nusabali

MPLS Diisi Penyuluhan RSJ Bangli

  • www.nusabali.com-mpls-diisi-penyuluhan-rsj-bangli

Anak-anak sekarang cenderung pegang HP. Nah, dengan mengundang RSJ kami harap mereka bisa membatasi HP.

GIANYAR,  NusaBali
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tidak lagi identik dengan perploncoan. MPLS yang berlangsung empat hari ini didominasi materi penyuluhan. Seperti diungkapkan Wakil Ketua Panitia PPDB SMPN 1 Sukawati  I Made Sila SPd,  Senin (9/7).

"Kami usahakan tidak ada perploncoan. Bermain sesuai aturan saja," ujarnya. Kegiatan MPLS pun dipastikan lebih cenderung pada hal-hal positif yang membangkitkan daya kreatifitas siswa baru. Sejumlah instansi yang diundang untuk mengisi MPLS seperti Kepolisian, BNNK Gianyar, hingga RS Jiwa Provinsi Bali.

"Sedari awal kami harapkan siswa baru memahami tata tertib lalu lintas. Aplagi lokasi sekolah merupakan jalur padat kendaraan. Juga agar menghindari narkoba dan kenakalan remaja," ujarnya. Tak kalah penting adalah kehadiran pihak RSJ Bangli. Menurut Made Sila, siswa baru perlu diberikan pemahaman tentang kejiwaan. Terutama ketika gadget saat ini dominan menyita waktu anak-anak. "Anak-anak sekarang cenderung pegang HP. Komunikasi dengan teman terbatas. Nah, dengan mengundang RSJ kami harap mereka bisa membatasi HP. Serta menjadi tertarik untuk aktif di organisasi, seperti OSIS," jelasnya. Meski MPLS didominasi penyuluhan, OSIS tetap punya tugas mendampingi siswa baru. "Tugas Osis membantu siswa baru lebih mengenal sekolah. Juga mengisi waktu senggang, ketika sudah selesai materi penyuluhan," terangnya. Untuk diketahui,  MPLS di sekolah favorit ini diikuti sebanyak 256 siswa baru. Tahun ajaran baru ini,  sekolah ini membuka 8 rombel dengan  jumlah 36 siswa per kelas.

Sementara itu, ribuan siswa SMP di Kungkung menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) hari pertama, Senin (9/7). Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung jauh-jauh hari sudah memberi peringatan kepada masing-masing pihak sekolah agar tidak ada aksi perploncoan.

Terlebih siswa di suruh membawa barang-barang yang sulit di cari dengan kata kunci tertentu. Apabila itu dilanggar maka kepala sekolah yang bersangkutan akan mendapat teguran dari Disdik. “Kegiatan MPLS sudah kita rapatkan bersama seluruh kepala sekolah, OPD, untuk dilaksanakan di masing-masing sekolah yang anti kekerasan,” tegas Kadisik Klungkung Dewa Gde Darmawan.

Kata dia, mesti dilakukan oleh orang dewasa dalam hal ini guru dan pembinanya, namun juga bisa menggunakan pengurus OSIS. “OSIS nya itu wajib dibimbing oleh pembinanya, sehinggga dalam pelaksanaannya, tidak ada nanti balas aksi balas dendam, kegiatan pempeloncoan dan sebagainya,” imbuh Dewa Darmawan. Tujuan MPLS ini, siswa memiliki pengetahuan bagaimana lingkungan sekolahnya, mengenal guru dan lainnya, tingkat pemahaman mereka yang penting.

Dewa Darmawan menegaskan, jika ada OSIS yang melakukan kekerasan, maka akan diberikan sanksi kepada pembina OSIS, guru dan kepala sekolahnya. Karena pihak sekolah yang teledor dalam pengawasan. “Sejauh ini kegiatan MPLS berjalan lancar dan aman,” katanya. MPLS ini dilaksanakan selama 3 hari, 9-11 Juli. Sesuai data Disdik siswa kelas 6 SD yang tamat pada tahun ajaran 2018 ini mencapai 2.921 siswa.

Pantauan NusaBali, kegiatan MPLS pada hari pertama siswa nampah semangat, seperti di SMPN 1 Semarapura, Klungkung. Selain diisi materi oleh para guru dan diajak memperkenalkan lingkungan sekolah, juga diselingi kegiatan riang gembira. *nvi,wan

Komentar