nusabali

15 Murid SLBN 1 Badung Ikuti Ujian Nasional

  • www.nusabali.com-15-murid-slbn-1-badung-ikuti-ujian-nasional

Sebanyak 15 siswa dari total 56 murid SLB Negeri I Badung, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) SMP, Senin (23/4).

MANGUPURA, NusaBali

Kepala SLB Negeri 1 Badung Ni Made Murdani saat ditemui di sekolahnya, Senin (23/4), menyatakan 15 siswa yang mengikuti UN ini hanya kelompok siswa tuna rungu. Sementara yang lainnya, sebanyak 41 murid penyandang tuna grahita dan autis hanya mengikuti ujian sekolah.

Murdani mengaku sejak persiapan hingga pelaksaan UN hari pertama, Senin kemarin tak ada kendala yang dialami. Segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan baik, sehingga berjalan lancar. Menurutnya, mata pelajaran yang diujikan di hari pertama adalah Bahasa Indonesia. Total soal 50 butir dan semuanya pilihan ganda. Namun di ujian sekolah berstandar nasional (USBN) terdapat soal esai. Mata pelajaran yang di-UN-kan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA.

Pengawas adalah guru dari internal SLB Negeri I Badung. Namun guru yang menjadi pengawas diambil dari guru pada jenjang yang berbeda seperti guru SD atau SMA.

“Kami tak bisa melakukan tukar pengawas, karena di Badung SLB hanya satu saja. Kalau dulu memang kami tukar dengan SMP reguler karena waktu itu soalnya sama. Kini materi soalnya sudah berbeda. Selain itu SLB langsung berada di bawah naungan provinsi melalui dinas pendidikan,” tuturnya.

Untuk model dan tingkat kesulitan soal, menurut Murdani, lebih simpel dan dan sederhana. Karena pengetahuan bahasa dari anak berkebutuhan khusus tak sama dengan anak normal. Misalnya dalam soal Bahasa Indonesia yang terdiri dari sejumlah soal cerita pada UN SLB juga ada. Bedanya ceritanya lebih pendek dan tak menjebak. Selain itu cerita yang diangkat lebih sederhana.

“Dari empat mata pelajaran UN, nilai yang paling kecil didapat siswa adalah Bahasa Inggris. Anak tuna rungu itu pengetahuan bahasanya kurang. Jangankan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia saja mereka sulit. Karena kemampuan berbahasanya terbatas otomatis berdampak pada pemahamannya terhadap kata-kata dalam soal ujian,” kata Murdani.

Dia mengungkapkan di SLB Negeri I Badung terdapat empat kelompok siswa yakni tuna rungu, tuna grahita, autis, dan tuna daksa. Siswa yang paling sedikit adalah tuna daksa yakni 2 orang. “Siswa tuna daksa itu dari keluarga yang kurang mampu. Untuk memberi ilmu kepada mereka, kami menerim mereka sini dan diasramakan,” kata Murdani. *p

Komentar