nusabali

Pertamax Melesat Rp 9.500 per Liter

  • www.nusabali.com-pertamax-melesat-rp-9500-per-liter

Jenis BBM nonsubsidi, Pertamax cs meroket. Beruntung Pertalite masih bertahan dengan harga lawas Rp 7.800 per liter.

Enam SPBU di Bali Kembali Jual Premium


DENPASAR, NusaBali
Bulan Juli, Pertamina langsung merilis harga baru jenis bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Tak tanggung-tanggung, BBM jenis Pertamax untuk wilayah Bali melesat menjadi Rp 9.500 per liter, dari harga sebelumnya Rp 8.900 per liter.  Kenaikan kali ini mencatat rekor tertinggi. Jarena sebelumnya, pada 24 Februari 2018, kenaikan di kisaran mulai dari Rp300 per liter hingga Rp750 per liter.  

“Kenaikan harga itu berlaku se-Indonesia namun besaran kenaikannya bervariasi, antara Rp600 sampai Rp900, menyesuaikan dengan provinsi masing-masing,” kata VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, Minggu (1/7)

Harga Pertamax Rp9.500 per liter juga ditetapkan untuk wilayah NTB, NTT, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu. Sementara untuk Provinsi Riau, Pertamax naik menjadi Rp9.900 per liter. Ada pun di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Papua dan Papua Barat, Pertamax menjadi seharga Rp9.700 per liter.

Selain Pertamax, bandrol Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, per Minggu (1/7) juga pakai harga baru.  Di Bali, harga Pertamax Turbo sebelumnya Rp10.100 per liter kini menjadi Rp10.700 per liter. Harga Dexlite dari harga Rp8.100 per liter menjadi Rp9.000 per liter. Pertamax Dex dari harga Rp10.000 per liter menjadi Rp10.500 per liter.

Secara umum, kata Adiatma, kenaikan harga masing-masing jenis BBM nonsubsidi itu di bawah sepuluh persen saja. Kenaikan harga menyesuaikan dengan harga minyak dunia yang juga sedang naik sekarang. “Harga minyak dunia kan naik. BBM kita (BBM yang dijual di Indonesia) hampir sembilan puluh persen kan impor, jadi mengikuti harga minyak dunia, sehingga kita tidak bisa mengontrolnya,” katanya.

Sementara di lapangan, kenaikan harga BBM belum  berdampak drastis terhadap perubahan konsumsi BBM dari Pertamax beralih ke Pertalite atau Premium.Hal tersebut diperkirakan karena  pengumuman kenaikan tersebut baru sehari. Sedang Minggu kemarin, merupakan hari libur. “Tak tahu besok (Senin ini),” ujar I Nengah Merta Yasa, seorang petugas di SPBU 54. .801.37 di Jalan Gatot Subroto, Tohpati Denpasar. Pasokan BBM, termasuk premium kata Merta Yasa juga tetap normal.

Tak jauh beda dengan di SPBU 54. 805.06 di Jalan Raya Celuk Sukawati, Gianyar. Petugas SPBU setempat menyatakan kondisi layanan SPBU dalam kondisi normal. Relatif belum terlihat perubahan yakni peralihan konsumsi BBM karena kenaikan harga tersebut. Diperkirakan dalam sepekan, baru akan dirasakan ada perubahan atau tidak konsumsi BBM karena  kenaikan harga BBM tersebut.

Kondisi serupa juga terjadi di Bangli.  Namun pasca kenaikan harga tersebut salah satu SPBU yang ada di wilayah Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, beberapa jam ditutup  untuk melakukan penyesuaian tera harga.

Salah seorang pengguna kendaraan pun terlihat kaget saat mengisi Pertamax,  “Belum tahu ada kenaikan lagi, pas ngisi di SPBU baru tahu kalau ada kenaikan. Kami lihat pada alat pengisian tertera Rp 9.500,” ujar Gusti Putra Yasa di salah satu SPBU Bangli.

Kenaikan tajam Pertamax ini dikhawatiri akan membuat pengguna kendaraan kembali ke Premium atau Pertalite. Di sisi lain, Pertamina menyatakan telah mengembalikan jatah penjualan premium untuk 6 SPBU di Bali, sesuai Revisi Kepres Nomor 91 Tahun2014. Ke -6 SPBU yang telah dikembalikan jatah penjualan premiumnya, masing-masing 2 SPBU di Denpasar, 2 SPBU di Buleleng dan 2 SBPU di Gianyar.  

“Pasokan (premium) tetap, karena 70 persen dari SPBU di Bali masih jual premium,” kata Sales Executive Retail IX Marketing Branch Operation Region V Pertamina Aris Irmi, mengatakan hal itu, Minggu (1/7).   Di Bali kata Aris Irmi ada 191 SPBU. Dari jumlah tersebut, 70 persen masih menjual premium. Karena itulah pasokan premium tetap terjamin. *k17, e

Komentar