nusabali

Tekan Import, Buleleng Kembangkan Penanaman Bawang Putih

  • www.nusabali.com-tekan-import-buleleng-kembangkan-penanaman-bawang-putih

Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertaniannya tahun ini kembali membuka dan mengembangkan penanaman komoditas bawang putih.

SINGARAJA, NusaBali
Penanaman ini untuk mendukung program pemerintah dalam menekan impor bawang putih yang mencapai 80 persen.

Kepala Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Gede Subudi, ditemui di ruangannya, Selasa (26/6), mengatakan pengembangan penanaman tahun ini akan dilakukan di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, seluas 10 hektare. Dengan pengembangan penanaman bawang putih diharapkan Buleleng dapat menyumbang produksi bawang putih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

“Tahun ini baru dikembangkan kembali, kalau tahun sebelumnya memang ada. Tapi tidak banyak, paling setengah hingga satu hektare,” kata dia. Selain program pemerintah pusat, pengembangan bawang putih juga dilakukan secara kerjasama dengan Bank Indonesia yang berlokasi di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, seluas dua hektare.

Secara geografis, Buleleng sebenarnya sangat berpotensi dalam pengembangan bawang putih, bahkan Buleleng dengan daerah berbukitnya pernah menjadi sentra penghasil bawang putih di Bali. Seperti di kawasan Desa Munduk, Kayuputih, Banyuatis dan Gesing di Kecamatan Banjar, Desa Pakisan dan Bontihing di Kecamatan Kubutambahan serta Desa Umajero, Bengkel dan Kedis di Kecamatan Busungbiu. Seluruh desa itu memenuhi persyaratan penanaman bawang putih di ketinggian 600 - 800 meter diatas permukaan laut.

Namun pada tahun delapan puluhan, dengan adanya kebijakan pemerintah mengimport bawang putih, banyak petani merugi dan akhirnya tidak menanam bawang putih kembali. Dengan pengembangan tahun ini, pihaknya pun berharap Buleleng dapat kembali menjadi sentar penghasil bawang putih, dengan potensi dan animo petani yang cukup tinggi.

Selama ini petani di Buleleng hanya menanam bawang putih dalam jumlah yang kecil hanya untuk keperluan sendiri. Mereka masih terhambat harga dipasaran yang kalah saing dnegan bwang import dan pembelian bibit yang relatif mahal.

Subudi juga menjelaskan pemeliharaan dan pemilihan lahan bawang putih harus tepat. Meski termasuk tanaman sub tropis, namun masih dapat berkembang dengan baik di daerah tropis, dengan memperhatikan ketinggian lahan dan juga cuaca. “Musim tanamnya yang kita sesuaikan dan ketinggian lahan. Kalau di Wanagiri itu ketinggian 800 meter sebenarnya sangat bagus untuk bawang putih, tetapi kendalanya disana sering hujan yang tidak baik bagi perkembangannya, sehingga kita tentukan waktu tanam yang tepat,” jelasnya.

Selain komoditas bawang putih, tahun ini Buleleng juga mengembangkan penanaman bawang merah dan cabai rawit. Lahan seluas 20 hektare disiapkan untuk pengembangan lahan bawang merah di Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan dan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Selain itu, komoditas cabai rawit dikembangakan pada 50 hektare lahan di Desa Pakisan, Bulian di Kecamatan Kubutambahan. Desa Patemon di Kecamatan Seriirt, Desa Tukadmungga di Kecamatan Buleleng dan Desa Patas di Kecamatan Gerokgak. *k23

Komentar