nusabali

Kemenhub Setop Operasi Kapal di Danau Toba

  • www.nusabali.com-kemenhub-setop-operasi-kapal-di-danau-toba

Kementerian Perhubungan menyatakan menghentikan sementara seluruh aktivitas penyeberangan melintasi Danau Toba.

Jumlah Penumpang Masih Simpang Siur

JAKARTA, NusaBali
Keputusan itu dimaksudkan mempermudah Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nasional (dahulu Basarnas) untuk melaksanakan pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun pada Senin (18/6) lalu.

Sebagai gantinya, Kemenhub dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan dua buah kapal ferry Roll On Roll Off (RORO), bernama RORO 1 dan RORO 2. Kapal itu bakal melayani arus penumpang hendak melintasi Danau Toba. Kedua kapal RORO tersebut memang sebelumnya sudah beroperasi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan keputusan itu sudah disepakati dengan 40 operator kapal penyeberangan yang beroperasi di lima dermaga di Danau Toba, yakni di Ambarita, Ajibata, Simanindo, Muara, dan Tigaras. Penghentian sementara operasional ini akan dilakukan selama tujuh hari ke depan, sesuai jadwal pencarian yang dilakukan oleh Basarnas.

"Maksimal ini tujuh hari sesuai dengan rekomendasi Basarnas," kata Budi di Kementerian Perhubungan, Rabu (20/6) seperti dilansir cnnindonesia.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi mengatakan kapal-kapal ferry yang dijalankan oleh operator swasta bisa kembali beroperasi, asal telah lolos audit dilaksanakan Kemenhub. Audit yang dilaksanakan terdiri dari pemeriksaan kelaikan kendaraan (ramp check), uji kir, dan sudah mampu menyiapkan mekanisme manifes penumpang, agar kejadian KM Sinar Bangun tidak terulang.

Kepala Basarnas Muhammad Syaugi mengatakan upaya pencarian di sekitar danau Toba memang terbilang sukar, lantaran cuaca buruk serta kedalaman danau yang mencapai 300 hingga 500 meter. Apalagi, sejauh ini jenazah penumpang yang ditemukan selalu berada pada jarak tiga hingga lima kilometer dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), sehingga dibutuhkan upaya lebih keras untuk mempermudah pencarian.

"Penyelamatan ini kami fokuskan di hari terang, karena kalau malam hari air cenderung dingin sehingga memberatkan penyelam kami," kata dia.

Sementara itu, Polisi mengamankan Nakhoda kapal penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Nakhoda tersebut selamat dari kecelakaan kapal yang mengangkut ratusan penumpang itu.

"Sudah diamankan kepolisian," kata Kapolres Simalungun Ajun Komisaris Besar Marudut Liberti Panjaitan di Posko Bencana di Pelabuhan Tiga Ras, seperti dikutip Antara, Rabu (20/6).

Berdasarkan laporan pihak keluarga korban, kemungkinan jumlah penumpang yang naik kapal itu mencapai 194 orang. Sementara angka berbeda disampaikan Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) yang menyatakan ada 188 penumpang. Data ini diperoleh dari SAR Mission Coordinator (SMC) diterbitkan pada Rabu (20/6).  Namun berdasarkan laporan masyarakat, Basarnas menyebut sudah ada 192 orang yang dilaporkan hilang terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara.


"Berdasarkan laporan masyarakat yang mengaku keluarganya hilang di kapal itu sampai siang 192 orang," kata Syaugi di Gedung Kemenhub, Jakarta, Rabu (20/6). Meski begitu, katanya, belum tentu jumlah korban dari insiden ini mencapai angka laporan tersebut. Pasalnya KM Sinar Bangun hanya kapal kecil berkapasitas 45 orang.

KM Sinar Bangun dilaporkan tenggelam sekitar pukul 17.30 WIB. Kapal tersebut berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Sebelum tiba di Dermaga Tigaras, tiba-tiba KM Sinar Bangun mengalami oleng akibat pengaruh cuaca buruk, angin kencang, dan ombak besar. *

Komentar