nusabali

Mantra-Kerta Show Of Force di Denpasar

  • www.nusabali.com-mantra-kerta-show-of-force-di-denpasar

Gubernur Pastika ingatkan masyarakat agar memilih pemimpin secara rasional, dengan melihat visi misi kandidat

Pasca Debat Kandidat, Koster-Ace Unggul di Polling 5 Lembaga Online

DENPASAR, NusaBali
Pasangan Cagub-Cawagub Bali nomor urut 2, IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), show of force dengan kampanye akbar yang dihadiri ribuan massa di Jalan Veteran Denpasar, Minggu (29/4) petang. Sementara, Cagub-Cawagub Bali nomor urut 2, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), ungggul dalam polling 5 lembaga media online pasca dilaksanakan-nya debat kandidat.

Dalam kampanye kemarin petang, massa pendukung Mantra-Kerta memenuhi sepanjang Jalan Veteran Denpasar dari depan Kantor Walikota Denpasar hingga pertigaan Jalan Nangka Selatan Denpasar. Mereka mengenakan pakaian adat serba putih, dengan menampilkan berbagai atraksi budaya. Kampanye akbar ini diarsiteki Ketut Suwandhi, politisi Golkar berjuluk Jenderal Kota. Dalam kampanye ini, hadir pula politisi Golkar yang kini Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan kader sepuh PDIP dari Puri Satria Denpasar, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat.

Dalam orasinya, Jenderal Kota menegaskan warga Kota Denpasar sudah mengetahui kinerja Cagub Rai Mantra dan Cawagub Sudikerta. Dia pun meminta warga Kota Denpasar yang sudah tahu rekam jejak Rai Mantra-Sudikerta jangan sampai lepas dan tidak memilihnya. “Rai Mantra sudah terbukti berbuat banyak bagi Kota Denpasar. Ada pendidikan gratis, ada rumah sakit gratis, ada Puskesmas Rawat Inap, ada penataan sungai, ada penataan sampah, ada transparansi pelayanan publik dan sebagainya. Selain itu, ayahanda Rai Mantra yakni Profesor Ida Bagus Mantra juga pernah memimpin Bali dengan prestasi yang luar biasa," ujar Jenderal Kota.

Jenderal Kota pun optimistis Mantra-Kerta bisa menang lebih dari 75 persen suara di Denpasar. "Warga Denpasar yakin dengan kualitas Rai Mantra dan Suikerta, makanya saya optimis kita akan menang di atas 75 persen," ujarnya.

Sementara, Cagub Rai Mantra mengapresiasi warga yang berani menunjukkan sikap politiknya mendukung Mantra-Kerta. "Kami sudah mengunjungi berbagai pelosok, warga semakin berani menunjukkan sikap politiknya mendukung Mantra-Kerta," kata Rai Mantra. "Kami pasangan Mantra-Kerta minta restu. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kita semua harus bekerja sama membangun Bali," lanjutnya.

Sedangkan Cawagub Sudikerta mengatakan, Mantra-Kerta akan terus memperkuat keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Salah satu bentuk perhatiannya adalah akses modal terhadap LPD yang diyakni tetap menjadi penopang ekonomi rakyat Bali.

Sudikerta menyebut saat ini ada sekitar 1.400 desa adat di Bali. Dan dari jumlah itu, ada sekitar 58 lebih desa adat yang belum memiliki LPD. "Masih ada 58 desa adat yang belum memiliki LPD. Kita harus mengupayakan hal itu agar lembaga keuangan berbasis adat Bali itu bisa berada di semua desa adat di Bali," kata Ketua DPD I Golkar Bali ini.

Dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang, Mantra-Kerta akan tarung head to head melawan Koster-Cok Ace. Mantra-Kerta diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB. Sementara Koster-Ace diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP.

Sementara itu, KBS-Ace melejit di tararan polling 5 lembaga media online, pasca debat publik kandidat episode pertama, Sabtu (28/4) malam. Polling 5 lembaga media online yang menempatkan KBS-Ace unggul telak, Minggu kemarin, masing-masing Balipuspanews.com, Beritabalisatu.com, Posbali.id, Jarrakpos.com, dan Opinionstage.com. Polling itu menjaring suara masyarakat Bali pasca debat soal siapa kandidat yang akan dipilihnya.

Dalam polling pasca debat yang digelar Balipuspanews.com, Koster-Ace unggul dengan 70 persen suara di mana Mantra-Kerta hanya memperoleh 30 persen. Sedangkan polling pasca debat yang digelar Bertabalisatu.com, Koster-Ace bahkan unggul dengan 80 persen dan Mantra-Kerta hanya dapat 20 pesren suara.

Kemudian, polling pasca debat yang digelar Posbali.id, Koster-Ace meraih 77 persen dan Mantra-Kerta hanya kebagian 23 persen suara. Sementara polling pasca debat yang diselenggarakan Opinionstage.com, juga menempatkan Koster-Ace unggul  77 persen dan Mantra-Kerta kebagian 23 persen suara. Sedangkan polling pasca debat di Jarrakpos.com, Koster-Ace unggul dengan 71 persen dan mantra-Kerta kebagian 29 persen suara.

Berdasarkan debat kandidat perdana yang diseleggarakan KPU di Hotel Goodway Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu malam, Koster-Ace tampil lugas dan menawarkan ide-ide konkret terhadap persoalan yang dihadapi Bali. Dalam bidang pertanian, Koster-Ace memilik beberapa terobosan untuk memberikan nilai tambah bagi petani. Salah satunya, merancang program sinergi pertanian dan sektor pariwi-sata. Dengan begitu, hasil pertanian dapat diserap industri jasa terbesar di Bali ini. Caranya, Koster-Ace akan membuat aturan yang mewajibkan industri jasa menggunakan buah-buahan dan hasil pertanian Bali.

Koster-Ace juga akan membantu permodalan bagi petani, segala kebutuhan petani mulai dari pupuk dan lainnya akan dibantu pemerintah. Permodalan melalui lembaga unit ekonomi desa dan koperasi akan digencarkan. Di bawah kepemimpinan Koster-Ace kelak, industri olahan dan pasar juga akan disiapkan. "Akan dibuatkan juga aturan agar petani minimal mendapat keuntungan 20-30 persen dari biaya produksinya," tegas Cagub Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali dan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga periode.

Di sisi lain, Gubernur Made Mangku Pastika dan kalangan akademisi mengingatkan pasangan Cagub-Cawagub Bali jangan mengobral janji kepada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat diingatkan agar memilih pemimpin secara rasional, dengan melihat visi misi kandidat.

Gubernur Pastika menyebutkan, Cagub-Cawagub yang obral janji, memang tak ada masalah ketika nanti bisa memenuhi janjinya. Tapi, akan jadi masalah ketika sudah obral janji, namun tidak bisa memenuhinya. “Janji-janji politik berujung pada birokrasi dan APBD, jelas harus ada kehati-hatian. Karena penggunaan APBD itu harus melalui NSPK (norma, standar, prosedur, kriteria). Ya, janji kampanye kandidat itu ujung-ujungnya akan melalui proses birokrasi,” tegas Pastika di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Sabtu.

“Kepala daerah, termasuk saya sendiri, harus berjalan sesuai dengan NSPK. Kalau tidak paham aturan, bisa-bisa kepala daerahnya bisa masuk penjara. Makanya, Cagub-Cawagub jangan obral janji. Kalau nanti tidak bisa memenuhi janjinya, apalagi tidak tahu aturan, nah di sini kepala daerah sering berusaha penuhi janjinya dengan melanggar aturan yang ada,” ujar Gubernur Bali dua periode (2008-2013, 2013-2018) yang akan maju tarung ke DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2019 ini.

Pastika juga mengingatkan masyarakat Bali agar memilih pemimpin secara rasional, dengan melihat visi misi kandidat. Ini pentang, karena Cagub-Cawagub itulah yang akan menjadi nakhoda Provinsi Bali 5 tahun ke depan. “Nanti malam (Sabtu) kita akan saksikan debat kandidat Cagub-Cawagub. Di sana kita bisa lihat visi misi kandidat. Saya berharap kita jangan memilih kandidat karena lucu-lucuan, karena sering kita menganggap ini lucu-lucuan,” katanya.

Paparan senada juga disampaikan akademisi dari Fakultas Pertaian Unud, Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta. Menurut Dewa Suprapta, selama ini calon kepala daerah sering mengobral janji, untuk mendapatkan simpati. Kalau janji itu tidak bisa dipenuhi, ujung-ujungnya membuat kekecewaan masyarakat. Janganlah sering mengobral janji, karena dalam pemenuhan janji-janji politik tetap akan melalui proses birokrasi dengan aturan-aturannya,” ujar Dewa Suprapta. *nat

Komentar