nusabali

Tiket Naik, Kunjungan ke Alas Kedaton Diprediksi Turun

  • www.nusabali.com-tiket-naik-kunjungan-ke-alas-kedaton-diprediksi-turun

Isu kenaikan tiket di lima daerah tujuan wisata (DTW) di Tabanan, membuat sejumlah krama di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, khawatir. 

TABANAN, NusaBali
Penyebabnya, DTW Alas Kedaton masuk daftar akan menaikkan tiket. Jika benar terjadi kenaikan tiket, Alas Kedaton disebut ’bunuh diri’.

Menurut warga di Desa Kukuh, saat ini kunjungan ke DTW Alas Kedaton baru merangkak naik. DTW Alas Kedaton yang menawarkan panorama hutan dengan populasi kera dan kelelawar sempat berjaya sebelum Bom di Kuta. Namun Bom Bali II makin membuat Alas Kedaton seakan terlupakan. Kunjungan ke DTW Alas Kedaton makin sepi. Parameternya, aliran nomor antrean tersendat. Di Alas Kedaton ada 220 kelompok pedagang. Merekalah yang dapat giliran antar wisatawan keliling hutan.

Saat rame, antrean nomor bisa berjalan tiga kali. Namun sekarang, terbalik, antrean nomor bisa jalan tiga kali sehari. “Sekarang dengan harga tiket Rp 10 ribu untuk wisatawan domestik dewasa sudah sepi, apalagi jika tiketnya dinaikkan,” ungkap warga di Alas Kedaton. Ia pun berharap, Desa Adat Kukuh yang punya kewenangan mengelola objek tidak menaikkan tiket masuk.

Sayang Manajer DTW Alas Kedaton I Gusti Bagus Suryawan belum bisa dikonfirmasi terkait isu kenaikan tiket. Sementara Perbekel Desa Kukuh, I Ketut Budiarta mengaku belum tahu rencana kenaikan tiket di 5 DTW, termasuk Alas Kedaton. Ia pun berharap tidak ada kenaikan tiket di Alas Kedaton, karena situasinya belum tepat. “Bahaya kalau naik tiket. Setahu saya dari pengelola belum ada rencana seperti itu,” ungkap Budiarta.

Budiarta mengatakan, ada aturan baru di Tabanan, sebanyak 5 DTW lepas dari Pemkab Tabanan untuk berdiri sendiri. Dari kelima DTW itu, Alas Kedaton salah satunya. “Setahu saya, pengelola tak ada ajukan surat ke Pemkab Tabanan untuk menaikkan tiket,” tandas Budiarta.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tabanan, I Wayan Adnyana mengatakan, rencana kenaikan tarif masuk oleh pengelola telah melalui kajian. Kapan kenaikan tiket diberlakukan masih dalam pembahasan. Ia mengimbau kepada para pengelola objek wisata sebelum memutuskan kenaikan tiket harus diawali sosialisasi 3-4 bulan sebelum pemberlakuan tarif baru. Diingatkan pula, kenaikan tarif harus sesuai dengan kualitas pelayanan. 

Adnyana meyakini jika sesuai prosedur dan pelayanan yang baik, meski tarif naik, objek wisata di Tabanan tak akan sepi pengunjung. “Objek wisata kita di Tabanan sudah terkenal. Tak ada kekhawatiran sepi kunjungan akibat kenaikan tiket. Contohnya DTW Tanah Lot,” sebut Adnyana. 

Sementara Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Tabanan, Ni Luh Sri Ratnawati menambahkan, kelima objek wisata itu sudah keluar dari Peraturan Daerah No 9 tahun 2015 tentang perubahan atas Perda Nomor 29 tahun 2011 tentang retribusi tempat rekreasi dan olahraga. “Sehingga boleh mengeluarkan tarif karena tempat pengelolaan tidak milik daerah,” ujar Sri Ratnawati.

Ditambahkan, pengajuan kenaikan tarif sudah dilakukan dari tahun 2014, namun hasil keputusan kenaikan belum keluar karena masih proses pembahasan. Kelima DTW itu yakni DTW Tanah Lot (Kecamatan Kediri), DTW Ulun Danu Beratan (Kecamatan Baturiti), DTW Alas Kedaton (Kecamatan Marga), dan DTW Yeh Panes serta DTW Jatiluwih (keduanya di Kecamatan Penebel). 7 k21

Tiket Masuk DTW Alas Kedaton, Saat Ini
Golongan Domestik Mancanegara
Anak-anak Rp 7.500/orang Rp 10.000/orang
Dewasa Rp 10.000/orang Rp 15.000/orang

Komentar