiap kecamatan," jelas Bupati Eka.

Ada pun 1.800 penari yang akan dilibatkan dalam pentas kolosal di Festival Tanah Lot II 2018 nanti, merupakan para siswa SMP dan SMA/SMK tersebar di 10 kecamatan se-Tabanan. Rencananya, gladi kotor akan dilakukan H-3 pentas kolosal Tari ‘Rejang Sandat Ratu Segara 1.800 Penari’, 15 Agustus 2018 mendatang.

Bupati Eka menyebutkan, Tari Rejang Sandat Ratu Segara merupakan tarian sebagai wujud rasa syukur terhadap Ibu Pertiwi atau Ratu Segara. Artinya, manusia harus eling (ingat) bahwa kehidupan itu berasal dari pertiwi. Tarian ini juga merupakan bentuk kasih dan ucapan terima kasih kepada alam (ibu pertiwi), karena sudah menjaga seluruh makhluk hidup tanpa diminta. "Artinya, ini bentuk tarian syukur dan bertujuan meng-ajeg-kan Bali serta jagat nusantara," tandas Srikandi PDIP asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.

Menurut Bupati Eka, Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini bersifat sakral, penarinya tidak boleh menggunakan kain kotor. Bahkan, jumlah penarinya pun harus kelipatan 9, bisa 18, 27, 38, dan seterusnya. Sebab, angka kelipatan 9 ini adalah lambang kasih sayang. "Alam ini kan kurang kasih, kurang sayang, sifat ibunya kurang. Artinya, dengan tarian ini, semua alam, makhluk hidup, dan seluruh isinya mudah-mu-dahan kasih," katanya.

Karena itu, jumlah penari dalam pentas kolosah Tari Rejang Sandat Ratu Segara di Tanah Lot nanti dipilih mencapai 1.800 orang, yang merupakan angka kelipatan dari 9. Semula, sempat dipercanakan pentas kolosal ini akan melibatkan 6.300 penari. Namun, mengingat tempat pentasnya tidak memungkinan melibatkan sedemikian banyak penari, maja jumlah penarinya dikurangi menjadi 1.800 orang.

Bupati Eka mengatakan, jika dalam pentas kolosal nanti ada penari Rejang Sandat Ratu Segara yang tidak kuat atau mengalami kerauhan (kesurupan), harus dibiarkan begitu saja. Sebab, saat mereka menari, tidak boleh yang ikut goyah, tidak boleh pula ada yang mengambil penari kerauhan tersebut. "Jadi tidak boleh dalam 11 menit tarian itu ada orang masuk ke arena. Nanti juga saya doktrinisasi, mereka ajarkan trik spiritual agar bisa menjaga diri masing-masing," tandas Bupati Wanita Pertama di Bali ini.

Pentas kolosal Tari Rejang Sandat Ratu Segara sendiri telah disiapkan sejak 3 bulan lalu. Tabuh pengiring dan gerakan Tari Rejang Sandat Ratu Segara digarap seniman yang notabene Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Tabanan, I Wayan Muder.

Berbeda dengan tari Bali umumnya, para penari Rejang Sandat Ratu Segara akan mengenakan busana khusus berupa baju kebaya warna putih, kamben (kain) warna hijau, dan selendang warna hijau, sesuai dengan kesukaan Ratu Segara. Penari juga menggunakan hiasan bunga mawar dan memakai ronce sedap malam, ciri khas Ratu Segara (penguasa laut).

Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Tabanan, I Wayan Muder, mengatakan Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini memiliki nilai magis, apalagi akan dipersembahkan kepada penguasa laut, Ratu Segara. “Makanya, saat menyusun tabuh pengiring, saya berkali-kali merasa merinding. Saya rasa taksu tari ini akan luar biasa. Ke depanya ini bisa jadi tarian Bebali, bisa sakral dan bisa juga pertunjukan," tandas Wayan Muder, beberapa waktu lalu. *d

Komentar