nusabali

Banjir di Jepang, 49 Tewas dan 48 Hilang

  • www.nusabali.com-banjir-di-jepang-49-tewas-dan-48-hilang

Banjir melanda sebagian wilayah Jepang. Sebanyak 49 orang tewas dan 48 orang hilang akibat banjir tersebut.

TOKYO, NusaBali
Di sisi lain, pemerintah mendorong perintah evakuasi terhadap dua juta penduduk yang tinggal di bagian tengah dan barat negara itu. "Empat puluh sembilan orang telah tewas dan 48 orang tidak ditemukan di bagian barat dan tengah Jepang karena hujan deras menghantam daerah itu," sebut media Jepang NHK seperti dilansir detik dari Reuters, Minggu (8/7).

Sementara itu, Badan Meteorologi dan Klimatologi Jepang memberikan peringatan bahaya cuaca di bagian barat dan tengah Jepang pada hari Sabtu (7/7) waktu setempat. Warga juga diminta mewaspadai tanah longsor hingga badai.

Rekaman helikopter dari ketinggian menunjukkan orang-orang menempati atap rumah mereka sambil melambai meminta bantuan di Kurashiki. Tentara Jepang juga diterjunkan untuk menyelamatkan anak-anak dengan perahu dari luapan sungai di Hiroshima.

Longsor dan banjir bandang terjadi di wilayah Hiroshima, Ehime, Okayama, Kyoto, dan area lainnya. Desa-desa terendam banjir dengan hanya bagian atas lampu lalu lintas yang terlihat.

Juru bicara utama pemerintah Yoshihide Suga mengatakan, jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah, menyusul laporan dari media lokal yang menyatakan lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya hilang.

Di Motoyama, sebuah kota di pulau Shikoku, sekitar 600 km dari Tokyo, hujan turun sejak Jumat (6/7) dan Sabtu (7/7) pagi. Di antara yang tewas adalah seorang pria yang jatuh dari jembatan di kota Hiroshima barat, dan seorang pria berusia 77 tahun di Takashima yang hanyut saat bekerja untuk membersihkan puing-puing.
"Pada Sabtu pagi, lebih dari 1,6 juta orang telah diperintahkan untuk mengosongkan rumah mereka karena bahaya banjir dan tanah longsor susulan. 3,1 juta lebih warga disarankan untuk pergi," kata Badan Penanganan Bencana dan Kebakaran Jepang.

Namun perintah evakuasi terhadap 2 juta orang untuk mengungsi tidak sepenuhnya diikuti penduduk. Banyak yang tetap bertahan di dalam rumah sehingga membuat mereka terjebak oleh air yang naik secara cepat dan tanah longsor yang tiba-tiba. Sementara itu, badan meteorologi mengeluarkan peringatan tingkat tertinggi untuk dua wilayah baru pada Minggu (8/7). Status peringatan di wilayah lain dicabut mengingat hujan sudah mereda.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan sekitar 48 ribu polisi, petugas pemadam kebakaran dan anggota Pasukan Bela Diri Jepang dikerahkan memberikan bantuan. Beberapa produsen besar, termasuk Daihatsu dan Mitsubishi seperti dikutip dari kompas menghentikan operasional pabrik di wilayah yang terkena bencana.

Banjir bandang dan tanah longsor menjadi krisis terkait hujan paling mematikan di Jepang sejak 2014. Pada tahun itu, setidaknya 74 orang tewas akibat tanah longsor yang disebabkan hujan deras di wilayah Hiroshima. *

Komentar