nusabali

3 Perempuan Memoles dan Menyiram Dirinya Menggunakan Lipstik dan Cat dengan Membabi Buta

  • www.nusabali.com-3-perempuan-memoles-dan-menyiram-dirinya-menggunakan-lipstik-dan-cat-dengan-membabi-buta

Apa yang anda rasakan saat melihat seorang wanita yang sedang memakai lipstik? Atau mencat rambutnya dengan berbagai warna?

DENPASAR, NusaBali
Koneksi apa yang terjadi dalam diri anda saat melihat fenomena tersebut? Apakah merasa risih? Heran? Atau malah menenangkan karena itu adalah hal yang wajar dan kebanyakan orang mungkin pernah melakukannya termasuk anda sendiri?

Setiap wanita pasti ingin memiliki wajah yang cantik dan penampilan yang menarik. Memulas bibir dengan lipstik dan mencat rambut adalah salah dua dari berbagai cara yang akan dilakukan untuk terlihat cantik dan menarik. Namun, tahukah anda tentang bagaimana respon orang lain saat melihat segalah hal tersebut dalam diri anda? Tentu mereka akan memiliki refleksinya sendiri seperti halnya berada di depan cermin. Akan ada yang merasa hal tersebut sangat mewakili dirinya, ada juga yang membantah habis-habisan dan tidak sepaham dengannya.


Foto: Mariana (kiri) dan Blanca (kanan) Menyiran Dirinya dengan Cat Tembok .- Dok. NusaBali

Koneksi-koneksi semacam itulah yang ingin diketahui dan disuguhkan oleh tiga seniman wanita bernama Vanesa (Argentina), Mariana (Venezuela), dan Blanca (Spanyol) dalam sebuah pementasan bertajuk “Color Me, Please!” pada Kamis (26/07/2018) petang, bertempat di CushCush Gallery, Denpasar.

Vanesa, Mariana, dan Blanca merupakan kawan dari satu komunitas beasiswa ISI Denpasar yang memiliki satu ketertarikan yang sejenis, yaitu seni penampilan, tari lokal dan mancanegara, koreografi, serta tari kontemporer. Selain tergabung dalam kelompok mahasiswa luar negeri yang pernah menerima beasiswa ISI Denpasar, mereka juga sempat mengadakan sebuah proyek video yang terinspirasi dari hukum yang berlaku pada wanita Aceh bertajuk “Syariah”. Yang mana, pementasan tersebut terdiri dari 100 gerakan yang diulang 100 kali, mengisahkan bagaimana seorang wanita Aceh dihukum di depan umum jika melanggar kodratnya. 

Berangkat dari proyek tersebut, ketiga seniman ini ingin melanjutkan proyek lain yang berkaitan dengan gerakan dan refleksi diri, maka tercetuslah ide untuk membuat pementasan bertajuk “Color Me, Please!” ini.

Foto: Vanesa, Mariana, dan Blanca ketika akan mengakhiri pementasan .-Dok. NusaBali

“We wanted to open the reflection and also the experience to let everyone to connect with something.” (Kami ingin membuka refleksi dan juga sebuah pengalaman untuk membiarkan setiap orang agar terkoneksi terhadap sesuatu). Papar Blanca.

Ketika ditanya soal gerakan-gerakan yang tersuguh dalam pementasan tersebut, mereka tidak menganggap pementasan tersebut adalah sebuah teater yang menitikberatkan urutan skenario karena jika adegan-adegan yang terdapat dalam pementasan ini akan diulang esok hari atau kapan pun, maka gerakannya akan jauh berbeda. Maka, yang terjadi sekarang akan terjadi saat ini juga, lalu terlupakan. Tidak ada awal, tengah, dan akhir. Segalanya berjalan secara alami.

Blanca memandang, setiap gerakan tubuh kita adalah sebuah puisi. Akan ada emosi, dinamika, serta tempo yang terjadi dan semua itu  berjalan dengan sendirinya. Tanpa aba-aba.

“It is kind of poetry of the body, when you do repetitions with the same action, we repeated 100 times, so there is poetry in the movement of the body. What happen when you repeat one hundred times of one action, and what is connected with that action you are doing. In this case is panting the lipstick, but for sure we are three people we are different and can connect with different things and say to the public. The interesting, we are like…with this, we open and we share the experience what is happen in each of us that what is happen in the front, the person who is watching this, and what is also going on inside.” (Ini sejenis puisi dari tubuh, ketika kamu melakukan gerakan yang berulang-ulang, kita mengulang 100 kali, jadi ada sebuah puisi dalam gerakan tubuh. Apa yang terjadi ketika kamu mengulang sebuah gerakan 100 kali, dan apa yang terkoneksi dengan gerakan yang sedang kamu lakukan. Dalam hal ini memulas lipstik, tapi kami bertiga berbeda dan bisa terkoneksi dengan hal-hal yang berbeda, lalu menyampaikannya ke publik. Yang menarik adalah, kami membuka dan membagi pengalaman tentang apa yang terjadi pada diri kami masing-masing juga terjadi pada orang-orang yang menonton kami, dan terjadi di dalam diri.) Tutup Blanca mantap. *ph

Komentar