nusabali

Berubah Jadi Objek Wisata, Warung Dadakan Pun Bermunculan

  • www.nusabali.com-berubah-jadi-objek-wisata-warung-dadakan-pun-bermunculan

Meski gundukan pasir tempat penguburan bangkai Paus raksasa di Pantai Batu Tumpeng, Banjar Tangkas, Desa Pakraman Gelgel mulai munculkan bau amis menyengat, pengunjung tetap saja berfoto selfie.

Pasca Penguburan Bangkai Paus Raksasa di Pantai Batu Tumpeng, Desa Pakraman Gelgel

SEMARAPURA, NusaBali
Bangkai ikan Paus berbobot sekitar 50 ton yang ditemukan kampih (terdampar) di Pantai Batu Tumpeng, Banjar Tangkas, Desa Pakraman Gelgel, Kecamatan Klungkung, Senin (14/3), telah dikuburkan. Lokasi temuan dan penguburan bangkai Paus raksasa ini pun berubah jadi objek wisata, diiringi munculnya warung-warung dadakan. Hingga Selasa (15/3) petang, warga masih berdatangan silih berganti untuk menyaksikan kuburan Paus yang mulai memunculkan bau amis ini.

Penguburan bangkai ikan Paus dengan panjang 16,2 meter dan lingkar badan sekitar 11 meter tersebut telah dikuburkan di pesisir Pantai Batu Tumpeng, Banjar Tangas, Senin tengah malam pukul 24.00 Wita. Proses penguburan berlangsung selama 2 jam, hingga Selasa dinihari pukul 02.00 Wita.

Petugas gabungan harus mengerahkan dua alat berat untuk menguburkan bangkai Paus raksasa jenis Sperma (Physeter Macrocephalur) ini. Saking besarnya bangkai Paus, petugas harus menggali kuburan sedalam 8 meter, dengan luas sekitar 20 meter x 6 meter. 
Pantauan NusaBali, Selasa kemarin, kuburan Paus yang lokasinya beberapa ratus meter arah barat dari Pura Batu Tumpeng, Desa Pakraman Gelgel ini menimbulkan gundukan setinggi 2 meter. Nah, di atas gundukan itulah tercium bau amis menyengat yang diduga berasal dari bangkai Paus.

Petugas sebetulnya sempat melakukan pemadatan dengan menggunakan alat berat, Selasa pagi pukul 08.00 Wita, untuk memastikan kuburan Paus tidak tergerus air laut. Ada 5 petugas dari Resort Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Klungkung yang ikut turun ke lokasi kuburan untuk memastikan semuanya aman. Namun, sisi selatan kuburan Paus yang berhadapan langsung dengan laut, tampak mulai terkikis oleh terjangan ombak.

Kepala Resort KSDA Klungkung, I Gusti Putu Warna, mengatakan pihaknya sengaja menerjunkan tim untuk mengecek situasi kuburan Paus di pantai Batu Tumpeng. Menurut IGP Warna, sejauh ini yang tergerus ombak hanya gundukan sisi selatan. 

Pihaknya yakin kuburan bangkai Paus di Pantai Batu Tumpeng cukup aman dari abrasi. Selain kuburannya cukup dalam, juga ditindih dengan batu-batu ukuran besar. Hanya saja, IGP Warna tetap khawatir jika bangkai Paus sampai menyembul, bisa menebar bibit penyakit. 

“Mudah-mudahan saja hal itu tidak terjadi,” harap IGP Warna. Mengenai merebaknya bau amis manyengat dari kuburan Paus, menurut IGP Warna, hal itu diduga berasal dari ceceran darah saat bangkai Paus dievakuasi saat penguburan, Senin malam.

Sementara, selama seharian kemarin, warga silih berganti berdatangan ke kuburan bangkai Paus di Pantai Batu Tumpeng. Sebagian dari mereka datang rombongan, karena penasaran oleh berita heboh sehari sebelumnya. Mereka langsung menyerbu berdiri di atas kuburan Paus sambil berfoto selfie. Lokasi penguburan bangkai Pasu raksasa ini pun berubah jadi objek wisata.

Menurut salah seorang pengunjung, I Putu Wirawan, mengaku sengaja datang ke kuburan Paus, karena sebelumnya tidak sempat menyaksikan langsung bangkai hewan suci yang dipercaya sebagai rencang (pengiring) Ida Batara Baruna---penguasa alam laut---tersebut. “Ya, dapat melihat dan berfoto atas kuburan Paus saja sudah cukup bagi saya,” ujar pria asal kawasan wisata Ubud, Gianyar ini kepada NusaBali. Putu Wirawan yang kemarin datang ke Pantai Batu Tumpeng bersama keluarganya, mengaku mencium bau amis di atas gundukan kuburan Paus. 

Peristiwa langka terdamparnya bangkai Paus itu sendiri menjadi rezeki bagi warga di Pantai Bantu Tumpeng. Banyak muncul warung dadakan di Pantai Batu Tumpeng, sejak Senin pagi, untuk memanjakan lidah masyarakat yang berdatangan ke lokasi. Hasil jualan mereka juga lumayan besar.

Salah satu warung Ni Negah Suwitri, yang sudah sejak lama buka di bibir Pantai Batu Tumpeng, bahkan dapat lonjakan hasil jualan mencapai Rp 3 juta sehari. Padahal, pada hari-hari biasanya, pemilik warung ini hanya kecipratan rezeki kisaran Rp 200.000 sehari. “Saking ramainya pengunjung, saya sampai menambah tenaga 2 orang, selaju juga buka hingga dinihari pukul 03.00 Wita,” tutur Nengah Suwitri di warungnya, Selasa kemarin.

Sementara itu, seorang warga yang nongkrong di warung Nengah Suwitri, yakni I Putu Juni, berharap pemerintah bisa menata Pantai Batu Tumpeng pasca peristiwa terdamnparnya bangkai Paus raksasa. “Ini bisa jadi momen bersejarah. Terdamparnya Paus ukuran raksasa tentu menjadi daya tarik wisata tersendiri. Bila perlu, dibuat Monumen Paus di pantai Batu Tumpeng ini,” harap Putu Juni.

Peristiwa kampihnya bangkai Paus raksasa berwarna hitam dan berkepala kotak, sebagaimana diberitakan, pertama kali diketahui dua warga Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, I Nengah Sunarta dan I Nengah Darta, Senin subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Ketika itu, mereka ini hendak membuka jaring Lobster di Pantai Batu Tumpeng.
Mereka terkejut melihat ada Paus terdampar hanya berjarak 3 meter dari bibir pantai. 

Setelah diamati, Paus tersebut sudah dalam kondisi mati. Peristiwa terdamparnya bangkai Paus raksasa disampaikan kepada warga lainnya. Sampai akhirnya bangkai Paus diunggah ke media sosial Facebook (FB). Dari situ, informasi dengan cepat menyebar luar.

Senin pagi sekitar pukul 06.00 Wita, puluhan warga mulai berdatangan ke Pantai Batu Tumpeng untuk menyaksikan langsung bangkai Paus. Sebagian dari mereka berfoto selfie, bahkan ada yang naik ke atas bangkai Paus itu. Sejak pagi hingga petang, pengunjung silih berganti datang ke lokasi teronggoknya bangkai Paus di Pantai Batu Tumpeng. 

Tidak sedikit di antara warga yang datang sambil membawa canangsari dan dihaturkan di atas bangkai Paus. Bahkan, ada pula sejumlah warga yang datang ke lokasi dengan membawa gergaji dan blakas (sejenis golok) untuk memotong gigi dan kelamin bangkai Paus. 

Petugas dari berbagai unsur juga terjun ke lokasi TKP untuk mengevakuasi bangkai Paus raksasa. Namun, evakuasi baru bisa dilakukan pas tengah malam pukul 24.00 Wita, hingga bangkai Paus raksasa langsung dikuburkan. 7 w

Komentar