nusabali

Jenazah Pariani Terkendala Penutupan Bandara

  • www.nusabali.com-jenazah-pariani-terkendala-penutupan-bandara

Jenazah baru diserahterimakan pada Sabtu dinihari menyusul keterlambatan penerbangan akibat penutupan bandara Ngurah Rai.

Pihak Keluarga Siapkan Upacara Mengkingsan Ring Geni

SINGARAJA, NusaBali
Pemulangan jenazah tenaga kerja wanita (TKW) Ni Kadek Pariani, 33, asal Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng, sempat tertunda akibat penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, karena dampak erupsi Gunung Agung. Jenazah ‘pahlawan devisa’ ini baru bisa diserahkan kepada pihak keluarganya di Banjar Alas Sari, Pacung, Sabtu (30/6) dini hari, sekitar pukul 03.00 Wita. Rencananya, pihak keluarga akan melaksanakan upacara Pabasmian Makinsan Ring Geni, pada Redite Wage Krulut, Minggu (8/7) nanti.  

Sebenarnya jenazah Pariani sudah bisa dipulangkan dari Istanbul, Turki, tempatnya bekerja sebagai spa terapis. Nah saat transit di Bandara Internasional Sukarno Hatta, di Jakarta pada Jumat (29/6) pagi, jenazah tidak bisa diterbangkan ke Bali, karena Bandara Internasional Ngurah Rai, Tuban ditutup sementara akibat dampak erupsi Gunung Agung. Beruntung pada 14.30 Wita, bandara sudah dibuka kembali, namun keberangkatan jenazah korban yang meninggal dunia karena sakit ini molor dari rencana semula.

Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Perluasan Kerja (Pentaluas) Disnakertrans Buleleng, Wayan Susila Jumat (29/6) mengatakan, setelah  berkoordinasi dengan pihak BP3TKI, pemulangan jenazah Pariani dari Bandara Sukarno Hatta menuju Bandara Ngurah Rai sudah dapat dilakukan. Jenazah diberangkatkan dengan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 10, pada Jumat (29/6) malam sekitar pukul 21.15 WIB. “Kalau tidak ada hambatan teknis seperti penutupan Bandara Ngurah Rai akibat erupsi Gunung Agung, maka jenazah almarhum dijadwalkan tiba di Bali pada Sabtu (30/9) dinihari,” katanya saat dihubungi Jumat malam.

Selanjutnya, BP3TKI Bali mengantar jenazah menuju rumah orangtuanya di Banjar Alas Sari, Desa Pacung. Pihak Dinsnakertrans sudah berkoordinasi dengan pihak orangtua Pariani.

Sementara orangtua almarhum Pariani, Wayan Kariada mengaku sudah mendapat kepastian informasi jadwal pemulahan jenazah anaknya itu. Kariada juga mengaku sudah mempersiapkan upacara bagi jenazah anaknya, berupa Makinsan Ring Geni, yang akan dilaksanakan pada Redite Wage Krulut nanti. “Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada pemerintah dan kedutaan di Turki yang membantu pemulangan jenazah anak saya, tanpa biaya apapun. Nanti upacaraya tanggal 8 Juli, sesuai tradisi adat di desa,” katanya. *k19

Komentar