nusabali

Bupati Kunjungi Korban Erupsi

  • www.nusabali.com-bupati-kunjungi-korban-erupsi

Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, mengunjungi korban erupsi Gunung Agung yang mengalami patah kaki kanan, Ni Wayan Laba, 76, di gedung Wijaya Kusuma RSUD Karangasem, Kamis (5/7).

AMLAPURA, NusaBali
Pengungsi dari Banjar Untalan, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, itu terjatuh saat menyelamatkan diri saat terjadi erupsi Gunung Agung, Senin (2/7) malam. Bupati Mas Sumatri menengok korban akibat erupsi untuk memotivasi agar tabah dan tegar menghadapi cobaan. “Sebaiknya jangan panik, walau suara gemuruh terdengar, lakukan penyelamatan tanpa tergesa-gesa,” pinta Bupati Mas Sumatri. Sebab proses letusan disertai lelehan lava pijar cukup panjang. Walau lava telah keluar dari kawah Gunung Agung, material itu masih meleleh di sekitar lereng, masih lama hingga mengalir ke sungai-sungai berhulu di Gunung Agung.

Sementara Wayan Laba menuturkan, saat Gunung Agung erupsi ia sedang tidur. Tiba-tiba mendengar suara gemuruh sangat keras sehingga terjaga dari tidurnya. Ia yang terkejut mendengar suara menggelegar bergegas keluar kamar tidur. Begitu menginjakkan kaki di halaman rumah, korban terjatuh. Lutut kanannya patah, tak bisa jalan malam itu. Meski tak mampu berjalan tetapi masih sempat menyaksikan lontaran lava pijar disertai lelehan lava di lereng Gunung Agung bagian timur.

Sebenarnya menurut Laba, lelehan lava pijar tersebut tidak terlalu menakutkan, ia terkejut karena mendengar suara menggelegar. “Letusan Gunung Agung tahun 1963 jauh lebih besar dibandingkan lelehan lava pijar saat ini. Tahun 1963 lava hingga menjalar di sepanjang lereng Gunung Agung, bahkan sampai mengalir ke sungai,” kenangnya. Sementara tenda pengungsi milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di Banjar/Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, tertimpa pohon lontar. Tak ada korban jiwa dalam mjusibah itu. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag, langsung melaporkan ke BPBD Karangasem dan ke relawan PMI Provinsi Bali agar segera ditindaklanjuti mendirikan tenda baru.

Di Banjar Ban, ada dua lokasi pengungsi di kebun dan di halaman Kantor Desa Ban, menampung 704 pengungsi berasal dari Banjar Belong, Banjar Bonyoh, Banjar Cegi, Banjar Pengalusan, Banjar Pucang, Banjar Temakung. Sebab, mereka bermukin di KRB III radius 6 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Dari 704 pengungsi itu terdiri dari laki 358 jiwa, perempuan 346 jiwa. Dari sejumlah itu, termasuk anak-anak 52 jiwa, balita 29 jiwa, lansia 58 jiwa, ibu hamil 1 jiwa, dan cacat 1 jiwa. *k16

Komentar