Pasokan Seret, Harga Cabe Melambung
Diduga karena pasokan seret, harga cabe keriting melesat naik. Para pedagang mengaku kelimpungan.
DENPASAR, NusaBali
Alasannya, kenaikan harga cabe tak cukup banyak memberi keuntungan, karena stok terbatas. Konsumen juga mengurangi pembelian. Hal tersebut disampaikan kalangan pedagang di Denpasar. “Pembelian berkurang, karena harga cabe naik,” Indra, pedagang bumbu di Pasar Kumbasari, Senin (9/7).
Kata Indra, kelangkaan cabe sudah terjadi sejak pekan lalu.Hanya, Indra mengaku tidak tahu penyebab merosotnya pasokan cabe. Apakah karena musim cabe sudah lewat, atau karena faktor lain seperti cuaca atau kendala transportasi. “Ndak tau, yang jelas pasokan menyusut,” ujar Indra. Menurutnya, tidak saja pasokan dari Jawa yang jeblok, namun pasokan cabe lokal Bali juga anjlok.
Nyoman Puspi, pedagang lainnya menyampaikan hal senada. “Mahal sekarang harga cabenya,” kata Puspi. Dia menunjuk cabe merah dan cabe hijau dagangannya. “ Sejak minggu sudah berkurang pasokannya,” ujar Puspi.
Para pedagang mengaku, lonjakan harga cabe jelas berpengaruh pada omset penjualan mereka. Penjualan menurun, karena konsumen mengurangi pembelian. Walau pun lonjakan harga, hal yang biasa terjadi di pasaran. “Kalau harga naik saat hari raya seperti Galungan, cabe pasti tetap dicari,” ujar pedagang.
Dari pantauan harga eceran cabe merah rata-rata di atas 57.500 per kilogram. Mengalami kenaikan 13 persen dari harga rata-rata per kilogram pada Minggu (8/7) yang ‘hanya’ rata-rata Rp.50.750 per kilogram. Lonjakan harga cabe rawit hijau lebih tinggi lagi, yakni 58 persen. Dari rata-rata hanya Rp 21.000 per kilo, di hari sebelumnya, menjadi Rp 33.250 per kilogram pada Senin (9/7). Sedang bumbu yang harganya mengalami penurunan adalah bawang merah. Menurun 2,250 persen dari Minggu (8/7). Yakni dari Rp 26.250 per kilogram, menjadi Rp 24.000 per kilogram.
Kasi Pengendalian Barang Pokok dan Barang Penting, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali Gatot Supriatin, menatakan, “Kenaikan harga (cabe) tersebut akibat turunnya pasokan dari Jawa.” Hal itulah yang menyebabkan, harga cabe rawit naik. “Karena stoknya sedikit,” jelas Gatot Supriatin.*k17
Alasannya, kenaikan harga cabe tak cukup banyak memberi keuntungan, karena stok terbatas. Konsumen juga mengurangi pembelian. Hal tersebut disampaikan kalangan pedagang di Denpasar. “Pembelian berkurang, karena harga cabe naik,” Indra, pedagang bumbu di Pasar Kumbasari, Senin (9/7).
Kata Indra, kelangkaan cabe sudah terjadi sejak pekan lalu.Hanya, Indra mengaku tidak tahu penyebab merosotnya pasokan cabe. Apakah karena musim cabe sudah lewat, atau karena faktor lain seperti cuaca atau kendala transportasi. “Ndak tau, yang jelas pasokan menyusut,” ujar Indra. Menurutnya, tidak saja pasokan dari Jawa yang jeblok, namun pasokan cabe lokal Bali juga anjlok.
Nyoman Puspi, pedagang lainnya menyampaikan hal senada. “Mahal sekarang harga cabenya,” kata Puspi. Dia menunjuk cabe merah dan cabe hijau dagangannya. “ Sejak minggu sudah berkurang pasokannya,” ujar Puspi.
Para pedagang mengaku, lonjakan harga cabe jelas berpengaruh pada omset penjualan mereka. Penjualan menurun, karena konsumen mengurangi pembelian. Walau pun lonjakan harga, hal yang biasa terjadi di pasaran. “Kalau harga naik saat hari raya seperti Galungan, cabe pasti tetap dicari,” ujar pedagang.
Dari pantauan harga eceran cabe merah rata-rata di atas 57.500 per kilogram. Mengalami kenaikan 13 persen dari harga rata-rata per kilogram pada Minggu (8/7) yang ‘hanya’ rata-rata Rp.50.750 per kilogram. Lonjakan harga cabe rawit hijau lebih tinggi lagi, yakni 58 persen. Dari rata-rata hanya Rp 21.000 per kilo, di hari sebelumnya, menjadi Rp 33.250 per kilogram pada Senin (9/7). Sedang bumbu yang harganya mengalami penurunan adalah bawang merah. Menurun 2,250 persen dari Minggu (8/7). Yakni dari Rp 26.250 per kilogram, menjadi Rp 24.000 per kilogram.
Kasi Pengendalian Barang Pokok dan Barang Penting, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali Gatot Supriatin, menatakan, “Kenaikan harga (cabe) tersebut akibat turunnya pasokan dari Jawa.” Hal itulah yang menyebabkan, harga cabe rawit naik. “Karena stoknya sedikit,” jelas Gatot Supriatin.*k17
Komentar