nusabali

Pergelangan Kaki Putus Disambar Mesin Pemotong Rumput

  • www.nusabali.com-pergelangan-kaki-putus-disambar-mesin-pemotong-rumput

Setelah pergelangan kaki kanannya putus tersambar mesin pemotong rumput, korban Wayan Mason sempat merangkak sejauh 200 meter dari tegalan sebelum kemudian ditemukan warga di tepi jalan

Kecelakaan Kerja Tani di Desa Angkuh, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan

TABANAN, NusaBali
Peristiwa mengenaskan menimpa I Wayan Mason, 50, petani asal Banjar Wanayu, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan. Pergelangan kaki kanannya putus akibat tersambar mesin pemotong rumput saat lakukan aktivitas potong rumput di tegalan milik keluarga Ni Wayan Andayani, Kamis (26/4) siang.

Begitu pergelangan kaki kanannya terputus, korban Wayan Mason sempat hendak pulang sambil merangkak sejauh 200 meter. Masalahnya, saat itu situasi di TKP sedang sepi, sehingga tak ada satu pun orang yang meresponsnya, meskipun Wayan Mason sudah teriak-teriak minta tolong. Walhasil, darah segar pun berceceran sepanjang 200 meter korban merangkak.

Informasi yang dihimpun NusaBali, awalnya korban Wayan Mason berangkat sendirian sejak pagi ke tegalan milik Wayan Andayani, yang selama ini dia garap. Setibanya di tegalan, korban melakukan pekerjaan layaknya petani, termasuk memotong rumput menggunakan mesin pemotong. Siang sekitar pukul 12.00 Wita, ketika pekerjaan memotong rumput hampir selesai, tiba-tiba terjadi musibah.

Saat itu, korban Wayan Mason sudah sempat mandi dan bersiap pulang ke rumahnya di Banjar Wanayu, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat. Mungkin sudah nasib, ketika hendak pulang, korban justru pilih kembali melanjutkan pekerjaan memotong rumput yang tinggal sedikit.

Terjadilah musibah itu: pisau pemotong rumput yang digunakannya, mendadak terbentur pohon kopi, hingga patah, lalu mengenai pergelangan kaki kanan Wayan Mason hingga putus. Sepatu boots yang dikenakannya juga terputus bersama pergelangan kakinya.

Korban Wayan Mason kontan mengerang kesakitan atas musibah ini. Korban yang berada di tegalan sendirian, terus teriak-teriak minta tolong, namun tidak mendapat respons. Dalam kondisi kesakitan karena pergelangan kaki kanan terputus, pria berusia 50 tahun ini putuskan pulang dengan cara merangkak sejauh 200 meter.

Barulah setelah sampi di sisi jalan utama, korban Wayan Mason mendapat pertolongan warga yang kebetulan melintas. Saat itu, Wayan Mason sudah dalam kondisi pucat karena kehilangan banyak darah. Warga Selemadeg yang menemukannya kemudian menggendong korban dan diajak mencari anaknya, I Komang Nuarta, yang bekerja sebagai buruh bangunan tidak jauh dari lokasi.

Oleh beberapa warga, korban Wayan Mason kemudian dibawa ke rumahnya, sebelum kemudian diantar menuju Puskesmas Selemadeg Barat untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, karena kondisi luka berat pergelangan kakinya yang sampai putus, Wayan Mason akhirnya dirujuk ke BRSUD Tabanan. Potongan pergelangan kaki kananya juga dibawa ke rumah sakit.

Saat NusaBali berkungkung ke BRSUD Tabanan, Kamis sore, korban Wayan Mason tergolek lemas di ruang perawatan. Pergelangan kaki kanannya yang putus terlihat sudah dibalut perban. Korban ditunggui anak ketiganya, I Komang Nuarta, bersama keluarga lainnya. Wayan Mason yang dalam kondisi sadar, sesekali mengaduh kesakitan.

Menurut dokter jaga di BRSUD Tabanan, dr Harry, korban Wayan Mason datang ke rumah sakit kemarin siang sekitar pukul 13.00 Wita, menggunakan mobil ambulans Puskemas Selemadeg Barat. Saat itu, korban dalam kondisi sadar, dengan luka putus pergelangan kaki kanan. "Saat dibawa ke UGD, pergelangan kaki kanannya sudah putus total," jelas dr Harry kepada NusaBali.

Hingga kemarin sore, korban Wayan Mason masih dirawat di UGD BRSUD Tabanan. Selanjutnya, korban mesin pemotong rumput ini akan dirawat ke Ruang ICU BRSUD Tabanan, setelah terlebih dulu dilakukan tindakan operasi. Rencananya, Wayan Mason akan dioperasi dengan diamputasi kaki kanannya.

"Kalau untuk disambung lagi, sudah tidak memungkinkan, karena lukanya sudah lama dengan tenggang waktu sekitar 3 jam," jelas dr Harry. Menurut dr Harry, kondisi korban masih pucat, karena kehilangan banyak darah.

Sementara itu, ayah kandung pemilik tegalan yang digarap korban, I Wayan Sudarya, mengaku shock atas peristiwa ini. Menurut Sudarya, dirinya mengetahui kejadian ini atas informasi dari anak korban, Komang Nuarta. "Sebenarnya, Wayan Mason sudah mau pulang, tapi mendadak putuskan melanjutkan lagi pekerjaan memotong rumput, hingga tertimpa musibah seperti ini," jelas Sudarya di BRSUD Tabanan, Kamis kemarin.

Sedangkan anak korban, Komang Nuarta, mengaku tidak mengetahui persis kejadian yang menimpa ayahnya. Dia baru tahu setelah ada warga Selemadeg yang menolong ayahnya datang menemuinya ke tempatnya bekerja. "Saya itu, saya lihat bapak sudah pucat. Saya langsung bawa ke rumah, sebelum diantar ke Puskemas," jelas Komang Nuarta. *d

Komentar