nusabali

Perlengkapan Penjor Diserbu Pembeli

  • www.nusabali.com-perlengkapan-penjor-diserbu-pembeli

Tiga hari jelang hari raya Galungan pada Hari Buda Keliwon Uku Dunggulan (Rabu, 30 Mei), warga berebut memburu perlengkapan penjor.

DENPASAR, NusaBali

Para pedagang penjor dan perlengkapannya pun mengaku ketiban rezeki. Di antaranya ada yang sampai kewalahan, sehingga harus lembur menyelesaikan penjor pesanan. “Astungkara, pesanan kali ini lebih ramai dari Galungan 6 bulan lalu,” ujar  Anak Agung Sekarini, seorang pedagang penjor di Jalan Padma, Banjar Saba, Kelurahan Penatih Denpasar Utara.

Ditemui di rumahnya, sekaligus tempat penjualan penjualan penjor, Agung Sekarini mengatakan keramaian pesanan dan pembelian penjor sudah dirasakan sejak 2-3 hari sebelumnya. “Setelah anak kami membuat sampelnya (penjor). Mungkin itulah yang dilihat  orang, sehingga pesanan cukup ramai,” ujar  Agung Sekarini.

Untuk melayani pembeli dan dapat berjualan sebanyak mungkin Agung Sekarani dan anak-anaknya, rela lembur, bekerja sampai malam hari. “Karena ini kan hanya 6 bulan sekali. Jadi anak dan keponakan tiyang (saya ) harus mau begadang,” ungkap pedagang yang sudah merintis usaha penjor sejak 6 tahun bersama suaminya yang sudah almarhum.

Agung Sekarini menuturkan belum merekap, berapa banyak penjor dan perlengkapan penjornya sudah terjual. “Kalau 6 bulan lalu, sekitar 30 batang penjor. Sekarang sudah lebih,” tambahnya.

Menurut Agung  Sekarani, satu batang penjor antara Rp 250.000 sampai Rp 400.000. “Harga ini menyesuaikan dengan kemampuan rata-rata warga. Kalau terlalu mahal takut sulit laku,” ujarnya.

I Wayan Nano, pedagang khusus peralatan penjor di kawasan Pasar Agung Peninjoan  Desa Peguyangan Kangin Denpasar Utara, mengutarakan hal senada. “Nggih cukup ramai sudah sejak dua hari lalu,” ujar Nano.

Menurut  Nano, setiap 6 bulan sekali jelang Galungan, dia dan keluarganya memang mempersiapkan bahan dan peralatan penjor dalam jumlah banyak. Peralatan tersebut diantaranya mulai dari  gebogan, sampian, rangkaian padi, kober, ikatan alang-alang, janur dan ambu serta ron (pucuk enau dan daun enau).

Barang perlengkepan penjor dipasok dari berbagai tempat, selain bikinan Nano dan keluarganya. Gebogan atau rangkaian janur dipasok dari sentra- sentra pembuatan rangkaian janur, diantaranya dari Desa Kapal, Badung.  Ambu dan ron dari Plaga, Petang, Badung. Rangkaian padi dari Tabanan. Busung/janur kelapa didatangkan dari Jawa.

Harga peralatan dan perlengkapan penjor bervariasi, sesuai dengan besar kecil dan kerumitannya. Mulai dari yang ukuran  terkecil Rp 25.000 perbiji sampai Rp 125.000 per biji untuk gebogan. Sampian penjor dari Rp 10.000 sampai Rp 60.000 per rangkai/biji. Ambu harganya antara 50.000 sampai Rp 80.000 per pucuk/batang.  Sedang kober harganya  Rp 5000 perlembar , rangkaian padi Rp 25.000 per meter. “Rangkaian padi didatangkan dari Tabanan,” ungkap Nano.

Dari pantauan, warga baik laki dan perempuan terlihat bergerumul di sejumlah lokasi penjualan peralatan upacara Galungan, diantaranya penjor dan perlengkapannya. “Sekarang  saya buat penjor dengan merangkai sendiri. Ron beli di sini,”ujar  Gede Agus, seorang warga asal Banjar Wangaya Klod, Denpasar Utara. Dia mengaku memanfaatkan libur kerja, untuk membeli peralatan penjor. *k17

Komentar