nusabali

Koperindag Jembrana Tampilkan Tenun dan Rajut

  • www.nusabali.com-koperindag-jembrana-tampilkan-tenun-dan-rajut

Stand Dinas Koperindag Kabupaten Jembrana menampilan potensi Bumi Makepung dalam ajang Inacraf 2018.

JAKARTA, NusaBali
Dua produk andalan diusung ke Jakarta Convention Center (JCC), 25-20 April mendatang. Alhasil produk tenun dan rajutan menjadi daya tarik tersendiri, apalagi stand  Jembrana eye cacthing dengan dipasangnya hiasan gayor.

Daya tarik semakin terasa karena pelaku usaha tenun dan rajutan ikut diboyong ke JCC, bahkan para perajin ini mendemonstrasikan kemahirannya berkarya di hadapan pengunjung. "Di hari pembukaan, kami melakukan demo menenun,” ujar Penyuluh dari Dinas Koperindag Kabupaten Jembrana Ni Ketut Sri Wiratih, Kamis (26/4).

Tidak hanya dari kalangan dalam negeri, dari luar negeri pun menyambangi stand Jembrana yang juga memajang  tempat tisu dari batok kelapa dan koran bekas.

Pengunjung tidak hanya sekadar bertanya, tetapi membeli dan mengajak foto bersama. Terutama pengunjung dari luar negeri seperti Turki dan Singapura, karena mereka mengetahui stand tersebut berasal dari Pulau Dewata. "Target kami adalah mendatangkan buyers sebanyak-banyaknya bagi pelaku usaha di Jembrana. Buyers tidak hanya bisa membeli saat pameran, melainkan melalui online juga bisa," papar Sri Wiratih.

Sementar aitu pelaku usaha rajutan Ustarinih mengatakan, produk rajutannya diberi nama Fandip Rajut. Ia telah menekuni usaha sejak 1999 lalu, tetapi mengambil produk dari garmen yang terletak di Denpasar dan Tabanan. Berhubung produk garmen sepi, ia berinisiatif membuat produk rajutan sendiri pada 2016. Mulai dari membuat taplak meja rajutan, kemudian tempat tisu, slayer, bunga dan gantungan kunci. Dalam sehari ia bisa memproduksi 25 gantungan kunci, sedangan bunga sehari bisa tiga tangkai. Produk buatannya dijual secara online atau bisa diperoleh di Desa Lelateng, Negara, Jembrana.

Inacraf merupakan keikutsertaan pertama kali Ustarini. "Kalau pameran di Jembrana, saya sering. Di sini baru pertama kali," paparnya sambil memamerkan produk rajutan dibandrol mulai Rp 100 ribu sampai Rp 350 ribu.

Termurah  gantungan kunci seharga Rp 100 ribu, itupun dijual per paket berisikan 6 buah. Lalu syal seharga Rp 350 ribu, bunga seharga Rp 250 ribu. Bunga juga dapat dibeli per tangkai, harga tergantung dari jenisnya semisal bunga mawar dan tulip Rp 50 ribu dan bunga matahari Rp 75 ribu.

Sedangkan produk tenun merupakan karya Kembar Sari yang dinahkodai Gusti Ayu Kadek Winda Lestari dan Gusti Ayu Putu Windi Astari. Selain menjual produk tenun, mereka juga mengajar tenun di desa Batu Agung, Banjar Anyar, Jembrana guna melestarikan tenun di daerahnya. "Saat ini sangat jarang kalangan muda menyukai menenun. Oleh karena itu, kami mengajar menenun kepada anak-anak," jelas Winda dan Windi.

Mereka terkadang kedatangan tamu dari Prancis, Singapura, Korea dan Taiwan untuk belajar atau melihat menenun. Terkait menekuni usaha tenun, keduanya mengatakan, usaha tenun mereka mulai sejak tiga tahun lalu. Mereka menekuni usaha tersebut, lantaran sejak kecil memang sering menenun. Plus orangtua juga pengepul kain tenun. Dari sana menarik perhatian mereka untuk memiliki usaha tenun. Kain tenun buatan mereka seharga Rp. 600 ribu hingga Rp. 5 juta. "Paling mahal Rp 5 juta, karena menggunakan pewarnaan alami seperti dari daun jambu atau suci," papar keduanya. *k22

Komentar