Ruko Pasar Kidul Tanpa Jaringan Listrik
Pedagang yang menempati ruko Pasar Kidul Bangli kecewa. Penyebabnya ruko yang baru direnovasi tanpa dilengkapi jaringan listrik dan air.
BANGLI, NusaBali
Proyek dengan dana miliaran rupiah tersebut hanya memasang pitingan lampu saja. Padahal rencananya ruko yang ditempati lengkap jaringan listrik dan air. Pedagang pun akhirnya memasang jaringan sendiri.
Meski para pedagang sudah memasang jaringan listrik sendiri, namun kesulitan mengalirkan listrik ke lantai dua. Sebab kesulitan melakukan penyambungan. Memasang instalasi harus naik ke atas plafon, sementara rangka plafon berbahan batangan aluminium tipis yang rentan ambrol kalau dinaiki. “Naik ke lantai dua gelap-gelpan karena tidak ada lampunya. Proyek yang anggarannya miliaran ini justru tidak memperhitungkan listrik dan air,” ungkap salah seorang pedagang, Senin (18/6).
Saluran limbah toilet dan air kamar mandi juga bermasalah. Tidak ada septic tank baru sementara septic tank telah rusak. “Kami khawatir saat digunakan tidak bisa difungsikan lagi. Jika jaringan limbah tidak berfungsi air pasti tergenang,” ujar sumber yang namanya tak mau dikorankan ini. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, I Nengah Sudibia, mengatakan listrik dan air tidak masuk dalam perencanaan renovasi tersebut. Maka dari itu masing-masing pedagang yang menempati ruko melakukan pengamprahan dan akan difasilitasi oleh rekanan. “Pada pengerjaan sudah dipasang pitingan dan stop kontak,” ungkapnya.
Terkait listrik dan air yang menjadi tanggungan masing-masing pedagang sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan renovasi. “Kami sudah sosialisasikan hal tersebut, karena memang dalam perencana listrik tidak dihitung,” jelasnya. Selain itu, dalam perencaanaan renovasi ruko juga tidak ada pengerjaan septic tank. Menampung limbah toilet memanfaatkan septic tank lama. “Yang lama masih bisa dimanfaatkan sehingga tidak dibuat baru lagi,” imbuhnya. *e
Proyek dengan dana miliaran rupiah tersebut hanya memasang pitingan lampu saja. Padahal rencananya ruko yang ditempati lengkap jaringan listrik dan air. Pedagang pun akhirnya memasang jaringan sendiri.
Meski para pedagang sudah memasang jaringan listrik sendiri, namun kesulitan mengalirkan listrik ke lantai dua. Sebab kesulitan melakukan penyambungan. Memasang instalasi harus naik ke atas plafon, sementara rangka plafon berbahan batangan aluminium tipis yang rentan ambrol kalau dinaiki. “Naik ke lantai dua gelap-gelpan karena tidak ada lampunya. Proyek yang anggarannya miliaran ini justru tidak memperhitungkan listrik dan air,” ungkap salah seorang pedagang, Senin (18/6).
Saluran limbah toilet dan air kamar mandi juga bermasalah. Tidak ada septic tank baru sementara septic tank telah rusak. “Kami khawatir saat digunakan tidak bisa difungsikan lagi. Jika jaringan limbah tidak berfungsi air pasti tergenang,” ujar sumber yang namanya tak mau dikorankan ini. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, I Nengah Sudibia, mengatakan listrik dan air tidak masuk dalam perencanaan renovasi tersebut. Maka dari itu masing-masing pedagang yang menempati ruko melakukan pengamprahan dan akan difasilitasi oleh rekanan. “Pada pengerjaan sudah dipasang pitingan dan stop kontak,” ungkapnya.
Terkait listrik dan air yang menjadi tanggungan masing-masing pedagang sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan renovasi. “Kami sudah sosialisasikan hal tersebut, karena memang dalam perencana listrik tidak dihitung,” jelasnya. Selain itu, dalam perencaanaan renovasi ruko juga tidak ada pengerjaan septic tank. Menampung limbah toilet memanfaatkan septic tank lama. “Yang lama masih bisa dimanfaatkan sehingga tidak dibuat baru lagi,” imbuhnya. *e
Komentar