nusabali

Memantik Gairah Menulis Generasi Z Melalui Lomba Cipta MOVE dan Seminar Jurnalistik

  • www.nusabali.com-memantik-gairah-menulis-generasi-z-melalui-lomba-cipta-move-dan-seminar-jurnalistik

“Menulis adalah memahat peradaban.” Kutip Made Hery Santosa di slide terakhir presentasinya pada Seminar Jurnalistik yang mengambil tema Generasi Z Menulis, Sabtu (23/06/2018) di Ruang Seminar FBS UNDIKSHA.

SINGARAJA, NusaBali
Kutipan cetusan penulis Helvy Tiana Rosa tersebut bukan semata untuk pemanis agar terlihat bijak, namun ada esensi yang sengaja diselipkan Hery untuk merangkum fenomena yang terjadi di era sekarang ini. Acara yang diinisiasi oleh UKM Pers Mahasiswa UNDIKSHA atau yang lebih akrab disapa VISI inilah merupakan salah satu bentuk nyata bahwa ketika menulis, sejatinya kita tengah memahat peradaban itu sendiri.

Dikoordinir oleh Arya Wira Suputra, acara Lomba Cipta MOVE (Mini Newspaper, Opini, dan Video Jurnalistik) melibatkan pelajar SMA/SMK, mahasiswa, dan umum se-Bali untuk turut berpartisipasi mengikuti lomba yang terdiri dari tiga kategori, yaitu Mini Newspaper, yang dapat diikuti oleh siswa SMA/SMK se-Bali, Cipta Opini, yang diikuti oleh mahasiswa dan umum se-Bali, dan Video Jurnalistik, yang hanya bisa diikuti oleh masyarakat yang bermukim di kabupaten Buleleng. Menurutnya, acara ini merupakan salah satu program kerja VISI yang rutin diadakan setiap tahun.

“Barang tentu karena ini merupakan agenda tahunan yang dimiliki oleh UKM ini,” ungkap Arya.

Tidak hanya berbagai macam lomba, acara tersebut juga dikemas dengan Seminar Jurnalistik oleh Made Hery Santosa, P.hD. yang merupakan salah satu staff dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA yang telah lama menekuni bidang e-learning sekaligus tekun mengamati perkembangan yang terjadi pada generasi muda dalam hal berinteraksi di berbagai media.

Sebelumnya, Lomba Cipta MOVE 2018 dibuka langsung oleh I Wayan Artika, S.Pd, M.Hum. selaku Pembina UKM Persma VISI UNDIKSHA. Dalam sambutannya, Artika membahas sebuah fenomena bahwa sangat sulit menggerakkan minat masyarakat untuk menulis. Dalam benak mereka, menulis seperti kegiatan mengulas pena bulu angsa di atas selembar kertas putih. Namun, sejatinya tanpa sadar mereka telah menulis walau pun hanya satu kata baik di atas kertas maupun saat menulis status dengan ponsel pintar. Jadi, krisis menulis inilah yang kemudian ingin diantisipasi dengan mengedukasi generasi Z untuk memperdalam kemampuan menulis mereka, mengingat generasi Z ini cukup menarik perhatian karena memiliki prilaku yang amat berbeda dan perlahan telah mampu menyeret generasi lainnya untuk menyesuaikan diri dalam menjalin komunikasi dengan mereka.

Sedikit banyaknya, ada tiga tim yang mengikuti lomba Mini Newspaper, yaitu dua tim jurnalistik dari SMAN 2 Semarapura (SMAR*T dan SMAR*T Post) dan tim jurnalistik dari SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar (Cakra Pena). Tim Cakra Pena berhasil keluar sebagai juara pertama dan disusul oleh SMAR*T dan SMAR*T Post sebagai juara kedua dan ketiga. Lomba Cipta Opini diikuti oleh 12 karya dan ketiga juara diraih oleh Ni Wayan Novita Mahayeni, I Gede Eka Putra Adnyana, dan Putu Yunik Widiarini. Sedangkan lomba Video Jurnalistik hanya diikuti oleh satu tim yaitu Tim Ganesha dan berhak atas juara tunggal.

Menyadari kenyataan tersebut, Putu Nata Kusuma selaku Ketua UKM Persma VISI periode 2018/2019 sangat menyayangkan hal ini karena belum banyak generasi muda yang tertarik untuk mengasah kemampuan menulisnya melalui lomba Cipta MOVE ini. Kendati demikian, Nata tetap bangga dengan kinerja rekan-rekannya yang terbilang masih awam dengan kegiatan semacam ini, mengingat mereka masih berada di semester muda. Dirinya berharap agar kedepannya semakin banyak yang termotivasi untuk ikut dalam kegiatan ini disamping bimbingan yang sangat dibutuhkan dari para senior UKM Persma VISI Undiksha kepada adik-adiknya agar Lomba Cipta MOVE tahun selanjutnya lebih maksimal dan bergelora.

“Harapannya dari segi kepanitiaan agar ya, lebih dipersiapkan dari segi teknis, publikasi, serta penjurian lombanya. Dan paling penting itu kan, teruntuk para senior agar mengajarkan generasi selanjutnya tentang lomba ini. Itu untuk panitia, untuk peserta, memang sih menulis itu adalah hal yang sulit. Tapi kita coba memfasilitasi dalam bentuk lomba untuk menjaring minat anak muda untuk menulis.” Tandas Nata. *ph

Komentar