nusabali

Dua Siswa Ber-SKTM Palsu

  • www.nusabali.com-dua-siswa-ber-sktm-palsu

Setelah sempat dikeluarkan, ternyata dua siswa ini kembali diterima pada sekolah berjuluk Dosman itu.

Pemantauan DPRD Bali di SMAN 1 Gianyar

GIANYAR, NusaBali
SMAN 1 Gianyar mengakui sempat memasukkan dua siswa memakai surat keterangan tidak mampu (SKTM) palsu dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) gelombang I. Hal itu sesuai temuan yang disampaikan anggota DPRD Provinsi Bali Nyoman Parta saat mengunjungi sekolah tersebut beberapa waktu lalu.

“Ya, tetapi akhirnya dikeluarkan yang dua itu (siswa ber-SKTM palsu, Red), “ ucap Kepala Sekolah SMA N 1 Gianyar I Wayan Sudra Astra, dihubungi via telepon Jumat (13/7). Setelah sempat dikeluarkan, kata dia, ternyata dua siswa ini kembali diterima pada sekolah berjuluk Dosman itu. Dua anak itu diterima melalui PPDB gelombang II yang dibuka Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Mereka diterima pada sekolah itu sebagai siswa tercecer dari PPDB sebelumnya. “ Ini kan keputusan dari provinsi, untuk menampung siswa yang tercecer (dari PPDB sebelumnya, Red), “ katanya.

Secara terpisah, Kepala UPT SMA/SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali untuk Kabupaten Gianyar I Wayan Adi Sucita mengatakan sejumlah kekeliruan yang terjadi pada PPDB tahun ini akan dievaluasi, untuk menyempurnakan PPDB selanjutnya. “Tahun depan PPDB akan diperketat,“ katanya.

Disinggung terkait siswa menggunakan SKTM bodong pada PPDB tahun ini, Wayan Adi Sucita mengaku belum mengecek secara detail. “Kemarin memang ada informasi demikian, tapi belum saya cek detailnya,“ katanya.

Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta melakukan pemantauan pendaftaran PPDB SMA/SMK gelombang II di Kabupaten Gianyar. Pemantauan ini dilakukan menelusuri adanya informasi kecurangan penerimaan siswa dari jalur keluarga tidak mampu dan jalur PKB. “ Mereka yang mengambil kuota untuk siswa miskin ini sangat tega, “ ucap Nyoman Parta usai pemantauan di SMA N 1 Gianyar, Selasa (10/7).

Katya dia, karena SKTM palsu tersebut maka kuota PPDB jalur tidak mampu ini terganggu. Menurut Parta, siswa dari keluarga mampu yang tidak dapat di negeri, seharusnya bersekolah di sekolah swasta yang bertaraf international.*nvi

Komentar