nusabali

Adik Dikeroyok Kakak hingga Masuk Rumah Sakit

  • www.nusabali.com-adik-dikeroyok-kakak-hingga-masuk-rumah-sakit

Pertengkaran antara tiga kakak adik yang berujung aksi penebasan terjadi di Banjar Dalem, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli, Senin (23/4) malam.

Insiden Berdarah di Desa Songan-Kintamani


BANGLI, NusaBali
Korbannya adalah si bungsu Jero Giada, 42, yang dikeroyok oleh dua kakaknya: Jero Resep, 60, dan Jero Rawi, 50.Korban Jero Giada yang mengalami luka robek di beberapa bagian tubuhnya langsung dilarikan ke RSUD Bangli untuk mendapatkan perawatan intensif. Hingga Selasa (24/4) malam, pria berusia 42 tahun yang tinggal di Banjar Pulu, Desa Songan B ini masih menjalani perawatan. Sedangkan dua kakaknya, Jero Resep dan Jero Rawi, telah diamankan ke Mapolres Bangli.

Informasi di lapangan, peristiwa berdarah yang melibatkan tiga kakak adik ini berawal ketika korban Jero Giada baru pulang dari kerja ke rumahnya di Banjar Pulu, Desa Songan B, Senin malam sekitar pukul 19.00 Wita. Tiba di rumah, Jero Giada mendapti anaknya, I Wayan Ariandika Pratama, 8, sedang menangis. Bocah berusia 8 tahun itu merengek ingin bertemu dengan ibunya, Ni Ketut Nyalin, yang tinggal di tempat lain karena telah pisah ranjang dengan sang suami Jero Giada sejak sebulan lalu.

Mendapati anaknya menangis, Jero Giada pun coba mencari istri pertamanya, Ni Ketut Nyalim, yang pilih tinggal di rumah Jero Tinggi di kawasan Banjar Dalem, Desa Songan B. Jero Tinggi notabene masih sepupu dari Jero Giada.

Saat itu, Jero Giada dengan nada tinggi menanyakan keberadaan istri pertamanya yang pisah ranjang tersebut. Jero Tinggi yang didampingi istrinya, Men Aman, pun menjawab dengan nada tinggi pula pertanyaan Jero Giada. Masalahnya, malam itu korban Jero Giada datang ke rumahnya sambil membawa senjata pedang. Tak lama berselang, datang kerabat lainnya, Jero Kadek Darwata, yang berusaha menenangkan Jero Giada sembari mencoba merampas pedangnya.

Walhasil, pedang berhasil direbut Jero Kadek Darwata, setelah sempat terlibat saling tarik. Nah, saat itulah datang kakak korban, Jero Rawi, juga membawa pedang. Tak jelas apa masalahnya, Jero Rawi berteriak ingin meghabisi nyawa adiknya, Jero Giada. Jero Rawi sempat melempari Jero Giada dengan botol bir.

Tidak berselang lama, datang si sulung Jero Resep ke lokasi TKP di rumah Jero Tinggi. Jero Rawi pun mengajak kakak sulungnya ini untuk bersama-sama menyerang si bungsu Jero Giada. Awalnya, Jero Rawi berupaya menyerang bagian wajah, namun korban Jero Gaida berhasil menangkisnya menggunakan serok yang ada di dekatnya. Kemudian, Jero Resep menyerang Jero Giada, hingga si bungsu terluka di bagian lengan kiri. Korban juga mengalami luka sayat di hidung dan pipi.

Karena merasa tidak mampu melawan dua kakaknya, Jero Giada memilih meninggalkan rumah Jero Tinggi. Kemudian, korban Jero Giada diantar salah seorang kerabatnya ke RSUD Bangli untuk menjalani perawatan. Dari RSUD Bangli, Jero Giada memberitahukan peristiwa ini kepada istri keduanya, Jero Yuliani, 30. Korban Jero Giada juga melaporkan kasus ini ke Polsek Kintamani melalui sambungan telepon.

Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Kintamani langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Polisi juga mengamankan pelaku Jero Resep dan Jero Rawi, berikut barang bukti berupa senjata pedang dan lainnya.

Kasat Reskrim Polres Bangli, AKP Fajar Nuur Akbar, mengatakan kasus ini telah dilimpahkan Polsek Kintamani ke Polres Bangli. Pihaknya masih mendalami keterangan pelaku dan sejumlah saksi. Namun, hingga Selasa kemarin, belum diungkap apa motif di balik penyerangan adik oleh kakak ini. “Kasus masih kami dalami. Belum ada penetapan tersangka,” jeloas AKP Fajar Nuur saat dikonfirmasi di Ma-polres Bangli kemarin. *e

Komentar