nusabali

Indonesia Target Peringkat Pertama Publikasi Ilmiah se-ASEAN

  • www.nusabali.com-indonesia-target-peringkat-pertama-publikasi-ilmiah-se-asean

Pemerintah Indonesia menargetkan tahun depan peringkat publikasi ilmiahnya akan berada di peringkat pertama se-ASEAN.

JAKARTA, NusaBali
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir mengatakan, berdasarkan publikasi internasional ASEAN per 8 Mei 2018, publikasi internasional Indonesia berada di angka 8.269, sementara Thailand saat ini berada di angka 5.153.

Dia mengatakan, dari jumlah tersebut Indonesia sudah mampu unggul setelah 20 tahun berada di bawah Thailand. Sementara tahun depan, menurutnya, pemerintah optimistis bisa melampaui jumlah publikasi internasional Malaysia yang kini berada diposisi pertama se-ASEAN. Nasir mengatakan, publikasi adalah syarat mutlak untuk membuat suatu inovasi dan semuanya itu bersumber dari sebuah penelitian.

"Pada 2019 nanti Indonesia akan menjadi leader di ASEAN dan mengejar ketertinggalan dari negara lain dengan meningkatkan jumlah publikasinya," katanya pada peluncuran Permenristek Dikti Nomor 9/2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah di Kantor Kemenristek Dikti.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu menyampaikan, dengan keluarnya permen tersebut dalam waktu dua tahun ke depan akan tersedia 7.000 jurnal terakreditasi nasional dengan berbagai peringkat. Perubahan akreditasi juga akan diubah dari setahun dua kali menjadi enam kali. Sementara di tingkat indeks publikasi internasional, saat ini Indonesia baru memiliki jurnal terindeks Scopus sebanyak 37 yang hanya mampu menampung sekitar 1.100 paper para peneliti Indonesia per tahun.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti M Dimyati mengatakan, diluncurkannya Permenristek Dik ti Nomor 9/2018 sangat strategis dalam mendorong kekondusifan riset Indonesia dan mendorong produktivitas serta relevansi penelitian di Indonesia. “Perbedaan utama dengan peraturan sebelum nya adalah memasukkan unsur pembinaan dalam akreditasi internasional. Kita membuka ruang untuk ke internasional lebih banyak lagi,” tutur Dimyati.

Untuk memudahkan pendataan publikasi, sitasi, jurnal ilmiah, serta pengukuran kinerja dosen dan perguruan tinggi, Kemenristek Dikti pada 2017 telah mengembangkan portal Sinta (Science and Technology Index) (http://sinta2. ristekdikti.go.id/).

Sebagai apresiasi kepada penulis, jurnal, dan institusi yang memiliki kinerja baik dalam publikasi, sitasi, dan jurnal, Kemenristek Dikti akan memberikan Penghargaan Sinta (Sinta Award) pada tanggal 4 Juli 2018 sehingga menjadi pemacu dan pemicu dosen, peneliti, pengelola jurnal serta institusi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi, sitasi, dan pengelolaan jurnalnya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti menambahkan, para profesor dan dosen diharapkan pro duktif menulis karya ilmiah pada jurnal bereputasi. Ia menegaskan, indikator jurnal bereputasi di antaranya terbit rutin secara berkala dan memiliki pengulas yang kompeten pada bidang masing-masing. * 

Komentar