nusabali

Kesulitan Bibit, Peternak Kosongkan Kandang

  • www.nusabali.com-kesulitan-bibit-peternak-kosongkan-kandang

Peternak ayam petelur di Kecamatan Susut, Bangli mengeluhkan sulitnya mencari bibit ayam.

BANGLI, NusaBali

Akibat krisis bibit ayam, puluhan kandang dikosongkan. Para peternak mulai mengosongkan kandangnya sejak seminggu lalu. Krisis bibit ayam diduga akibat kebutuhan telor saat Idul Fitri sangat tinggi dibarengi dengan tingginya harga telor.

Peternak I Nyoman Suparta asal Banjar/Desa Pengiayang, Kecamatan Susut, Bangli mengaku banyak peternak terpaksa mengosongkan kandangnya sambil menunggu mendapatkan bibit ayam. “Hampir sebulan kami mengosongkan kandang karena kesulitan mendapatkan bibit ayam. Peternak juga kerepotan dengan kenaikan harga pakan,” ungkapnya, Selasa (17/7).

Dikatakan, bibit ayam biasanya didatangkan dari Tabanan dengan harga Rp 3.800 per ekor untuk bibit ayam usia 1 minggu. “Harga disesuaikan dengan umur bibit. Kalau seminggu Rp 3.800, tinggal dikalikan sesuai umur bibit,”

imbuhnya. Krisis bibit ayam diduga akibat kebutuhan telor saat Idul Fitri sangat tinggi dibarengi dengan tingginya harga telor. Memasuki bulan puasa sampai Idul Fitri, harga telor tinggi peternak banyak menjual telor yang semestinya untuk bibit.

Harga telor ukuran besar (TB) seharga Rp 39.000 per krat (isi 30 butir) naik  Rp 42.000 per krat. Sedangkan untuk telor ukuran sedang dari Rp 37.000 per krat naik  menjadi  Rp 40.000 per krat. Naiknya harga telor juga dibarengi dengan kenaikan harga pakan. Dedak sebelumnya Rp 3.200 per kilogram naik Rp 3.500 per kilogram. Jagung awalnya Rp 3.700 per kilogram naik menjadi Rp 4.000 per kilogram. “Meski terjadi kenaikan pakan peternak masih bisa bernapas dengan harga telor saat ini. Khawatir harga telor turun, harga pakan tetap tinggi,” ungkapnya.

Suparta menambahkan, naiknya harga telor dikarenakan produksi telor menurun dampak banyak peternak saat bulan puasa sampai Idul Fitri lebih memilih menjual ayamnya yang masih produktif. Peternak tergiur dengan harga ayam yang tinggi. Ayam belum afkiran dijual sehingga telor langka di pasaran dan berdampak naiknya harga telor. “Kenaikan harga telor juga disebabkan banyak ayam terserang penyakit akibat cuaca dingin disertai hujan,” terangnya. *e

Komentar