nusabali

Desa Padangan Dapat Bantuan SPAM

  • www.nusabali.com-desa-padangan-dapat-bantuan-spam

Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, mendapatkan bantuan sistem penyediaan air minum (SPAM) dari APBN dengan anggaran Rp 2,7 miliar.

TABANAN, NusaBali
Kini proyek tersebut sedang proses pengerjaan yang direncanakan rampung pada September 2018 mendatang. Air untuk SPAM akan mengambil dari tiga titik sumber di Desa Padangan, yang nantinya akan memasok air bersih di empat banjar dinas. Kepala Dinas PUPR Tabanan I Made Yudiana membenarkan jika Desa Padangan mendapatkan bantuan proyek air bersih dari pusat dengan anggaran sebesar Rp 2,7 miliar. Proyek didapat atas proposal yang diajukan, karena Desa Padangan sekarang mulai kesulitan air bersih. “Benar dapatkan bantuan dari pusat, dengan anggaran Rp 2,7 miliar sesuai pagu,” ujarnya, Minggu (27/5).

Kata dia, proyek tersebut dikoordinir oleh PU lewat rekanan yang merupakan pemenang lelang. Proyek sudah dikerjakan mulai 23 April 2018. Dan akan rampung pada 19 September 2018. “Sekarang sudah mulai tahap pengerjaan,” imbuhnya.

Dijelaskan Yudiana, Desa Padangan mendapatkan bantuan sistem penyediaan air bersih karena di sana sekarang sudah mulai kekurangan air bersih, terutama saat musim kemarau. Memang sebelumnya sudah merintis pengelolaan air bersih dari sumber mata air dengan swadaya, tetapi masih kekurangan. Bantuan ini juga didapat karena Desa Padangan masuk dalam prioritas perdesaan nasional, sehingga mereka mendapatkan proyek tersebut.

Menurut Yudiana kriteria calon penerima bantuan di antaranya, masyarakat kekurangan air, ada sumber air, kesiapan lahan, tidak menuntut ganti rugi lahan, dan masyarakat siap untuk mengelola. “Sehingga usulan ini lolos dan Desa Padangan mendapatkan bantuan program tersebut,” tegasnya.

Adapun item yang dikerjakan meliputi pengadaan dan pemasangan pipa, pembuatan reservoir. Pembuatan broncaptering, pengadaan listrik, dan pengadaan mesin pompa.

Sementara itu Perbekel Padangan I Nyoman Wardhita menerangkan proyek bantuan pusat itu didapat sesuai dengan usulan pihaknya ke Bupati Tabanan pada Maret 2017. Atas dasar Desa Padangan mengalami krisis air ketika musim kemarau.

“Dulu tahun 1986 waktu Desa Padangan masih ada dua banjar dan desanya masih jadi satu dengan Desa Batungsel, dapat program air bersih dari UNICEF yang dikelola oleh masyarakat setempat. Karena keperluan masyarakat banyak, debit sumber air semakin berkurang sehingga dikhawatirkan semakin hari Desa Padangan semakin krisis air,” tuturnya.

Ada tiga titik mata air dijadikan tambahan sumber air di Desa Padangan yang rencanya akan mengaliri 4 banjar. Air tersebut akan ditampung di bangunan berupa bak besar ukuran 6 meter x 4 meter sebanyak dua buah untuk penampungan air. Bangunan ini didirikan di Banjar Padangan Kawan. “Nanti jika sudah rampung akan dikelola pengelola lama bersinergi dengan BUMDes,” ucap Wardhita.

Oleh karena itu, agar pemanfaatan ini berjalan optimal masyarakat membayar air yang dikekola secara swadaya. Biayanya untuk keperluan biaya listrik, biaya karyawan, dan pengeluaran tidak terduka. “Sebelumnya masyarakat juga bayar. Intinya kami sangat berterimakasih kepada Bupati Tabanan dan pemerintah pusat,” tandasnya. *d

Komentar