nusabali

Produksi Rokok Turun, Petani Cengkih Terancam

  • www.nusabali.com-produksi-rokok-turun-petani-cengkih-terancam

Isu penurunan produksi rokok di Indonesia yang mencapai 10 miliar batang di tahun 2018 menjadi kekhawatiran ratusan ribu petani cengkih di Indonesia.

SINGARAJA, NusaBali
Cengkih sebagai salah satu campuran tembakau dalam pembuatan rokok juga akan mengalami penurunan serapan produksi. Mengantisipasi hal tersebut, petani cengkih di Bali kini digenjot berdayakan nilai tambah dalam produksi cengkihnya.

Hal itu terungkap dalam kunjungan Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) bersama Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali serta Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng memantau petani cengkih di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (21/7) pagi. Menurut Sekjen APCI, I Ketut Budiman mengatakan cengkih di Bali dengan hasil panen normal 5.000 ton per tahun apabila tak terjadi gangguan cuaca dan hama, menyumbang lima persen produksi cengkih di Indonesia yang berkisar 110-120 ribu ton per tahun. Kualitas cengkih Bali pun dinyatakan sangat bagus, menyamai cengkih produksi Indonesia Timur, seperti di sejumlah daerah Sulawesi.

“Ketika ada larangan terbatas impor tembakau kita ceritakan masalahnya di kementerian, kebanyakan orang kalau bicara tembakau, tembakau saja. Padahal di balik itu juga ada 1,5 juta petani cengkih di Indonesia akan terpengaruh juga jika produksi rokok menurun,” ungkap dia. Selain masalah serapan produksi tahun ini petani cengkih juga sedang menghadapi penurunan harga yang sanagat drastis. Dari Rp 110 ribu di tahun 2017 menjadi Rp 90 ribu di tahun ini. Meski petani cengkih tahun ini mengalami panen raya, dengan penurunan harga akan mengalami penurunan kesejahteraan. Budiman pun berharap dengan kondisi ini, pemerintah hadir untuk mencarikan jalan keluar para petani cengkih saat ini.

Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir Lanang Aryawan mengatakan sejauh ini produksi cengkih di Bali yang 70 persen disuplay dari Buleleng, dinilai sangat penting. Selain dari segi ekonomi, juga kelestarian lingkungan dan juga sosial.

“Tanaman cengkih ini sangat penting untuk Bali, selain bernilai ekonomi bagi keluarga petani, juga dapat menjadi solusi erosi di dataran tinggi seperti di Buleleng ini. Cengkih dan kopi merupakan tanaman serapan air. Selain juga ada pengaruh bidang sosialnya antara petani cengkih,” kata dia. *k23

Komentar