nusabali

PHDI Bali Gelar Paruman, Penolakan JBC Sudah Final

  • www.nusabali.com-phdi-bali-gelar-paruman-penolakan-jbc-sudah-final

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali kembali menegaskan sikapnya konsisten mengawal penegakan bhisama tentang kesucian pura yakni dengan penolakan proyek Jawa Bali Crossing (JBC).

DENPASAR, NusaBali
Hal tersebut disinggung dalam paruman yang membahas persiapan pelaksanaan Panca Walikrama yang akan berlangsung pada pertengahan 2019, Selasa (15/5) lalu.

Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, saat dikonfirmasi Rabu (16/5), mengatakan, sikap Parisada sebagai majelis tertinggi umat Hindu tak akan berubah pikiran dan haluan atas projek listrik yang dicanangkan oleh PLN tersebut. “PHDI tegas menolak proyek Jawa-Bali Crossing. Kita juga mengamankan Bhisama PHDI Pusat dan berpedoman pula pada Bhisama Mpu Siddhimantra yang isinya menolak tersambungnya Jawa dan Bali,” ujarnya.

Kawasan suci tersebut tidak bisa ditawar lagi. Setiap pembangunan yang dilakukan di Bali harus mengacu pada nilai dan kearifan lokal yang ada. Bhisama inilah sebagai prinsip dan spirit dalam menjaga konsep Tri Hita karana di Bali agar tetap berjalan harmonis dan seimbang. Penegakan bhisama yang yang dimotori oleh PHDI Bali mengenai JBC sudah final dan tidak ada perlu ada di diskusikan lagi. Peserta Paruman dan Sulinggih se-Bali yang hadir pada kesempatan itu mendukung sikap dari PHDI Bali. Bahkan Prof Sudiana juga mengatakan, pertemuan sebelumnya sudah dilakukan dengan Dharma Adhyaksa PHDI Pusat. “Kami menindaklanjuti apa yang kami laporkan sebelumnya kepada Dharma Adhyaksa PHDI Pusat. Beliau mendukung seratus persen apa yang tengah kami pertahankan, bhisama kesucian pura harus ditegakkan,” tegasnya.

Paruman yang berlangsung di Sekretariat PHDI Bali di Jl Ratna No 71 tersebut dihadiri oleh  Wakil Ketua Dharma Adyaksa PHDI Pusat, Dharma Upapati PHDI Kabupaten/Kota se-Bali, Ketua PHDI Kabupaten/Kota se-Bali, Walaka PHDI Kabupaten/Kota se-Bali, Pengurus PHDI Prov. Bali, Jro Gede Batur Mekalingan Duuran lan Alitan serta komponen umat Hindu di Bali.

Pada kesempatan tersebut berbagai persoalan yang  berkembang di tengah umat Hindu turut disoroti. Seperti permasalahan ngaben, kecuntakan, nanem dan tirtha penyengker. Menurut Sudiana, permasalahan Ngaben dan Kecuntakan ini harus dibahas agar segera disosialisasikan kepada masyarakat. Perkembangan pemahaman keagamaan masyarakat dewasa ini menuntut k untuk menjelaskan secara utuh tentang ritual keagamaan sehari-hari termasuk di dalamnya bagaimana kecuntakan dilaksanakan di tiap-tiap desa pakraman.

Di tengah paruman juga disinggung tentang perkembangan Hari Raya Siwaratri dunia yang rencana dipusatkan di Pura Agung Besakih.  Prof Sudiana juga menjelaskan paruman tersebut akan menjadi persiapan menuju Pesamuhan Madya yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2018. *ind

Komentar