nusabali

Sukrawan 'Dihabisi' di Golkar

  • www.nusabali.com-sukrawan-dihabisi-di-golkar

Dewa Sukrawan dicoret dari caleg DPRD Bali Dapil Buleleng, karena dinilai masih bau PDIP dan bahayakan kader Golkar

Mengejutkan, Rai Budiasa Dipasang Caleg DPRD Bali

DENPASAR, NusaBali
Mantan Ketua DPC PDIP Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, tidak mendapat jatah incar kursi kekuasaan setelah resmi gabung ke Golkar. Memasuki last munite (saat-saat terakhir), Dewa Sukrawan justru dicoret sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng untuk Pileg 2019. Sebaliknya, Dewa Ngakan Rai Budiasa yang sudah non aktif dari politik, justru diplot Golkar sebagai caleg DPRD Bali Dapil Gianyar.

Bocoran yang diperoleh NusaBali, Rabu (11/7), Dewa Sukrawan dicoret sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng, karena masih ‘berbau’ PDIP. Kendati sudah direkrut sebagai kader Golkar pasca dipecat dari PDIP setelah maju tarung ke Pilkada Buleleng 2017 melalui jalur Independen, namun Dewa Sukrawan dinilai bisa membahayakan karier kader-kader Beringin lainnya jika maju tarung dari Dapil Buleleng.

Pencoretan Dewa Sukrawan ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini turut berjibaku untuk pemenangan pasangan Cagub-Cawagub IB Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) yang diusung Golkar di Pilgub Bali 2018. Dewa Sukrawan juga sangat getol wara-wiri dengan Mantra-Kerta selama proses Pilgub Bali 2018.

Nama Dewa Sukrawan juga sudah beberapa kali dibahas dalam penyusunan caleg di internal Golkar. Namun, dia selalu ‘dihabisi’ karena dianggap membahayakan bagi kader Golkar lainnya. “Ya, akhirnya Dewa Sukrawan dicoret duluan sebelum jadi besar. Sebab, dia dianggap mengancam karier kader Golkar yang lain. Apalagi, ada bisikan kalau Dewa Sukrawan masih beraroma PDIP,” ujar sumber NusaBali di lingkaran Golkar, Rabu kemarin.

Dewa Sukrawan merupakan salah satu dari sekian kader senior PDIP yang lompat pagar ke Golkar pasca Pilkada Buleleng 2017. Kader PDIP lainnya yang juga gabung ke Golkar adalah mantan Wakil Bupati Buleleng 2007-2012, Made Arga Pynatih. Bahkan, tanden Dewa Sukrawan di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng di Pilkada 2017 lalu, Gede Dharma Wijaya (Demokrat) juga ikut gabung ke Golkar bersamaan.

Sebelumnya, Dewa Sukrawan sempat dipercaya PDIP sebagai Ketua DPRD Buleleng dua kali periode (2004-2009, 2009-2014). Selain itu, juga dipercaya maju sebagai tandem AA Gede Ngurah Puspayoga di posisi Calon Wakil Gubernur dalam Pilgub Bali 2013. Namun, dalam Pilkada Buleleng 2017, Dewa Sukrawan nekat maju sebagai Calon Bupati dari jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat. Padahal, PDIP mengusung pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra. Dewa Sukrawan pun dipecat partainya, hingga kemudian lompat ke Golkar.

Ternyata, Dewa Sukrawan dicoret Golkar dari daftar caleg DPRD Bali Dapil Buleleng untuk Pileg 2019. Golkar tetap mengandalkan duo incumbent, Nyoman Sugawa Korry dan Ida Gede Komang Kresna Budi, untuk berebut kursi DPRD Bali Dapil Buleleng---dengan kuota 12 kursi. “Dewa Sukrawan awalnya mau dicalegkan, tapi langsung dicoret. Yang pasti mauu ke DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng adalah Sugawa Korry dan Kresna Budi. Namanya sudah dikirimkan DPD I Golkar Bali ke Jakarta. Cek saja,” tegas sumber tadi.

Sementara, Dewa Ngakan Rai Budiasa justru secara mengejutkan masuk daftar caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar untuk Pileg 2019. Padahal, politisi senior asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar ini tidak mengikuti ‘orientasi fungsionaris Golkar’ sebagai syarat pencalegan. Lagipula, Rai Budiasa sudah tidak aktif di dunia politik, karena sibuk urus yayasannya.

Informasinya, Rai Budiasa dipasang untuk menggantikan Tjokorda Raka Kerthyasa Sukawati alias Cok Ibah, mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dua periode yang sebelumnya mundur dari keanggotaan Dewan karena maju ke Pilkada Gianyar 2018. Cok Ibah sendrii sudah dicoret dari daftar caleg DPRD Bali Dapil Gianyar.

“Rai Budiasa masuk, Cok Ibah dilibas. Kasihan juga kalau Cok Ibah tidak dicalonkan. Golkar bisa nggak dapat kursi DPRD Bali dari Gianyar. Kalau Dewa Rai Budiasa kan sudah tidak mau aktif di Golkar, apalagi nyaleg,” papar kader Golkar berbadan tegap ini.

Sebelumnya, Cok Ibah menyatakan siap maju tarung lagi ke DPRD Bali, pasca kalah di Pilkada Gianyar, 27 Juli 2018. Politisi senior Golkar asal Puri Agung Ubud ini mundur dari DPRD Bali, Januari 2018 lalu, karena maju ke Pilkada Gianyar. Posisinya di DPRD Bali digantikan Made Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang, yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar.

Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, membenarkan kalau Dewa Sukrawan dicoret dari daftar caleg DPRD Bali Dapil Buleleng. “Ya, saya rasa itu kebijakan partai, bukan keinginan pribadi-pribadi. Kami sudah kirim nama-nama caleg DPRD Bali dari 9 kabupaten/kota ke DPP Golkar. Nama Dewa Sukrawan tidak masuk,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin.

Wijaya mengaku tidak tahu apa alasan Dewa Sukrawan tak dicalonkan? “Seharusnya beliau (Sukrawan) yang ditanya. Kalau kami sudah selesai, telah klir semua, caleg kami sudah penuh. Kita akan daftarkan secepatnya ke KPU, supaya para caleg bisa segera siapkan diri untuk bertarung,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.

Wijaya menyebutkan, Sukrawan tidak dicalegkan dan kini yang bersangkutan bahkan sudah pindah ke Demokrat. Namun, tak jelas apakah Sukrawan akan nyaleg di Demokrat atau tidak. “Sukrawan sudah ke Demokrat. Sama saja, toh dapat juga tiket caleg,” katanya.

Wijaya juga mengakui Rai Budiasa memang dicalonkan ke DPRD Bali dari Dapil Gianyar. “Rasanya Rai Budiasa memang masuk dari Dapil Gianyar, namanya sudah saya kirimkan juga ke DPP Golkar. Tapi, tergantung DPP Golkar lagi,” tandas Wijaya.

Sayangnya, Dewa Sukrawan beluk berhasil dikonfirmasi NusaBali terkait masalah pencalegan ini. Saat dihubungu NusaBali per telepon kemarin, ponselnya tidak aktif. Sedangkan Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta yang hendak dikonfirmasi terkait informasi Dewa Sukrawan nyaleg di partainya, justru tidak menjawab telepon.

Sebaliknya, Dewa Rai Budiasa mengaku tidak tahu kalau namanya masuk daftar caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar. “Waduh, saya belum tahu apa-apa. Saya sudah tidak menjadi pengurus Golkar, sudah tidak aktif. Saya fokus di yayasan. Masa dijadikan caleg? Belum pernah saya lihat daftarnya,” tutur mantan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta ini. *nat

Komentar