nusabali

Meliani Akhirnya Selamat

  • www.nusabali.com-meliani-akhirnya-selamat

Sempat mencak-mencak di Kantor KPU Tabanan karena namanya menghilang dari daftar bakal caleg Golkar untuk kursi DPRD Tabanan, Ni Made Meliani akhirnya terakomodasi.

Masuk Caleg Golkar untuk DPRD Tabanan, Gusur Putu Suarilawati


TABANAN, NusaBali
Srikandi Politik yang masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 ini dipastikan masuk di Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan, menggantikan Ni Putu Suarilawati. Kepastian masuknya incumbent Made Meliani sebagai caleg DPRD Tabanan untuk tarung Pileg 2019 ini diungkapkan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, I Nyoman Suarsedana, Jumat (20/7). Menurut Suarsedana, nama Made Meliani baru akan dimasukkan ke daftar caleg Golkar Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan paling cepat 22 Juli 2018 besok. Pasalnya, berdasarkan penjelasan KPU, perbaikan baru bisa dilakukan 22-31 Juli 2018 nanti.

Nantinya, Made Meliani akan menggeser Ni Putu Suarilawati, bakal caleg Golkar dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan yang sebelumnya didaftarkan dengan nomor urut 6. "(Nama Made Meliani) Pasti masuk hari itu (22 Juli, Red)," tandas Suarsedana seusai menghadiri penyampaian hasil verfikasi syarat calon di KPU Tabanan, Jumat kemarin.

Suarsedana menyebutkan, rencana pergeseran daftar caleg dari Putu Suarilawati ke Meliani ini sudah dikoordinasikan ke masing-masing pihak. Dalam hal ini, Putu Suarilawati juga sudah bikin surat kesepakatan bermaterai 6.000. "Ya, sudah ada kesepatan. Kami sudah adakan rapat terkait masalah ini DPD II Golkar Tabanan, yang dihadiri langsung Pak Ketut Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali) dan Bu Me-liani," tegas Suarsedana.

Dalam kesempatan itu, Suarsedana kembali menjelaskan terkait masalah tidak didaftarkannya nama Meliani ke KPU Tabanan sebagai bakal caleg DPRD Tabanan, Selasa (17/7) lalu. Menurut Suarsedana, awalnya Meliani memang akan diplot maju tarung ke DPRD Bali Dapil Tabanan. Pasalnya, dari hasil kajian tim seleksi, Srikandi Golkar asal Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan ini potensial meraup suara untuk lolos ke DPRD Bali dalam Paileg 2019.

Selain itu, kata Suarsedana, dari segi perjalanan karier, Meliani sudah berpengalaman tiga periode duduk di DPRD Tanbanan. Atas dasar jenjang karier itulah, Meliani diplot maju tarung ke DPRD Bali. Jadi, tidak ada maksud untuk menjegal Meliani. Golkar justru menghargai potensi Meliani dalam rangka menjamin kesinambungan kaderisasi di Partai Beringin.

“Kami tidak ada menjegal, tidak ada mencoret. Rekomendasi dari tim seleksi memang diusulkan Bu Meliani ke Provinsi, karena sesuai dengan mekanisme partai, beliau sudah tiga periode di kabupaten. Lagipula, kemampuannya meraup suara cukup bagus. Hanya saja, Bu Meliani tidak berkenan, beliau masih ingin di Tabanan," jelas Suarsedana.

Ditanya soal kenapa berkas Meliani bisa mendadak hilang, padahal sudah berproses, menurut Suarsedana, kajiannya saat itu sangat cepat. Tanggal 14 Juli 2018 pleno, lalu ada berbagai pertimbangan juga. “Setelah melihat siapa yang diusung partai-partai lain, tentu kami membuat ancang-ancang siapa yang bisa mengimbangi,” dalih Suarsedana.

Sayangnya, Putu Suarilawati belum berhasil dikonfirmasi terkait namanya mental dari pencalegan DPRD Tabanan di Pileg 2019. Putu Suarilawati adalah Srikandi Golkar asal Desa Bongan, Kecamatan Tabanan. Saat ini, dia menjadi fungsioanris di Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Tabanan. Saat Pileg 2014 lalu, Suarilawati sempat maju tarung ke DPRD Tabanan dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan. Sayangnya, dia gagal lolos ke Dewan karena perolehan suaranya kurang signifikan.

Sementara itu, Made Meliani masih enggan berkomentar terkait namanya yang terpental, namun akan dimasukkan kembali ke dalam daftar caleg DPRD Tabanan. Saat dihubungi NusaBali per telepon, Jumat kemarin, Meliani mengaku sedang madelokan. Ketika dihubungi kembali untuk kedua kalinya, Meliani tetap enggan bicara. "Bukan pelit informasi ya, masih tekanan bathin ini," elak Meliani.

Made Meliani sendiri merupakan satu dari 6 incumbent milik Golkar di DPRD Tabanan 2014-2019. Dalam Pileg 2014 lalu, Meliani untuk ketiga kalinya lolos kursi DPRD Tabanan dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan, dengan perolehan 4.258 suara. Dialah caleg Golkar peraih suara terbanyak.

Sedangkan 5 incumbent DPRD Tabanan milik Golkar lainnya, masing-masing I Nyoman Wirama Putra (Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti/4.045 suara di Pileg 2014), I Made Astha Darma (Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan/raup 3.413 suara), I Made Sutaya (Dapil Kecamatan Marga-Kediri/raih 3.305 suara), I Wayan Gindera (Dapil Kecamatan Marga-Kediri/raih 2.564 suara), dan I Ketut Budi Ad-nyana (Dapil Kecamatan Pupuan-Selemadeg-Selemadeg Timur-Selemadeg Barat/raih 2.171 suara).

Seluruh incumbent ini didaftarkan DPD II Golkar Tabanan ke KPU untuk diusung lagi sebagai caleg DPRD Tabanan di Pileg 2019, Selasa sore, kecuali Made Meliani. Hal inilah yang membuat Meliani mencak-mencak saat mengecek berkas pencalegan yang didaftarkan Golkar di KPU Tabanan sore itu. Meliani mencak-mencak seraya mendebat Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri (ABG) dan Sekretaris DPD II Golkar Nyoman Suarsedana.

Karena suasana panas, akhirnya salah satu kader Golkar meminta ruangan khusus di KPU untuk mempertemukan Meliani dengan ABG dan Suarsedana. Singkat cerita, mereka bertiga akhirnya bertemu di ruangan yang tertutup bagi media tersebut. Di dalam ruangan, terjadi keributan hingga Meliani terdengar menangis.

"Saya kader perempuan, kok dibeginikan, Pak? Saya sudah berproses, lihat saya Pak Man, lihat saya," teriak Meliani yang terdengar dari luar ruangan. “Memalukan kalian kalau seperti ini. Lihat saya Pak Man, apa salah saya kok dibeginikan? Kalau seperti ini, pecat saja saya hari ini juga. Masa bapak berani lawan perintah dari pusat?” imbuhnya sambil menangis. *d

Komentar