nusabali

Embung Tercemar Abu Vulkanik

  • www.nusabali.com-embung-tercemar-abu-vulkanik

Embung di Banjar Pura Gae dengan kapasitas 14.000 meterkubik sejak tuntas dibangun airnya keruh.

AMLAPURA, NusaBali
Hujan abu yang terjadi sejak erupsi Gunung Agung mencemari air di sejumlah embung. Sehingga airnya tidak layak dikonsumsi karena abu mengandung zat kimia silika (SiO2), alumunia (Al2O3), yang berasal dari pecahan batu-batu bercampur mineral dan kaca vulkanik. Bahkan abu yang mencemari sejumlah embung sejak September 2017 belum dilakukan pembersihan.

Perbekel Desa Pempatan, I Nengah Kuta, mengatakan, air yang masih tersimpan di dalam embung hanya digunakan untuk mencuci dan menyiram tanaman. Warga pun khawatir mengalami krisis air saat musim panas nanti. “Air embung tercemar abu vulkanik karena hampir setiap hari terus terjadi hujan abu. Airnya tidak bisa dikonsumsi, hanya untuk menyiram tanaman dan mencuci,” kata Nengah Kuta, Senin (9/7). Dikatakan, air embung tercemar abu vulkanik sejak September hingga November 2017. “Sejak tercemar abu vulkanik, air embung belum dikuras sehingga abu masih mengendap,” tambahnya.

Embung di Banjar Pura Gae dibangun tahun 2006 oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan biaya Rp 3,179 miliar kapasitas 14.000 meterkubik, sejak tuntas dibangun airnya keruh. Sebab air dari hulu Gunung Agung mengalir bercampur sampah sehingga banyak sedimen yang masuk ke penampungan air. Begitu juga embung di Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem. Menurut kelian Banjar Yehkori, I Komang Sudirman, walau belakangan tidak kena hujan abu tetapi sisa abu letusan sebelumnya masih tertampung di embung itu. “Airnya masih tercemar abu saat letusan Gunung Agung September-November 2017. Apalagi belum dibersihkan, sehingga air belum bisa dikonsumsi,” jelas Komang Sudirman.

Embung Banjar Yehkori di jaba Pura Penataran yang lokasinya di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III lereng Gunung Agung bagian selatan. Embung Banjar Yehkori dibangun tahun 2006 dengan anggaran APBD Karangasem sebesar Rp 1,366 miliar. Embung ini untuk melayani 180 KK dengan ukuran embung panjang 49 meter, lebar 40 meter, dan tinggi 3 meter, volumenya 5.133 meterkubik.

Berbeda dengan embung di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang jarak 4,7 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung, walau belakangan terjadi hujan abu, tetapi embung terhindar dari bahaya itu. “Astungkara, embung di Banjar Temukus selama ini terhindar dari abu vulkanik,” jelas Bendesa Pakraman Temukus I Nengah Sindia. Sementara Kepala Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Karangasem, I Ketut Sedana Mertha, saat dihubungi per telepon ada nada sambung, hanya saja belum merespon terkait kondisi terakhir embung di lereng Gunung Agung. *k16

Komentar