nusabali

Puluhan IRT Dilatih Mengolah Daging Kambing

  • www.nusabali.com-puluhan-irt-dilatih-mengolah-daging-kambing

Sebanyak 20 ibu rumah tangga (IRT) dari Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, diberi pelatihan mengolah daging kambing oleh Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (PMPTSPTK) Jembrana, di Balai Banjar Tengah, Desa Gumbrih, Selasa (15/5).

NEGARA, NusaBali
Pelatihan itu sebagai upaya mencetak wirausaha baru, dan berkaitan pengembangan sentra kambing di Jembrana.Puluhan IRT tersebut mengolah daging kambing menjadi lawar, sate, gulai, rica, dan steak. Kegiatan tersbeut dihadiri Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Haratawan, yang langsung mencicipi hasil masakan peserta pelatihan.

“Kita khususkan kambing, karena kita memiliki impian Jembrana bisa menjadi produsen kambing terbesar di Bali. Jadi untuk menambah nilai jual dan menggerakkan perekonomian di desa, warga terutama ibu-ibu dilatih membuat kuliner olahan kambing,” kata Wabup Kembang.

Menurutnya, bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang sangat menjanjikan. Bahkan dapat mengalahkan penghasilan pegawai negeri. Untuk itu, dari kegiatan pelatihan dari Dinas PMPTSPTK Jembrana itu, diharapkan melahirkan pengusaha-pengusaha kuliner baru dari Desa Gumbrih. Selain itu, ilmu membuat olahan daging kambing itu juga bisa digunakan jika ada kebutuhan untuk upacara adat maupun acara-acara resmi lainnya. Kepada pihak Dinas PMPTSPTK Jembrana pun diharapkan mengawal pelatihan secara maksimal.

“Saya minta latih mereka hingga benar-benar bisa. Buat pelatihan lanjutan dengan berbagai menu olahan daging kambing,” ujar Wabup Kembang.

Wabup Kembang juga mewant-wanti agar menjaga kebersihan, inovasi, termasuk kreativitas. Dia memberikan gambaran seiring zaman, terjadi perubahan paradigma dalam selera masyarakat. “Generasi baby boomers (kelahiran di bawah tahun 1960) dan Generasi X (kelahiran tahun 1960-1980) memiliki kecenderungan memilih tempat makan yang rasanya enak, meski suasana kurang nyaman. Namun pada generasi Y atau milenial (lahir 1981-2000), Generasi Z (kelahiran 2001-2010), Generasi Alpha (kelahiran 2010 hingga sekarang), lebih memilih suasana yang nyaman, meski rasa masakannya standar. Dan tahun 2025, diprediksi 70 persen konsumen berasal dari generasi baru tersebut,” paparnya.

Kepala Dinas PMPTSPTK Jembrana Ni Nengah Wartini, mengatakan pelatihan itu merupakan bagian program peningkatan kualitas tenaga kerja tahun 2018. “Sebenarnya ada 29 kegiatan pelatihan. Tidak hanya pelatihan mengolah daging kambinga, namun juga ada mengolah gurami yang sudah bersinergi dengan kelompok-kelompok petani gurami. Selain itu ada juga pelatihan tata rias, menjahit, terapi spa, industri kreatif, pembuatan ingke, teknik bangunan, dan otomotif,” ujarnya. *ode

Komentar