nusabali

Nelayan Ditemukan Lemas di Tengah Laut

  • www.nusabali.com-nelayan-ditemukan-lemas-di-tengah-laut
  • www.nusabali.com-nelayan-ditemukan-lemas-di-tengah-laut

Seorang nelayan asal Banjar Yeh Anakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Buleleng, Siswanto, 50, ditemukan lemas di atas perahunya yang terbalik, Senin (16/7) pagi.

Dihantam Gelombang, Selamatkan Diri di Punggung Perahu

SINGARAJA, NusaBali
Sebelum ditemukan dalam kondisi lemas di tengah laut, Siswanto sem-pat dilaporkan hilang karena tak kunjung pulang sejak terakhir melaut, Minggu (15/7) pagi. Keberadaan korban Siswasto yang lemas di tengah laut ditemukan oleh Hendra, 36, nelayan asal Lingkugan Taman Sari, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng, Senin pagi pukul pukul 06.00 Wita. Posisinya di tengah laut dalam jarak sekitar 5 mil dari tepi pantai. Hendra kemudian menyelamatkan Siswanto dengan mengajak naik ke atas perahunya.

Pagi itu, Siswanto ditemukan dalam kondisi telungkup di atas perahunya yang terbalik di tengah laut kawasan perairan Seririt. “Sekitar jam enam (pukul 06.00 Wita) saya lihat ada ornag lambai-lambaikan tangan pakai baju di atas perahu terbalik. Saya dekati, ternyata yang bersangkutan minta tolong. Langsung saya naikkan ke perahu saya,” ungkap Hendra kepada NusaBali, Senin kemarin.

Begitu koban Siswanto dinaikkan ke perahunya, Hendra langsung menghubungi istrinya di rumah menggunakan ponsel untuk segera melaporkan kejadian ini kepada Pol Air Polres Buleleng. Beberapa lama kemudian, Siswanto dan Hendra dijemput petugas menggunakan rubber boat milik Pos SAR Buleleng. Korban Siswanto sendiri sempat dibawa ke Pos Pol Air di Desa Anturan, Kecamatan Seririt sebelum dijemput para nelayan asal sekampungnya.

Ketika ditemui NusaBali di Bale Bengong depan Pos Pol Air Desa Anturan, kondisi korban Siswanto sudah stabil. Ayah empat anak ini mengaku berangkat melaut pada, Minggu pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Saat itu, dia bersama nelayan sekampungnya hanya memancing di perairan Desa Banjarasem sekitar 1 kilometer dari bibir pantai. Dia melaut dengan Perahu Barakuda 01 miliknya.

Kemudian, sekitar pukul 08.00 Wita, cuaca mulai tak bersahabat. Gelombang besar dan angin kencang menghantam perahunya. Namun, dia tetap bertahan di laut dan enggan pulang, karena saat itu belum berhasil mendapatkan seekor ikan pun. Sekitar pukul 10.00 Wita, salah seorang temannya, Marlan, yang mancing dalam posisi terdekat, mengajaknya pulang karena cuaca sudah tak bersahabat. Tapi, Siswanto menolak ajakan pulang itu.

“Marlan duluan pulang, seemntara saya masih tetep di laut, karena belum dapat ikan sama sekali. Siang sekitar pukul 14.00 Wita ketika saya mau pulang, tiba-tiba perahu dihantam gelombang besar, sampai katir belakang patah,” kenang Siswanto.

Kemudian, perahunya terseret ke arah timur. Karena besarnya gelombang yang tak pernah surut di lautan saat itu, akhirnya perahu milik Siswanto terbalik. Siswanto pun memilih untuk tetap berada di punggung perahu. Sempat beberapa kali terjatuh laut, dia berusaha bangkit untuk tetap bertahan di atas punggung perahunya. “Punggung perahu kan licin, ya jatuh, naik lagi. Saya juga tidak berani mengikat badan pakai tali, karena talinya semua ada di bawah,” tutur Siswanto.

Hingga malam, tak ada satu pun nelayan yang melintas di laut untuk dimintai pertolongan. Siswanto bahkan sempat terbawa arus ke arah barat, kemudian balik terseret ke arah timur. Dengan kondisi tersebut, Siswanto mengaku tetap tawakal dan berserah kepada Tuhan. Dia merasa optimis dapat selamat dari maut, asalkan tetap berada di permukaan air sambil menunggu pertolongan dari nelayan yang lewat.

Walhasil, semalaman Siswanto berjuang di tengah laut dengan perut kosong, situasi gelap gulita, dan dingin. Sampai kemudian Siswanto ditemukan oleh Hendra, Senin pagi pukul 06.00 Wita. Kebetulan, Hendra pagi itu mancing tak jauh dari posisi perih terbalik milik Siswanto terombang-ambing. Sebelum ditemukan, keluarga koban sempat cemas. Sebab, korban Siswanto biasanya pulang dari melaut tepat waktu sore pukul 16.00 Wita. Namun, Siswanto malah sampai larut malam belum pulang.

Sementara itu, salah seorang nelayan Rata Tama, Samsul, yang merupakan teman dari Siswanto, mengaku pihaknya berupaya melaukan pencarian korban, Minggu malam hingga Senin pagi. Namun, hasilnya nihil. “Begitu saya tadi mau cari ke arah timur, dia (korban) sudah ditemukan petugas,” kata Samsul. *k23

Komentar