nusabali

Baru 250 UMKM Binaan BI Garap Pasar Ekspor

  • www.nusabali.com-baru-250-umkm-binaan-bi-garap-pasar-ekspor

Bank Indonesia saat ini tengah memfokuskan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar bisa mengembangkan usahanya ke arah ekspor.

JAKARTA, NusaBali

Adapun yang sedang dibina agar dapat berkualitas ekspor adalah sektor industri kreatif serta produk berorientasi ekspor seperti kopi maupun kerajinan.

Direktur Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia, Yunita Resmi Sari, menjelaskan, untuk saat ini sudah ada 800 UMKM yang masuk dalam program binaan BI. Namun, yang sudah dapat mengembangkan pasar ekspor sebanyak 200-250 UMKM.

"Potensinya yang kami fokus, tapi misalnya komoditas itu ada di kopi. Kemudian di kerajinan ada yang sudah kami fokuskan untuk tembus ke pasar ekspor. Dari sisi jumlah, masih 1/4 dari total UMKM Indonesia yang mencapai 800 UMKM," ucapnya di Gedung BI, Selasa (17/7).

Untuk UMKM industri kreatif itu, dia mengatakan, berdasarkan data terakhir yang diterima BI, pada 2016 sumbangannya terhadap produk domestik bruto (PDB) secara keseluruhan rata-rata tumbuh sebesar 9,82 persen per tahun.

Secara nominal, ekonomi kreatif terus meningkat berdasarkan nilai ekspornya, yakni sebesar 19,98 juta dollar AS (Rp 279,7 miliar) pada 2016. Dengan negara tujuan utamanya Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Singapura, dan Jerman.

"Kita lihat demand pasar ini terutama di sektor industri kreatif, data dari pengembangan Bekraf, ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan, sehingga menunjukkan potensinya," ungkap dia.

Karena itu, demi terus menjaga momentum ekspor industri kreatif, BI, dia menambahkan, terus melakukan pembinaan-pembinaan mulai dari sektor hulu hingga hilirnya, seperti menjaga kualitas barang input, pengolahannya, proses packaging-nya, hingga pemasarannya.

"UMKM sebetulnya cerdas, ulet, dan jatuh bangun terus, namun bangun lagi. Jadi di situ kekuatan UMKM dan itu kita tingkatkan dengan cara sentuhan dari kurator atau dari kacamata internasional. Kita harapkan bagaimana dia bersentuhan, ini dapat merangsang kreativitas dan inovasi," katanya seperti dilansir vivanews.

Hal yang paling memengaruhi tersendatnya pengembangan UMKM untuk bisa memasuki pasar ekspor karena sebagian besar pelaku usaha UMKM memiliki pengetahuan mengenai pengembangan bisnis internasional yang minim.

"Bisa dikatakan, karena keterbatasan informasi dan pengetahuan pasar internasional," sebut Yunita seperti dilansir kompas.

Selain itu, BI juga menilai suntikan modal menjadi masalah lain bagi pelaku UMKM. Namun, Yunita menambahkan modal tak akan menjadi kendala ketika masing-masing hasil produksi UMKM telah memiliki pangsa pasarnya sendiri.

"UMKM ini kalau sudah memiliki pasar akan mudah mendapatkan suntikan modal, sebab, bank-bank mulai melihat adanya potensi dari UMKM itu," lanjut Yunita. *

Komentar