nusabali

Pilgub Terindikasi Jadi Ajang Taruhan

  • www.nusabali.com-pilgub-terindikasi-jadi-ajang-taruhan

Bahkan yang ikut menampilkan bursa taruhan dan menunjukan diri ikut taruhan atas pertarungan Pilgub adalah orang intelektual.

Polda Bali Diminta Atensi Fenomena Ini

DENPASAR, NusaBali
Ternyata bukan hanya Piala Dunia 2018 yang menjadi ramai jadi ajang taruhan. Perhelatan Pilgub Bali 2018 yang menampilkan head to head Cagub-Cawagub Bali Dr Ir Wayan Koster MM-Dr Ir Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati MSi (Koster-Ace) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) juga terindikasi menjadi ajang taruhan para bebotoh. Bursa taruhan itu dilakukan diam-diam, ada juga yang terang-terangan di media sosial.

Ketua Komisi Informasi Provinsi Bali, Gede Agus Astapa di sela-sela diskusi Analisa dan Evaluasi Pilkada Damai di Hotel Grand Santi Denpasar, Jumat (22/6) pagi mengatakan pelaksanaan Pilkada Damai dan berkualitas tidak hanya dilihat dari suksesnya penyelenggaraan. Ada juga hal-hal negatif yang mencitrakan bahwa Pilkada itu berkualitas dan damai, tertib serta lancar. Salah satu fenomena ini adalah Pilgub Bali ini menjadi ajang taruhan bebotoh (Pejudi).

“Fenomena taruhan di Pilgub Bali ini, apakah tidak bisa diatensi Polda Bali? Karena ini juga menjadi sebuah hal negatif, mengajarkan judi yang melanggar hukum,” ujar Agus Astapa. Menurut Agus Astapa, fenomena taruhan ketika Pilgub Bali 2018 ini terang-terangan dilakukan masyarakat di media sosial. Yang taruhan kemungkinan memang pendukung fanatik atau masyarakat yang memang terbiasa menjadikan sebuah ajang pertandingan, kompetisi sebuah permainan judi. “Namun bagaimanapun juga, kondisi ini tentu memprihatinkan. Apalagi terang-terangan dibuka dan disebar di media sosial, sehingga menjadi viral,” tegas pria asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.

Bahkan menurut Agus Astapa yang ikut menampilkan bursa taruhan dan menunjukan diri ikut taruhan atas pertarungan Pilgub Bali antara Koster- Ace yang diusung PDIP, PAN, Hanura, PKPI, PPP, PKB dengan Mantra-Kerta yang diusung Golkar, Demokrat, Gerindra, NasDem, PKS, PBB adalah orang intelektual.

“Ada yang termasuk orang intelektual juga ikut taruhan di medsos. Ini fenomena yang mungkin menjadi sebuah evaluasi, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujar Agus Astapa.

Dalam Anev pelaksanaan Pilkada Damai 2018 yang dilaksanakan 21-22 Juni 2018 dengan menggandeng awak media kemarin hadir Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Provinsi Bali IGMB Dwikora Putra, Wadir Intelkam Polda Bali AKBP Dwi Wahyudi SIk, Kasubdit I Dit Intelkam Polda Bali Kompol Ni Nyoman Wiswawati, sejumlah awak media baik cetak dan online.

Sementara Ketua PWI Bali, Dwikora Putra secara terpisah meminta pihak kepolisian supaya tegas dalam menindak berita- berita hoax. Sebab selama ini sering terjadi salah kaprah dan dicampur adukkan antara produk Pers dan informasi di media sosial. “Produk pers itu jelas ada undang-undangnya, dapat dipertanggungjawabkan. Sementara informasi di media sosial itu tidak ada redaksi, tidak bisa dipertanggungjawabkan,” beber Dwikora Putra. Menurut Dwikora Putra, selama ini wartawan sering menjadi korban, ketika ada informasi di medsos yang menghujat, menyebar berita bohong.

“Selama ini sering sekali wartawan dikambinghitamkan. Informasi di media sosial dikatakan tulisan wartawan. Ini kacau juga, maka kami mendukung kalau beredarnya hoax ini supaya ditindak tegas secara hukum. Kami media, wartawan di Bali mendukung langkah penegak hukum kepolisian untuk  menindak hoax ini demi menjaga situasi kondusif di Bali dan Pilkada damai,” ujar wartawan senior ini.

Sementara terkait indikasi Pilgub jadi ajang taruhan, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hengky Widjaja belum bisa dikonfirmasi. Upaya menghubungi via telepon dan pesan whatsapp belum berhasil. *nat, rez

Komentar