nusabali

Pembibitan, Pembinaan, Fasilitas, Infrastruktur, Prestasi, dan Kesejahteraan Atlet

  • www.nusabali.com-pembibitan-pembinaan-fasilitas-infrastruktur-prestasi-dan-kesejahteraan-atlet

Strategi Koster-Ace Mamajukan Dunia Olah Raga di Bali

DENPASAR, NusaBali
Sekitar 650 penggiat olahraga di Bali yang tergabung dalam Komunitas Olahragawan Bali, Rabu (6/6) di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, menggelar kebulatan tekad untuk mendukung Pasangan Calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 ini.

Anggota Komunitas Olahragawan Bali sendiri adalah mereka yang berasal dari kalangan atlet, mantan atlet, pelatih dan pengorganisir dari berbagai cabang olahraga yang ada di Pulau Dewata. Kegiatan kebulatan tekad tersebut langsung dihadiri Wayan Koster bersama Tjok Oka Arta Ardana Sukawati didampingi sejumlah tokoh olaraga di Bali.

Menurut Ketua  Komunitas Olahragawan Bali Nyoman Budi Adnyana, dunia olah raga sangat mempunyai kepentingan terhadap pemilihan kepala daerah termasuk pemilihan gubernur Bali. Karena lanjut dia, olahraga menjadi tanggungjawab pemerintah termasuk daerah, sehingga nasibnya sangat tergantung dari pemimpin yang terpilih.  "Kita harus jeli menyikapi pemilihan kepala daerah (Pilkada). Karena jika salah memilih gubernur maka nasib dunia olahraga akan suram. Mau berlatih, peralatan tidak ada. Terus terpaksa mengemis-ngemis minta fasilitas ke mana-mana," jelasnya menegaskan.

Kemudian yang lebih memprihatin lagi adalah soal nasib para atlet itu sendiri. Selama ini menurut dia, para atlet hanya diperhatikan pemerintah jika memiliki prestasi, itu pun hanya dalam bentuk penghargaan. "Namun bagaimana paska itu? Jika sakit tidak punya biaya pengobatan. Terus banyak atlet-atlet muda berprestasi yang mau kuliah tapi sekali lagi tidak ada biaya," serunya. Padahal lanjut dia, para atlet melalui perjuangan keras telah mengharumkan serta membuat kebanggaan bagi nama daerah maupun bangsa. Namun setelah pensiun nasibnya terlantarkan. "Contohnya seperti nasib Ellyas Pical, legenda tinju Indonesia. Mantan juara dunia tinju yang mengharumkan nama bangsa. Ketika berjaya dieluk-elukan, tapi sesudah pensiun?  Saya prihatin setelah melihat dia, kini di masa tuanya hanya menjadi OB (Office Boy) di KONI Pusat," tuturnya.

Selanjutnya dia mengungkapkan alasan Komunitas Olahragawan Bali mendukung Koster-Ace. Koster menurut dia, selama duduk sebagai anggota Komisi X DPR RI yang salah satunya membidangi olahraga telah terbukti memperjuangkan kemajuan dunia olahraga nasional termasuk Bali. "Kita semua sudah tahu. Beliau adalah salah satu anggota  DPR yang paling getol memperjuangkan kemajuan dunia olahraga kita. Termasuk saat duduk sebagai anggota Badan Anggaran," sebutnya.

Sementara itu, Wayan Koster menegaskan bahwa dirinya merupakan salah satu anggota DPR RI yang ikut memperjuangkan lahirnya Undang-Undang tentang Sistem Olahraga Nasional. "Hampir 15 tahun di Komisi X (DPR RI), jadi saya paham betul soal permasalahan dunia olahraga dari tingkat nasional sampai di daerah. Mulai dari pembibitan, pembinaan, fasilitas, infrastruktur, prestasi dan kesejahteraan atlet," ujarnya.

Sejatinya, Koster sudah sejak lama mengagendakan bertemu dengan Komunitas Olahragawan Bali. Ia memaparkan, selama menjabat anggota Komisi X DPR RI yang salah satu bidangnya adalah keolahragaan, ada banyak hal yang telah dilakukannya. Salah satunya yakni ikut membidani lahirnya UU Sistem Keolahragaan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, Koster melanjutkan, secara keseluruhan mengenai keolahragaan telah diatur dengan baik. Dalam hal anggaran, pemerintah pusat maupun provinsi dan kabupaten wajib menganggarkan melalui APBN dan APBD. "Juga diatur detail mengenai pendidikan, pembinaan, pengembangan, preatasi sampai penghargaan kepada atlet dan pelatih," kata Koster.

Bagi dia, soal keolahragaan akan menjadi prioritas pembangunan kelak ketika ia memimpin Bali. Untuk itu, ada lima hal strategis untuk membangun sistem keolahragaan di Bali. Hal utama ia akan memulainya dari penganggaran. "Saya berkomitmen untuk hal ini. Untuk penganggaran kita duduk bersama, kira rancang bersama," kata dia. Kedua, Koster akan menggenjot secara serius preatasi atlet Bali. Sebab, kata dia, presatasi tak dipungkiri menjadi prestise bagi daerah, dalam hal ini Provinsi Bali. "Tapi tampilan di permukaan prestasinya belum menunjukkan apa yang seharusnya bisa kita capai. Dengan kondisi ini, saya sudah rencanakan memajukan anggaran sesuai potensi yang kita miliki di Bali," ucapnya.

Ketiga yakni pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) mulai dari atlet, pelatih, maupun para pihak yang terkait dengan olahraga. Dalam hal ini, soal pendidikan, pembinaan dan pengembangan atlet dan pelatih termasuk di dalamnya. Keempat yakni sarana dan prasarana atau segala peralatan yang diperlukan bagi pengembangan SDM atlet dan pelatih. Kelima, berkaitan dengan sistem pembinaan, keteraturan sampai pada pola yang harus dijalankan dan dikembangkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Keenam adalah soal penghargaan bagi atlet, mantan atlet, pelatih dan mantan pelatih serta semua pihak yang berkontribusi memajukan keolahragaan Bali.

"Olahraga ini membangun jiwa orang, membanun karakter, jati diri, prestasi dan image daerah. Maka harua dipikirkan serius. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah prestasi di bidang olahraga. Saya berkomitmen terhadap pemajuan dunia olahraga kita di Bali," tegasnya. Dalam hal apresiasi atau penghargaan kepada atlet, mantan atlet, pelatih dan mantan pelatih nantinya ia akan menyiapkan skema semacam 'menu' yang bisa dipilih oleh mereka. Hak itu di luar bonus yang disiapkan oleh Pemprov Bali. "Kalau dia (atlet) kuliah, bebas penuh biaya pendidikan. Saya biayai penuh dari APBD sampai selesai S1. Kalau sudah tua (mantan atlet) berprestasi, pilih menunya, saya berikan menu untuk anaknya atau cucu sekolah dari SD sampai perguruan tinggi dibiayai APBD. Ada juga kesehatan gratis untuk sakit apapun. Silakan pilih, punya jatah dia. Atau menu yang ketiga rumah layak huni. Itu kira-kira menu penghargaannya. Penghargaan itu harus layak,"tutupnya. *

Komentar