nusabali

Diduga Depresi, Mahasiswa Rusak Palinggih

  • www.nusabali.com-diduga-depresi-mahasiswa-rusak-palinggih

“Dari pengakuannya, pelaku merusak karena melihat wanita cantik yang minta tolong."

SINGARAJA, NusaBali
AH,22, warga asal Dusun Pesisir, Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terpaksa diamankan Satreskrim Polres Buleleng. Karena dia merusak dua palinggih milik warga di sekitar Kolam Mumbul, Lingkungan/Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa (5/6) pagi.

Diduga pelaku yang mahasiswa semester delapan di Undiksha Singaraja itu diduga mengalami depresi saat melakukan aksinya. Awalnya pelaku menginap di rumah kos temannya sesama perantauan di Jalan Melati, kawasan Kolam Mumbul, di belakang Mapolres Buleleng. Namun sekitar pukul 05.30 Wita, dia didapati merusak palinggih Panunggun Karang di depan ruko milik I Gede Sura Wiratama,23, warga setempat. Aksinya tersebut pun sempat disaksikan langsung oleh Made Arnawa, 52, yang tinggal di sebelah ruko korban.

Arnawa yang ditemui di depan rumahnya, Selasa siang, menceritakan kejadian tersebut diketahuinya saat istrinya akan ke pasar, mendengar suara gaduh dari luar rumah. Suara itu mirip tembok roboh. “Saya dipanggil istri saya setelah dia mendengar suara seperti ada roboh. Setelah saya lihat ke depan rumah, dia (pelaku, Red) sedang menggoyangkan sisa bangunan palinggih paling bawah, yang bagian atasnya sudah roboh karena didorong pelaku,” kata dia.

Melihat kejadian tersebut, dia langsung bertanya kepada yang bersangkutan apa maksud dan tujuan merobohkan palinggih itu. Pelaku yang sering ditemukan menginap di rumah kos yang dihuni tujuh orang temannya itu mengaku sempat melihat seorang wanita yang minta tolong karena wajahnya tertutup pasir. Arnawa pun langsung menahan pelaku untuk tidak pergi kemana-mana dan segera mencari pemilik ruko yang tinggal tidak jauh dari lokasi. Selain palinggih Panunggun Karang milik Suta, warga setempat juga menemukan kerusakan palinggih Panunggun Karang di rumah kos teman pelaku. Hanya saja kerusakannya lebih ringan yakni tercabut di bagian atapnya. Warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Buleleng untuk ditindak lanjuti.

Menurut Arnawa, tujuh anak perantauan kos di samping rumahnya selama ini tidak pernah ada masalah. Dia hanya kenal wajah tujuh anak kos yang menempati rumah milik warga dari Desa Kerobokan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng itu. Dia pun sering melihat pelaku menginap di lokasi kejadian. “Yang melakukan ini sering nginap disini, kalau kosnya pelaku, saya tidak tahu. Kalau anak-anak yang ngekos disini tujuh ornag, sudah dua tahun ngekos disini, baik-baik saja. Mereka ajak saya gotong royong disini juga mau,” imbuh Arnawa.

Hal senada diungkapkan korban Suta. Meksi ruko di lokasi kejadian selama ini kosong, dia juga sering melihat pelaku menginap di rumah kos teman-temannya. Dia tidak pernah menyangka akan terjadi hal tersebut. Atas kejadian itu dia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta. “Kalau dari segi materi sih tidak seberapa, tapi yang besar kan biaya upakaranya dan mungkin lebih kepada kerugian spiritualnya,” ungkap dia. Pihaknya pun mengaku menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya kepada polisi.

KBO Satreskrim Polres Buleleng Iptu Dewa Putu Sudiasa, seizin Kapolres Buleleng AKBP Suratno menjelaskan, hingga kini pelaku masih diamankan di Mapolres Buleleng. Pihaknya menduga pelaku sedang mengalami depresi. Hal tersebut terlihat dari hasil introgasi awal, petugas mendapatkan jawaban ngaur dari pelaku. “Dari pengakuannya, pelaku merusak karena melihat wanita cantik yang minta tolong. Ada dua palinggih yang ditemukan rusak, di rumah kos teman-temannya dan juga di depan ruko sebelah selatan rumah kos,” kata dia. Sejauh ini yang terlibat dalam kasus itu hanya AH. Sedangkan tujuh temannya di rumah kos itu saat kejadian masih dalam kondisi tertidur pulas.

Dari keterangan yang dinilai tidak wajar, pelaku langsung dibawa ke RSAD Buleleng, untuk menjalani pemeriksaan psikologis. “Kami masih menunggu hasilnya dan juga penyelidikannya masih jalan, karena kelihatannya pelaku sedang depresi,” katanya. Ditanya soal aksi radikalisme, sejauh ini Iptu Sudiasa menyatakan belum ada mengarah kesana. Meski demikian pihaknya masih akan melakukan pengembangan dan pemeriksaan intensif. *k23

Komentar