nusabali

Anjing Positif Rabies Gigit 13 Warga Desa Ketewel

  • www.nusabali.com-anjing-positif-rabies-gigit-13-warga-desa-ketewel

Sebelum menyerang banyak warga, anjing jantan berusia 7 bulan bernama Belly sempat menghilang 3 hari pasca mengginggit anak majikannya, Komang Dea Triana, di Banjar Manyar, Desa Ketewel

Pasca Serangan Anjing Rabies di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar


GIANYAR, NusaBali
Kasus anjing positif rabies menyerang warga kembali terjadi di wilayah Kecamatan Sukawati, Gianyar. Setelah 3 warga di Banjar Jeleka, Desa Batuan digigit anjing positif rabies, kini giliran 13 warga di Banjar Manyar, Desa Ketewel mengalami musibah serupa. Tiga (3) korban di antaranya dari satu keluarga yang notabene merupakan majikan dari anjing terjangkit tersebut.

Anjing positif rabies yang menyerarng 13 warga Desa Ketewel ini merupakan anjing jantan jenis ras mix milik I Wayan Sukariana, 48, krama Banjar Manyar. Anjing warna coklat yang diberi nama Belly ini dominan menggigit korban di bagian kaki. Para korban diserang dalam tiga hari berbeda-beda, yakni Senin (2/7), Kamis (5/7), dan Jumat (6/7).

Pemilik anjing, I Ketut Sukariana, ikut jadi korban bersama anaknya Ni Komang Dea Triana, 8, dan ayahnya, I Nyoman Gidug, 80. “Anak dan suami saya digigit di halaman rumah. Padahal, biasanya si Belly polos dan sering diajak bercanda,” ungkap istri dari Ketut Sukariana, Ni Wayan Deniati, 45, di rumahnya kawasan Banjar Manyar, Desa Ketewel, Senin (9/7).

Terungkap, sebelum menyerang banyak warga sebanjar, anjing jantan bernama Belly ini sempat sakit, lalu menghilang selama 3 hari. Korban pertama yang diggit adalah anak majikannya, yakni bocah Komang Dea Triana, 2 Juli 2018, yang diserang di kaki kiri. Setelah menggigit bocah berusia 8 tahun ini, anjing tersebut langsung menghilang selama 3 hari.

“Saat menghilang itulah, anjing ini sempat menggigit sejumlah warga yang kebetulan beraktivitas di Pantai Ketewel. Karena ada yang tahu pemiliknya, maka anjing bernama Belly ini ditangkap warga dan dikembali ke majikannya,” ungkap Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertandinan Gianyar, Ngakan Ready, Senin kemarin.

Setibanya di rumah, anjing yang sempat menghilang 3 hari ini kembali menyerang keluarga majikannya. Yang pertama digigit adalah I Nyoman Gidug, ayah dari majikannya, Wayan Sukariana. Kakek berusia 80 tahun ini digigit saat hendak mengkandangkan anjing tersebut. Bukan hanya itu, Wayan Sukariana juga sempa digigit di halaman rumahnya.

Beruntung, anjing jantan yang total sudah menggigit 13 warga sebanjar ini berhasil dimasukkan ke dalam kandang. Selanjutnya, Kepala UPT Keswan Sukawati, Drh Nyoman Arya Dharma, kemudian datang melakukan investigasi. “Karena sudah cukup banyak korban, anjing tersebut akhirnya kami eliminasi sesuai SOP. Sampel otaknya, sore itu juga kami kirim ke Denpasar untuk diteliti,” jelas Arya Dharma saat ditemui di rumah pemilik anjing di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Senin kemarin.

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang keluar Minggu (8/7), anjing bernama Belly ini positif rabies. Sehari kemudian, Senin kemarin, warega Banjar Manyar, Desa Ketewel dikumpulkan untuk mendengarkan sosialisasi dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Gianyar dan Puskesmas Sukawati. Dari situ, krama setempat sepakat dilakukan eliminasi selektif demi meminimalkan risiko penularan virus rabies.

Menurut Kabid Keswan Dinas Pertanian Gianyar, Ngakan Ready, eliminasi akan dilakukan selektif dengan hanya menyasar anjing yang sempat kontak dengan si Belly dan anjing-anjing lainnya yang sengaja diliarkan. Ngakan Ready menyebutkan, kawasan Banjar Manyar, Desa Ketewel yang dekat Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra memamg rawan terjadi saling kontak anjing liar positif rabies.

Berdasarkan penelusuran, kata Ngankan Ready, anjing bernama Belly yang baru berusia 7 bulan ternyata sama sekali belum pernah divaksin. Selain itu, kesehariannya anjing ini juga sering dilepas dan keluar rumah. “Di sini dekat dengan Jalan Bypass dan pantai. Jadi, ini tempat strategis berkumpulnya anjing liar. Apalagi, si Bellu ada riwayat menghilang 3 hari,” terang Ngakan Ready.

Sementara itu, istri pemilik anjing positif rabies, Ni Wayan Deniati, mengatakan semua anggota keluarganya yang tergigit anjing (suami, anak, dan mertua, Red) sudah mendapatkan suntikan VAR. Menurut Deniati, keluarganya sudah memelihara anjing sejak 2 tahun lalu. Anjing yang pertama, yang merupakan infduk dari si Belly, sudah divaksin. “Ini induknya sudah divaksin. Punya 2 anak, satunya sudah diminta sama keluarga lain. Si Belly kita pelihara, tapi memang belum divaksin,” cerita Deniati.

Deniati mengisahkan, empat hari sebelum menggigit anaknya, si Belly menampakkan gelagat aneh. “Kayak sakit, nggak mau makan selama 4 hari. Lalu, si Belly pergi entah ke mana. Sempat cari-cari, tapi nggak ketemu. Tahu-tahu, ada orang bawa pulang ke rumah. Katanya sudah banyak menggigit warga. Langsung mertua saya ikat dan krangkeng, tapi justru balik menggigit. Akhirnya, kami lapor ke petugas, baru kemudian si Belly dieliminasi,” jelas Deniati.

Sebelumnya, seekor anjing positif  rabies juga menggigit 3 orang di Banjar Jeleka, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Senin (2/7) sore hingga Selasa (3/7) malam. Dua dari tiga korban yang terrgigit adalah majikan (pemilik) anjing itu sendiri, I Wayan Kota, 49, dan keponakannya, Ni Putu Devi Meirayanthi, 5. Satu korban tergigit lagi adalah Ni Wayan Suryati, warga Banjar Lantangidung, Desa Batuan yang berkunjung ke rumah pemilik anjing. *nvi

Komentar