nusabali

Tak Mampu Bayar Kontrakan, Bule Australia Nekat Bunuh Diri

  • www.nusabali.com-tak-mampu-bayar-kontrakan-bule-australia-nekat-bunuh-diri

Seorang warga negara asing (WNA) asal Australia, Stainer Lion Petter, 58, ditemu¬kan tewas gantung diri di dalam rumah kontrakannya di Perum Kampial Resident III Nomor 6 Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (2/7) pagi.

Peristiwa Maut di Perum Kampial Resident Benoa

DENPASAR, NusaBali
Dugaan sementara, WNA pengangguran ini nekat bunuh diri karena tidak mampu lunasi kontrakan rumah. Korban Stainer Lion Petter ditemukan tewas menggantung di pintu kamar mandi rumah kontrakannya, menggunakan tali plastik merah yang dikaikan ke plafon setinggi 2 meter. Tragisnya, pergelangan tangan kiri korban mengalami 6 luka sayatan, sementara pergelangan tangan kanannya mengalami 3 luka sayatan. Bule Australia berusia 58 tahun ini diduga lebih dulu melukai tangannya dengan pisau, sebelum nekat gantung diri.

Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Nengah Patrem melalui Kanit Reskrim Iptu Muhamad Nurul Yaqin, mengatakan kematian korban Stainer Lion Petter diketahui Senin pagi sekitar pukul 08.30 Wita. Kematian bule pemegang paspor nomor 6067527 ini pertama kali diketahui oleh pemilik rumah kontrakan, I Wayan Wela, 55.

Pagi itu, saksi Wayan Wela datang ke rumah kontrakannya bersama Ketua Perumahan Perum Kampial Resident, I Wayan Guntur, 46, dengan maksud untuk memeriksa kondisi rumahnya yang dikontrakan seharga Rp 15 juta per tahun kepada korban. Setibanya di halaman rumah, Wayan Wela dan Wayan Guntur berusaha memanggil-manggil korban Stainer Lion, yang konon tinggal di sana bersama istrinya asal Bandung, Jawa Barat, Tati.

Namun, berkali-kali dipanggil, korban Stanier Lion tidak menjawab. Maka, Wayan Wela dan Wayan Guntur pun pilih memeriksa kondisi rumah dengan masuk dari pintu belakang. Saat itu, pintu belakang ditemukan dalam kondisi terbuka, sehingga saksi langsung masuk menuju kamar mandi.

Betapa terkejutnya saksi Wayan Wela dan Wayan Guntur, ketika melihat korban Stainer Lion sudah tewas dalam posisi menggantung di kamar mandi. Saksi pun langsung mengubungi pecalang untuk seterusnya melaporkan temuan heboh ini ke polisi.

Begitu mendapat laporan, petugas Reskrim Polsek Kuta Selatan lanysung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, proses identifikasi, dan evakuasi jasad korban. Petugas Inafis Polresra Denpasar juga terjun ke lokasi TKP untuk memeriksa kondisi jasad korban dan mencari sejumlah barang bukti.

Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan luka sayatan di pergelangan tangan kiri dan kanan korban, yang mengenakan baju kaos hijau dan celana pendek motif kotak kotak. Pada lantai tepat di bawah tubuh korban menggantung, ditemukan ceceran darah dan sebilah pisau yang diduga digunakan bule Australia tersebut untuk menyayat pergelangan tangannya. Usai dilakukan identifikasi, jasad korban kema-rin langsung dievakuasi ke Instalasi Kedokteran Forensik RU Sanglah, Denpasar untuk divisum.

Sementara, petugas kepolisian kemarin juga langsung meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk pemilih rumah kontrakan, Wayan Wela. Menurut keterangan Wayan Wela, korban Stainer Lion sudah tinggal di rumah kontrakannya itu sejak 30 Juni 2017 lalu. Korban tinggal bersama istrinya, Tati, asal Bandung.

Wayan Wela menyebutkan, rumahnya itu dikontrakkan seharga Rp 15 juta per tahun. Namun, korban baru membayar Rp 10 juta. Karena itu, per 30 Juni 2018 lalu Wayan Wela sempat bertandang ke rumah kontrakannya itu, dengan maksud untuk meminta sisa uang kontrakan kepada korban seraya memberitahu bahwa masa tinggalnya sudah selesai.

“Tapi, saat ditemui kala itu, bule Australia tersebut (korban) mengaku tidak memiliki uang untuk membayar kontrakan rumah,” ungkap Wayan Wela, yang kesehariannya tinggal di Jalan Srikandi 36 Lingkungan Penyarikan, Kelurahan Benoa, Kecanmatan Kuta Selatan, sebagaimana ditirukan Kanit Reskrim Polsek Kuta Selatan, Iptu Muhamad Nurul Yaqin.

Sehari kemudian, 1 Juli 2018, Wayan Wela kembali datang ke rumah kontrakannya dengan maksud menanyakan kelanjutan kontrak. Namun, lagi-lagi Wayan Wela tidak mendapat jawaban pasti dari koban Stainer Lion. Karenanyai, sang pemilik rumah mengancam akan melaporkan masalah ini ke polisi.

Menurut Iptu Nurul Yaqin, pemilik rumah Wayan Wela akhirnya melaporkan masalah ini kepada Wayan Guntur selaku Ketua Perumahan Perum Kampial Resident sehari berkutnya, Senin pagi. Mereka pun datang ke rumah kontrakannya. Namun, korban Stainer Lion keburu ditemukan tewas gantung diri.

Kompol Nurul Yakin menyebutkan, berdasarkan penelusuran, korban Stainer Lion sudah lama tinggal sendirian di rumah kontrakan tersebut. “Sebab, istrinya (Tati) sudah pergi meninggalkan korban sekitar 4 bulan lalu,” katanya. *dar

Komentar