nusabali

Mahayastra Diselamati Ayah Gek Rani

  • www.nusabali.com-mahayastra-diselamati-ayah-gek-rani

Mahayastra mengatakan tak ada eforia atas kemenangan Paket Aman dari kader PDIP, lebih memilih menunggu hasil perhitungan resmi KPU.

GIANYAR, NusaBali
Berdasarkan hasil hitung sementara dari KPU Gianyar, Paket Aman (Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun), dipastikan akan memenangi Pilkada Gianyar, 27 Juni 2018. Paket Aman yang diusung PDIP dan didukung Hanura ini meraih 192.533 suara (67,04 persen). Lawannya, Paket Kertha-Maha (Tjokorda Raka Kerthyasa-Pande Istri Maharani Prima Dewi) diusung Golkar, Demokrat, Gerindra, PKPI, NasDem meraih 94.666 (32,96 persen).

Namun paslon pemenang tersebut, khususnya kepada Cabup Paket Aman, Made Agus Mahayastra, belum menerima ucapan selamat dari paslon lawan, Kertha-Maha. Ucapan selamat atas kemenangan itu malah datang dari Kompyang Wisastra Pande, ayah Cawabup Paket Kertha-Maha, Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani, asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar.

“Saya belum ada dihubungi oleh paslon lawan. Tapi, tanggal 28 Juni, pukul 09.00 Wita, saya dihubungi oleh Pak Kompyang (ayah Gek Rani, Red) untuk memberikan selamat atas kemenangan kami. Karena saya kenal dekat dengan bapaknya Rani,” jelas Agus Mahayastra saat dihubungi, Jumat (29/6).   

Politisi PDIP asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini mengaku tak ingin menghubungi langsung Cok Ibah atau Gek Rani. Ditanya tentang saran dirinya kepada paslon Kertha-Maha, Mahayastra mengaku tak boleh memberikan saran apa pun karena tak ada dibubungi oleh paslon bersangkutan pasca pencoblosan Pilkada. “Karena proses Pilkada kan masih berjalan di KPU,” jelas dia.

Mahayastra mengatakan, pasca kemenangan Paket Aman, tak ada eforia atas kemenangan Paket Aman dari kader PDIP. Para kader PDIP lebih memilih menunggu hasil perhitungan suara sesuai mekanisme KPU. Jelas dia, berbeda halnya saat Pilkada Gianyar 2013. Saat itu, Paket Bagus (AA Gde Agung Bharata-Made Agus Mahayastra) diusung PDIP dan Demokrat, menang melawan Paket Ning (Tjokorda Gde Putra Nindia-AA Ngurah Agung) diusung Partai Golkar dan didukung PDP, PNIM, PPIB, PKPB, dan PKB. Usai coblosan dan Paket Bagus dinyatakan menang, ratusan kader PDIP langsung konvoi naik motor. “Tapi sekarang tak ada konvoi begitu lagi,” jelas Mahayastra.

Untuk menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Gianyar yang telah memenangkan Paket Aman, Mahayastra mengaku setelah pelantikan Bupati/Wakil Bupati Gianyar nanti, dirinya akan bertemu dengan para tokoh masyarakat di masing masing kecamatan. Saat itu pula akan disampaikan tentang janji-janji Paket Aman untuk segera akan diwujudkan.

Program terbaru yang akan digarap di Gianyar, yakni membangun panggung seni sejenis Ardha Candra, Art Center Denpasar di Gianyar pada tahun 2021. Proyek spektakuler ini akan diwujudkan di GOR Kebo Iwa, Jalan Kebo Iwa, Gianyar. “Tahun 2021, Ardha Candra ini harus jadi. Lokasinya di jantung kota karena kami ingin menghargai para seniman,” jelasnya.

Kata Agus Mahayastra, di lokasi itu (GOR Kebo Iwa kini) semua kegiatan  olahraga yang ada sekarang akan dipindahkan ke masing-masing (tujuh) kecamatan. Karena di masing-masing kecamatan akan dibangun GOR. Di GOR Kebo Iwa ini nanti hanya ada kegiatan olahraga ringan, jenis jogging dan skate board.

Sebagaimana diketahui, Pemkab Gianyar di bawah kepemimpinan duet AA Gde Agung Bharata-Made Mahayastra, --bahkan hingga kini sedang merevitalisasi GOR Kebo Iwa Gianyar. Revitalisasi ini karena GOR ini berada dalam Terminal Kebo Iwa yang mangkrak. Setelah direvitalisasi, pada bekas lahan terminal ini dibangun berbagai fasilitas olahraga. Antara lain, satu lapangan voli, dua lapangan tenis, satu lapangan basket, empat unit tower panjat tebing, lapangan kricket, sarana kantor olahraga di sisi utara, bangunan atlet dan MKCK, rehab bangunan utama GOR, landmark pertamanan, dan pembangunan Pura/Padmasana. Proyek ini digarap tahun 2017 dengan anggaran ratusan miliar rupiah.

“Seluruh sarana olahraga pertandingan di GOR ini akan saya hapus, akan kami bawa ke masing-masing kecamatan. Ardha candra kami bangun untuk penghormatan Gianyar sebagai bumi seni,” jelasnya.

Ditanya tentang status tanah GOR Kebo Iwa, Agus Mahayastra mengakui, untuk mengubah GOR Kebo Iwa jadi Ardha Candra, pihaknya masih harus menguatkan perubahan status hukum dari Terminal Kebo Iwa ke Ardha Candra. Status tanah GOR ini juga harus diurus lagi karena sertifikat tanah GOR ini belum atas nama Pemkab Gianyar. Karena lahan GOR adalah lahan LC Gianyar. “Tapi secara de facto, lahan ini telah dikuasai Pemkab Gianyar. Kan, memang rata-rata tanah aset pemerintah memang belum ada sertifikat. Tapi, bukan berarti pemerintah tak boleh membangun di tanah itu (belum ada sertifikat),” jelasnya. *lsa

Komentar