nusabali

Relawan Pariwisata Sokong Koster-Ace

  • www.nusabali.com-relawan-pariwisata-sokong-koster-ace

Cagub Wayan Koster dianggap sudah banyak berjuang untuk pariwisata Bali selama tiga periode duduk di Komisi X DPR RI

Kemarin Teken MoU Terkait Pariwisata dengan Koster-Ace

MANGUPURA, NusaBali
Sekitar 1.000 Relawan Pariwisata Bali yang dinahkodai I Gusti Agung Rai Suryawijaya menyatakan kebulatan tekad untuk memenangkan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1. Kebulatan tekad itu diikrarkan dalam pertemuan yang disertai penandatanganan MoU di Ballroom The Trans Resort Bali, Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Minggu (27/5)

Pertemuan bertajuk Penandatanganan MoU dan Dialog Relawan Pariwisata Bali di Seminyak, Minggu kemarin, dihadiri langsung pasangan Koster-Ace, Cagub-Cawagub Bali yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP. Selain itu, hadir pula I Ketut Suiasa (Ketua BSPN Provinsi Bali yang kini Wakil Bupati Badung), AA Gde Agung (tokoh Puri Ageng Mengwi yang mantan Bupati Badung 2005-2010, 2010-2015), dan IGA Rai Suryawijaya (Ketua Relawan Pariwisata Bali yang juga Ketua BPC PHRI Badung).

IGA Rai Suryawijaya menyatakan, Relawan Pariwisata Bali yang dipimpinnya punya ini merupakan kumpulan para pelaku pariwisata di Pulau Dewata, mulai dari kalangan pekerja hingga pemilik hotel berbintang. Relawan Pariwisata Bali punya

alasan kuat kenapa pilih dukung dan menangkan Koster-Ace di Pilgub Bali 2018. Salah satunya, Wayan Koster dan Cok Ace merupakan sosok pemimpin yang sudah terbukti memperjuangkan nasib pariwisata Bali, sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing.

Disebutkan, Cagub Wayan Koster selama tiga periode duduk di Komisi X DPR RI (yang membidangi masalah pariwisata, adat, budaya, kesenian, pendidikan, olahraga) Dapil Bali. Sedangkan Cawagub Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013, adalah tokoh pariwisata yang kini menjabat Ketua PPD PHRI Bali.

"Kenapa kita dukung Koster-Ace? Ya, karena Pak Koster selama sebagai anggota DPR RI telah banyak memperjuangkan regulasi yang sangat memihak kepada budayaan, pendidikan, dan pariwisata. Kalau mau tahu, beliaulah tokoh yang memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru-guru," sebut Rai Suryawijaya.

Selain itu, lanjut dia, Wayan Koster secara kebijakan anggaran di pusat melalui APBN telah banyak memperjuangkan pelestarian seni budaya, pendidikan, dan pariwisata. "Sedangkan Cok Ace pasti sudah kita kenal semua, beliau hingga kini masih Ketua PHRI Bali. Beliau terus berjuang dengan kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas untuk membangun pariwisata Bali," katanya.

Menurut Suryawijaya, selaku insan pariwiata, pihaknya berharap nantinya Koster-Ace membangun pariwisata Bali berbasis kerakyatan yang berkelanjutan. "Pariwisata selama ini adalah leading sector perekonomian Bali dan mampu menyerap sekitar 1 juta tenaga kerja," tandas Suryawijaya.

Sayangnya, lanjut Suryawijaya, kini pariwisata menghadapi berbagai tantangan persoalan yang bisa mengganggu keberlangsungan dunia pariwisata Bali, mulai dari persoalan kemacetan lalulintas, isu keamanan, kenyamanan, kebersihan, hingga kompetensi sumber daya manusia (SDM). "Bali tidak punya tambang emas seperti daerah lain, tapi kita beruntung punya pariwisata berkelas dunia. Kita selalu dinobatkan sebagai destinasi dan pulau terindah di dunia. Hanya saja, pariwisata sangat rentan terhadap isu negatif," katanya.

Maka, menurut Suryawijaya, Pilgub Bali 2018 menjadi momentum sangat penting dalam menentukan arah masa depan pariwisata Bali. Sebab, Gubernur-Wakil Gubernur terpilih hasil Pilgub, 27 Juni 2018, nantinya akan memimpin pemerintahan daerah Bali dan sangat menentukan keberlangsungan pariwisata. "Kita sebagai pelaku pariwisata dengan pemerintah daerah sebagai regulator, perlu bersinergi agar ke depannya pariwisata Bali bisa berlangsung sesuai dengan harapan."

Sementara itu, Cagub Wayan Koster dalam pertemuan dengan Relawan Pariwisata Bali kemarin sempat mepaparkan visi misinya yang dibingkai dalam konsep ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Visi misi ini yang akan membawa Bali ke era yang lebih baik di segala bidang, termasuk pariwisata. "Kalau bidang pariwisata, saya akan berbagi tugas dengan Pak Cok Ace. Saya akan delegasikan kepada beliau," ujar Koster.

Koster memeparkan sejumlah program pada bidang pariwisata yang sudah dirancangnya, antara lain, mengembangkan destinasi wisata baru sesuai potensi kabupaten/kota di Bali, seperti wisata agro, wisata spiritual, wisata alam/kebun raya, wisata pantai, dan wisata minat khusus. Selain itu, pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan green tourism/penggunaan material yang renewable (natural dan ramah lingkungan), pengembangan wisata pedesaan/wisata budaya, dan membangun kawasan wisata terpadu yang koneksitas antar kabupaten/kota se-Bali, dan pengembangan SDM pariwisata.

Program pariwisata lainnya dari Koster-Ace adalah memberikan pelatihan tentang kepariwisataan kepada masyarakat, menerapkan standarisasi dan sertifikasi kualitas SDM di bidang jasa pariwisata (hotel, restoran, travel, pramuwisata, souvenir) dan jasa penunjang pariwisata lainnya, dengan mengutamakan local genius. Juga meningkatkan standar kualitas pelayanan kepariwisataan secara konprehensif: infrastruktur, jasa transportasi, sarana prasarana perhotelan, restoran, SDM pariwisata, keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan jaminan kecelakaan kerja.

Koster-Ace juga akan berupaya hentikan praktek kartel dan sindikat pelaku pariwisata dalam penerapan komisi (fee) yang tidak rasional oleh pelaku jasa transportasi. Selain itu, menghentikan beroperasinya usaha dan jasa pariwisata ilegal, sehingga mengakibatkan kompetisi yang tidak sehat. Batur UNESCO Global Geopark di Kabupaten Bangli juga menjadi perhatian Koster-Ace.

Dalam pertemuan kemarin, Koster-Ace menandatangi MoU dengan Relawan Pariwisata Bali, yang disaksikan sejumlah tokoh pariwisata. Ada beberapa poin kesepakatan yang dituangkan dalam MoU tersebut. Pertama, menjadikan pariwisata sebagai leading sector perekonomian Bali. Kedua, meningkatkan kompetensi SDM pariwisata Bali. Ketiga, mengelola pembangunan Bali dalam pola ‘One Island Management’ dengan nilai-nilai luhur budaya Bali yang berlandaskan Tri Hita Karana. *

Komentar