nusabali

Fesyen Daur Ulang Dengungkan Bebas Sampah Plastik

  • www.nusabali.com-fesyen-daur-ulang-dengungkan-bebas-sampah-plastik

Puluhan pasang busana kreatif  berbagai bentuk dan penuh warna, ditampilkan dalam Buleleng Recycle Carnaval (BRC) serangkaian Buleleng Education Expo (BEE), Senin (11/6) sore di lapangan Ngurah Rai Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali
Desain busana berbahan sampah daur ulang itu disuguhkan oleh perwakilan siswa  dari setiap jenjang pendidikan di Buleleng. Ajang yang dilaksanakan kali ketiga ini pun disebut sebagai kontribusi implementasi program bebas sampah plastik di Buleleng.

Dalam ajang tahunan yang digelar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, diikuti oleh 42 peserta exibition dari siswa TK dan PAUD dan 44 pasang peserta di kategori kompetensi. Terdiri dari 15 pasang peserta SD, 23 pasang peserta SMP dan enam  pasang peserta SMA/SMK.

Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa yang ditemui disela-sela BRC mengatakan di tahun ini jumlah peserta secara total meningkat dari tahun sebelumnya. Meski secara spesifikasi peserta di jenjang SMA/SMK jauh berkurang karena terpaku pada pengalihan wewenang. Mereka yang mempersembahkan hasil karya inovatif dan kreatifnya dalam pengolahan sampah dengan tema biota laut.

“Semakin banyak peserta di jenjang TK, SD dan SMP, cukup menggembirakan. Karena tujuan pelaksanaan BRC sebagai pendiidkan lingkungan efektif dilakukan pada pendidikan usia dini,” ujar Suyasa.  Siswa yang sudah terbiasa mengelola sampah menjadi barang yang bermanfaat akan mempolakan kebiasaan mereka dalam mengelola sampah.

Sampah yang dulunya dipandang kotor dan terkesan jorok, saat ini dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna dan bermanfaat dalam keseharian mereka. Bahkan jika ditekuni secara mendalam, kreasi dan inovasi mereka dapat menjadikan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi.

Sementara itu  puluhan pasang busana ditampilkan dengan sangat elok di panggung BRC. Busana itu terlihat sangat apik meski terbuat dari sejumlah barang bekas, seperti tas kresek, plastik bungkus makanan, kaleng bekas, botol bekas air mineral, koran hingga karung beras dan karung semen.

Setiap peserta lomba diwajibkan memperagakan busana yang telah mereka persiapkan sejak sebulan lalu untuk dinilai oleh tiga dewan juri. Bahkan penilaian lomba BRC tahun ini lebih diperketat. Masing-masing sekolah yang mengirimkan desain busananya tidak hanya dinilai dalam penampilan diatas panggung tetapi juga diwajibkan menyetorkan video proses pengumpulan, pembersihan serta pembuatannya. “Ini kita ubah sedikit, karena dari hasil evaluasi tahun sebelumnya ada yang menggunakan plastik yang masih baru, sedangkan visi kita adalah memanfaatkan barang bekas, jadi tahun ini lebih fair,” tegas Suyasa.

Sementara itu Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yang membuka langsung BRC, mengapresiasi upaya Disdikpora Buleleng mendukung program pemkab Buleleng dalam memerangi sampah plastik. Pihaknya pun berharap kedepannya event BRC ini lebih digaungkan ke masing-masing kecamatan, sehingga penanaman karakter dalam menjada lingkungan benar-benar tertanam dari anak usia dini.

“Persoalan lingkungan sifatnya sistemik dan komplek, langkah utamanya adalah menyedari masalah, menganalisa dan terakhir melahirkan strategi dan pencegahan masalah di masa yang akan datang,” katanya.

Dalam sambutannya Bupati Agus juga mengajak seluruh masyarakat untuk meningkat kesadaran dalam menyikapi masalah sampah. Apalagi Perda Sampah yang selama ini masih terganjal maslaah regulasi kembali akan di bahas DPRD Buleleng untuk dibenahi dan segera direalisasikan. *k23

Komentar