nusabali

SMPN 5 Busungbiu Undang Basarnas

  • www.nusabali.com-smpn-5-busungbiu-undang-basarnas

SMPN 5 Busungbiu yang berlokasi di Desa Pucak Sari, Busungbiu, Buleleng mengundang tim Pos SAR Buleleng, dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Masuk Zona Rawan Bencana

SINGARAJA, NusaBali
Dalam edukasi terkait daerah rawan bencana dan tindakan penyelamatannya, pihak sekolah ingin memberikan pengetahuan kepada siswa untuk tanggap bencana. Kepala SMPN 5 Busungbiu, Made Armada dihubungi Rabu (11/7) kemarin menjelaskan pihaknya mengundang Pos SAR Buleleng mengingat lokasi sekolah dan wilayah tempat tinggal siswanya berada pada daerah rawan bencana. Baik longsor, puting beliung dan gempa. Dengan menghadirkan tim Pos SAR Buleleng pihaknya pun berharap siswa di sekolahnya mempunyai bekal khusus saat terjadi bencana.

“Kami memilih mengundang tim SAR karena sekolah kami juga secara geografi rawan longsor, selain juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016, tentang MPLS, dapat mengambil materi pilihan, salah satunya pengenalan daerah rawan bencana,” kata dia.

Tim Pos SAR Buleleng pun memberikan sejumlah materi baik pengertian bencana dan cara menyelamatkan diri sat terjadi bencana. Dalam kesempatan itu, pihaknya pun meminta petunjuk dari tim SAR untuk menentukan titik kumpul di sekolah. Sehingga saat terjadi bencana, siswa, guru dan pegawai tidak kebingungan lagi mencari tempat berlindung.

Sementara itu PPDB tahun ini SMPN 5 Busungbiu mendapatkan 54 siswa dari 5 SD penyangga, seperti SDN 1, 2 dan 3 Pucak Sari serta SDN 1, 2 Bongancina. Tahun ini Armada pun mengaku jumlah siswanya menurun, karena siswa dari Pupuan, yang lokasinya berbatasan dengan Pucak Sari tidak masuk. Mereka tidak mendapatkan rekomendasi dari kabupatennya.

Sementara itu Kepala Pos SAR Buleleng Made Neksen dikonfirmasi terpisah mengatakan sejauh ini pihaknya sudah mengisi materi kebencanaan di empat sekolah, sesuai dengan undangan. Ia pun mengaku selalu menyesuaikan materi yang diberikan sesuai dengan permintaan sekolah yang bersangkutan.

“Kami sangat sennag dilibatkan dalam MPLS memberikan materi tentang kebencanaan, karena kami juga punya program ‘SAR Goes to School’, jadi seperti gayung bersambut. Minimal mereka anti bisa menyelamatkan diri dari bahaya yang terjadi,” kata dia.

Dengan pemberian materi kepada siswa ia pun berharap dapat diaplikasikan saat terjadi bencana. Sehingga dapat mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa akibat bencana alam. Neksen pun menanggapi soal permintaan penentuan titik kumpul oleh sekolah yang aman saat terjadi bencana, yang akhirnya memutuskan lapangan upacara sebagai titik kumpul paling aman dari bencana gempa dan tanah longsor.*k23

Komentar