nusabali

Gedung PDAM Karangasem Mendadak Roboh

  • www.nusabali.com-gedung-pdam-karangasem-mendadak-roboh

Direktur PDAM Karangasem, Gede Baktiyasa, akui karyawan yang berjumlah 137 orang was-was dan khawatir bagian gedung tersisa ikut ambruk, sehingga pihaknya minta solusi ke Dewan Pengawas.

Dibangun 1974, Awalnya Tempat Tampung Bantuan Bencana Gunung Agung

AMLAPURA, NusaBali
Gedung PDAM Karangasem mendadak roboh sebagian di sisi selatan, Minggu (28/2) pagi. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah ini, karena kejadiananya pas di luar hari kerja. Namun, karyawan PDAM Karangasem yang berjumlah 137 orang jadi trauma dan was-was untuk ngantor lagi di gedung bekas tempat menampung sumbangan bencana Gunung Agung meletus yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai Amlapura tersebut.

Bencana robohnya Gedung PDAM Karangasem terjadi Minggu pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Yang roboh adalah bangunan sisi selatan seluas 9 meter x 6 meter, yang selama ini dijadikan Ruangan Bagian Teknik PDAM Karangasem. Bangunan roboh ke bagian dalam, termasuk seluruh bagian atap, hingga tinggal sebagian dinding temboknya yang masih berdiri.

Saat musibah terjadi, tidak ada angin kencang, hanya turun hujan. Robohnya pelan-pelan, disertai suara retak-retak, selanjutnya seluruh atap bangunan ambruk. Ketiga gedung PDAM Karangasem ini ambruk, tidak ada penguni di dalamnya, karena kejadiannya pas Minggu alias di luar hari kerja.

Adalah Kepala Seksi Angkutan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Karangasem, I Made Yusta, yang pertama kali menyaksikan proses ambruknya Gedung PDAM tersebut. Pagi itu, sekitar pukul 07.30 Wita, Made Yusta kebetulan datang ke kantornya kareena ada satu urusan. Kantor DKP Karangasem dan PDAM Karangasem kebetulan berada dalam satu areal. Kantor DKP Karangasem berada di bagian pinggir jalan (sisi timur), sementara Gedung PDAM Karangasem di bagian belakang (sisi barat).

Begitu menyaksikan gedung roboh pelan-pelan, saksi Made Yusta langsung menghubungi salah seorang karyawan PDAM Karangasem yang dalam posisi terdekat,  I Wayan Bendesa. Selanjutnya, Wayan bendesa yang menjabat Kasi Distrubusi Penyambungan PDAM Karangasem, mengkoordinasikan musibah ini dengan jajarannya, untuk selanjutnya dilakukan evakuasi barang-barang penting yang tertrimbun bangunan roboh.

“Saya kagetr melihat bangunan sebelah (bagian Gedung PDAM Karangasem) roboh, saat ke kantor tadi pagi (kemarin). Proses robohnya pelan-pelan, disertai suara bangunan retak. Habis itu, bangunan benar-benar roboh pukul 07.30 Wita,” cerita saksi Made Yusta. 

Begitu dapat informasi, Direktur PDAM Karangasem, I Gede T Baktiyasa, kemarin pagi langusng terjun ke lokasi musibah. Segenap karyawan PDAM Karangasem juga dikerahkan gotong-royong memindahkan barang-barang inventaris kantor yang masih bisa diselamatkan. barang-barang terebut, termasuk arsip, diamankan buat sementara di Ruang Rapat PDAM Karangasem. Sedangkan bagian tembok dan atap bangunan yang roboh, tetap dibiarkan berserakan. 

Berdasarkan pendataan, terdapat tiga unit komputer berikut tiga printer yang rusak dalam musibah gedung PDAM ambruk ini. Selain itu, satu sepeda motor juga ringsek, sementara beberapa arsip PDAM Karangasem mengalami kerusakan.

Motor yang ringsek tertimpa gedung roboh diketahui milik I Wayan Sukadana, salah satu karyawan PDAM Karangasem. Saat musibah kemarun pagi, motor tersebut sedang diparkir di garase belakang, berdampingan dengan bangunan Gedung PDAM yang ambruk.

Dugaan sementara, musibah robohnya gedung PDAM Karangasem ini terjadi karena kondisi bangunan yang sudah rapuh termakan usia, sekitar 42 tahun. Gedung yang roboh ini dibangun tahun 1974 silam. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai tempat menampung bantuan bencana Gunung Agung meletus bagi untuk pengungsi korban bencana. 

Selanjutnya, gedung ini digunakan sebagai Kantor Badan Pembina Pendidikan Pelaksana Pedoman Penghayatan Pengalaman Pancasila (BP7) Karangasem era 1980-1999. Sempat pula dimanfaatkan sebagai Kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Daerah (PPD) Pemilu 1999.

Barulah sejak tahun 2000, gedung yang ambruk ini digunakan sebagai Kantor PDAM Karangasem. Sebelumnya, PDAM Karangasem berkantor di Jalan Gajah Mada Amlapura. Setelah pindah PDAM Karangasem pindah kantor ke Jalan Ngurah Rai Amlapura ini, maka kantor lama di Jalan Gajah Mada digunakan sebagai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) Kabupaten Karangasem.

Selama ini, bagian gedung sisi selatan seluas 9 meter x 6 meter yang roboh tersebut digunakan sebagai Ruang Bagian Teknik PDAM Karangasem. Ruangan gedung yang roboh ini sehari-harinya ditempati 14 karyawan, yang dikoordinasikan Kabag Teknik PDAM Karangasem, Ida Bagus Sudirga Wisnawa. 

Sementara itu, Direktur PDAM Karangasem Gede T Baktiyasa mengakui seluruh karyawan yang berjumlah 137 orang was-was dan trauma atas musibah gedung roboh ini. Mereka khawatir sisa bangunan yang masih utuh di sisi utara ikut roboh nantinya.

Karena itu, menurut pihaknya secepatnya berkoordinasi dengan Dewan Pengawas PDAM Karangasem, agar dapat solusi atas keroposnya gedung. Pihaknya segera akan rapat khusus dengan Dewan pengawas PDAM. “Kita segera akan merapatkan masalah ini dengan Dewan Pengawas PDAM. Di situ akan dirumuskan, seperti apa solusinya, agar karyawan dapat ruang kerja yang layak, sementara pelayanan terhadap 30.020 pelanggan PDAM tidak terhambat,” jelas Baktiyasa saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.

Dihubungi terpisah, anggota Dewan Pengawas PDAM Karangasem, I Wayan Sutrisna, menyatakan pihaknya sudah mendapat laporan soal ambruknya gedung PDAM. “Saya sudah langsung cek ke lokasi. Saya juga telah mengontak Ketua Dewan Pengawas PDAM untuk segera rapat,” jelas Sutrisna. 7 k16

Komentar