nusabali

Palebon Pekak Jegog Diiringi Tetabuh Jegog

  • www.nusabali.com-palebon-pekak-jegog-diiringi-tetabuh-jegog

Upacara palebon sang maetro kesenian Jegog, Dr I Ketut Suwentra SST alias Pekak Jegog, dilaksanakan di Setra Sangkaragung, Lingkungan/Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana pada Buda Umanis Julungwangi, Rabu (16/5) siang

NEGARA, NusaBali
Menariknya, saat rangkaian upacara palebon juga diisi tetabuhan Jegog yang dibawakan sekaa Yayasan Suar Agung milik Pekak Jegog.

Saat upacara palebon, bade dibawa dari rumah duka sekitar pukul 09.30 Wita, diiringi tetabuhan blaganjur, keluarga serta ratusan kerabat Pekak Jegog. Sesampai di setra sekitar pukul 09.30 Wita, kedatangan bade langsung disambut tetabuhan Jegog ‘Numitis’. Saat layon diturunkan dari bade, hingga memasuki prosesi ngeseng (pembakaran), disambung iringan tetabuhan ‘Sidakarya Pekak Jegog’, dan terakhir tetabuhan sekaligus tari ‘Putri Bambu’.

Setelah dibawakan tetabuhan dari sekaa Yayasan Suar Agung selama hampir 1 jam tanpa henti, dan masih dalam prosesi pembakaran jenazah, iringan tetabuhan Jegog kembali dilanjutkan sejumlah anggota sekaa Jegog Sakura, Jepang yang juga merupakan sekaa besutan Pekak Jegog di Negeri Sakura. Ada dua tetabuhan Jegog yang sempat dibawakan para murid Pekak Jegog dari Jepang itu, yakni tabuh ‘Gopala’ dan tabuh ‘Jaran Dauk’.

Anak pertama Pekak Jegog, I Gede Oka Artha Negara, didampingi I Putu Boby Agus Darma yang menjadi koordinator pembawaan tetabuhan Jegog serangkaian palebon, mengatakan, iring-iringan tetabuhan Jegog termasuk tari ‘Putri Bambu’ itu, merupakan ciptaaan Pekak Jegog. Iring-iringan tetabuhan Jegog itu, sengaja diadakan secara spontanitas oleh sekaa Yayasan Suar Agung, dan juga merupakan permintaan Pekak Jegoog sewaktu dilakukan masugan (bertanya kepada arwah almarhum melalui orang pintar) beberapa hari lalu.

“Ini memang permintaan beliau. Waktu nyiraman (memandikan jenazah) kemarin juga diiringi tetabuhan Jegog. Selain iringan Jegog, waktu masugan, beliau minta agar disertakan pembakaran topi koboi dan kacamata kesayangannya, dan kami laksanakan permintaan beliau. Kami berharap, mudah-mudahan beliau tenang di alam sana,” ujar Artha Negara yang juga mengibarkan Jegog di Amerika Serikat, dan berharap suatu saat dapat kembali mengibarkan Jegog di Indonesia.

Upacara palebon dihadiri Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat yang merupakan besan Pekak Jegog. Menurut Cok Rat, dia memang sudah lama mengenal Pekak Jegog, waktu bersama-sama aktif di Partai Nasional Indonesia (PNI). “Nasionalismenya tinggi. Kedaulatan seni budaya itu juga langkah politik. Kak Jegog mampu mewujudkan politik sosial budaya dengan mempertahankan seni dan budaya, karena negara yang kaya adalah yang bisa mempertahankan kearifan lokal,” ungkap panglingsir Puri Satria Denpasar, yang putrinya menikah dengan anak ketiga Pekak Jegog, I Komang Wisnu Wardana. *ode

Komentar