nusabali

Beh, Pra PON Tenis Meja di Bali Tak Diakui

  • www.nusabali.com-beh-pra-pon-tenis-meja-di-bali-tak-diakui

Dari tujuh atlet tenis meja yang lolos PON 2016, kini hanya dinyatakan sesuai kuota dua petenis meja saja karena Bali dinyatakan tidak mengikuti Pra Kualifikasi yang benar di Bandung.

Buntut Kepengurusan Ganda PTMSI Pusat

DENPASAR, NusaBali
Babak kualifikasi Pra PON menuju PON Jabar XIX September 2016, kembali merugikan Bali. Betapa tidak, di saat dualisme PTMSI Pusat, dan Bali pilih mengikuti kualifikasi PON di GOR Lila Bhuana Denpasar beberapa waktu yang lalu, KONI Pusat malah tidak mengakuinya. KONI Pusat justru mengakui Pra Kualifikasi yang dihelat di Bandung, Jawa Barat. Implikasinya, Bali hanya diberikan kuota atlet yang boleh berlaga dalam PON yakni 2 orang putra dan 2 orang putri. "Informasi berdasarkan kebijakan KONI Pusat, tenis meja bali diberikan kuota atlet yang ikut PON sebanyak 2 putra dan 2 putri," ucap Binpres KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, saat dikonfirmasi di Padalarang, Jawa Barat, Jumat (11/3) petang.

Yamadhiputra yang mewakili kontingen Bali, bersama Maryoto Subekti dan IB Dipta, menerima informasi itu dari KONI Pusat dalam meeting pimpinan kontingen PON di Bandung, Jabar. "Waktu Pra PON di Bali kita lolos 7 orang, dengan mengikuti 8 nomor yang dipertandingkan. Namun yang diakui yakni kualifikasi di Bandung, dan Bali tidak ikut kualifikasi di Bandung. Akhirnya, Bali diberikan kuota seperti itu," terang Yamadhiputra. 

Menanggapi soal penciutan atlet jika dilihat dari keputusan tersebut dan cenderung merugikan Bali, Yamahiputra mengakui jika keputusan itu merugikan kontingen Bali nantinya. Mengingat, tak hanya di PTMSI, Bali juga merasa dikorbankan di cabor balap motor. "Hal-hal semacam ini memang menjadi materi yang terus kami pertanyakan. Dan, kini memang masih dalam proses meeting membahas percabor yang lolos PON, untuk menuju entry by name," tandas Yamadhiputra.

Sementara itu di tengah dualisme Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bali, sempat terjadi kebingungan mengenai atlet tenis meja yang akan bertarung di ajang PON XIX di Jawa Barat. Sempat ada kabar menyeruak apabila atlet tenis meja PON Bali tidak bisa berangkat membela nama Bali di kancah empat tahunan. "Memang KONI Bali sempat ditakuti-takuti soal itu, sehingga tidak bisa memberangkatkan atletnya. Dan, untuk tenis meja akan langsung dihandel oleh Ketum PTMSI Bali, Bintang Puspayoga melalui pelatih dan ofisialnya. Kalau memang tidak diizinkan berangkat, saya berani menelpon Pak Nahrawi (Menpora, red) saya akan tanya kenapa tidak bisa, dan Bali cenderung tidak diakui waktu kualifikasi tersebut,” beber Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi. 

Pasalnya, kepengurusan PTMSI di Bali sudah sah sesuai dengan putusan Mahkamah Agung (MA). Kepengurusan yang diakui yakni kubu Oegraseno. Selain berpatokan kepada MA, KONI Bali juga melihat pemerintah. "Menpora sudah mengakui kubu Oegraseno, kalau pemerintahnya diam saja, baru yang di bawah yakni KONI daerah, repot,” jelasnya. 

Apalagi, selama ini, atlet PTMSI Bali atas nama Kadek Puspawati pada awal Maret ini membawa bendera merah putih ikut kejuaraan di Malaysia. Itu artinya sudah jelas, pemerintah merestui kubu yang mana. Tapi kini pihaknya heran, kenapa cenderung kualifikasi PON di Bandung yang diakui. "Kami sudah mengutus tim menanyakan hal tersebut," kata Suwandi.7dek

Komentar