nusabali

Golkar Terancam Kehilangan Cok Ibah

  • www.nusabali.com-golkar-terancam-kehilangan-cok-ibah

Golkar harus siap hadapi kemungkinan terburuk kehilangan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, menyusul ketidakjelasan nasib politisi senior asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini dalam penbcalegan ke Pileg 2019.

Nasib Tak Jelas, Cok Ibah Dilobi Gerindra

DENPASAR, NusaBali
Pasalnya, Cok Ibah sudah dilobi Gerindra untuk maju tarung ke DPRD Bali Dapil Gianyar. Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (25/7), Cok Ibah diincar Gerindra untuk memenuhi target partai besutan Prabowo Subianto ini raih 2 kursi DPRD Bali Dapil Gianyar di Pileg 2019 mendatang. Satu kursi diyakini akan diraih sang incumbent milik Gerindra, I Wayan Tagel Arjana. Sedangkan satu kursi lagi diharapkan bisa diraih Gerindra lewat Cok Ibah.

“Dengan masuknya Cok Ibah, Gerindra targetkan bisa raih 2 kursi DPRD Bali DapilGianyar. Tanya saja kepada DPD Gerindra Bali,” ujar salah seorang kader Gerindra, Rabu kemarin. Betulkah?

Ketua DPC Gerindra Gianyar, Wayan Tagel Arjana, juga mengatakan memang ada komunikasi dengan Cok Ibah. Namun, komunikasi tersebut belum menghasilkan keputusan. “Belum ada keputusan soal Cok Ibah (maju tarung DPRD Bali lewat Gerindra, Red),” ujar Tagel Arjana yang juga anggota Fraksi Gerindra DPRD Bali Dapil Gianyar saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.

Tagel Arjana menegaskan, kalau Cok Ibah memang siap nyaleg DPRD Bali menggunakan kendaraan Gerindra, pihaknya sudah siapkan jatah. “Tapi, sampai sekarang belum ada keputusan apa pun terkait beliau (Cok Ibah) akan maju ke DPRD Bali. Jadi, komunikasinya belum selesai. Nanti kalau ada perkembangan, kami pasti infokan,” lanjut mantan anggota DPRD Bali 2009-2014 dari PNBKI Dapil Gianyar ini.

Tagel Arjana menjelaskan, Cok Ibah hingga Rabu kemarin masih menunggu keputusan di Golkar. Karena itu, secara etika, Cok Ibah belum menyangkupi kesediaan maju tarung lewat Gerindra. “Dengan alasan etika juga, beliau belum memutuskan. Sebab, nasibnya di Golkar informasinya sedang dikomunikasikan. Kami pun tidak berani mengatakan sudah ada kepastian,” ujar politisi Gerindra asal Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris DPD Gerindra Bali I Wayan Wiratmaja mengatakan komunikasi yang dibangun dengan Cok Ibah sepenuhnya diserahkan kepada Ketua DPC Gerindra Gianyar, Tagel Arjana. “Kita serahkan komunikasi politik itu dengan Pak Tagel Arjana. Cok Ibah memang potensial bisa maju melalui Gerindra. Tapi, tergantung komunikasi dengan Pak Tagel Arjana selaku Ketua DPC Gerindra Gianyar,” ujar Wiratmaja di Denpasar, Rabu kemarin.

Sementara itu, DPD I Golkar Bali mengaatakan belum tahu perkembangan politik di Gianyar. Termasuk adanya komunikasi politik antara Cok Ibah dan Gerindra.  “Masa ada pertemuan Cok Ibah dengan Gerindra? Saya tidak tahu kalau itu. Tapi, Cok Ibah sudah kita proses pengajuaanya ke KPU Bali,” ujar Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar kemarin.

Menurut Wijaya, pengajuan nama Cok Ibah sekarang tinggal menunggu keputusan KPU Bali saja. “Sekarang tergantung KPU Bali saja. Cok Ibah sudah kami proses ke KPU Bali kok. Katanya kalau ada pergantian, harus ada yang mundur salah satu caleg Golkar untuk DPRD Bali dari Dapil Gianyar,” tandas Wijaya.

Wijaya menyebutkan, untuk memasukkan Cok Ibah, harus ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar yang diajukan sebelumnya mengundurkan diri, dilengkapi dengan surat pernyataan. Ini sama seperti masuknya Ni Made Meliani sebagai caleg DPRD Tabanan dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan, yang terakomidasi karena mundurnya Ni Putu Suarilawati.

Menurut Wijaya, Cok Ibah akan diusahakan bisa masuk caleg DPRD Bali Dapil Gianyar, dengan mengikuti proses di KPU Bali. Sehingga tidak ada dampak terhadap sistem pencalonan. “Kita proses dengan sistem yang ada. Tidak ngawur, yang nantinya bisa berdampak kepada mekanisme pencalonan di KPU Bali. Kan ini menggunakan silon (sistem pencalonan),” katanya.

Nama Cok Ibah sendiri sebelumnya tidak masuk dalam daftar 55 bakal caleg DPRD Bali yang didaftarkan Golkar ke KPU Bali, Selasa (17/7) lalu. Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, menyebutkan sebenarnya Cok Ibah mau diajukan lagi sebagai caleg DPRD Bali Dapil Gianyar, karena ada rekomendasi DPP Golkar untuk calonkan kembali mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar tersebut. Cok Ibah masih berpeluang maju tarung lagi ke DPRD Bali Dapil Gianyar dalam Pileg 2019, jika nanti ada caleg Golkar mengundurkan diri.

Kalau maju tarung, Cok Ibah sebetulnya boleh dibilang ‘incumbent’ dalam Pileg 2019 nanti. Pasalnya, dia baru mundur dari kursi DPRD Bali, Januari 2018 lalu, karena maju tarung sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada Gianyar 2018. Cok Ibah bertandem dengan Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani. Sayangnya, Cok Ibah-Gek Rani (yang diusung Golkar-Demokrat-PKPI-NasDem) dipecundangi pasangan Made Agus Mahasaytra-AA Gde Mayun (Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung PDIP-Hanura) di Pilkada Gianyar 2018.

Saat Pileg 2014 lalu, Cok Ibah yang kala itu berstatus incumbent berhasil meraih satu-satunya kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar, dengan raihan 22.246 suara. Sedangkan Made Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar, kala itu menempati peringkat kedua dengan perolehan 6.140 suara. Maka, begitu Cok Ibah mengundurkan diri, Dauh Wijana naik ke DPRD Bali, Januari 2018 lalu, dengan status pengganti antar waktu (PAW). *nat

Komentar