nusabali

Digulung Ombak, 3 Hilang, 1 Selamat

  • www.nusabali.com-digulung-ombak-3-hilang-1-selamat

Pasutri I Nengah Karna dan Ni Wayan Sutami kemarin malukat di Pantai Watu Klotok untul penyembuhan penyakit jatung yang diderita si istri

Dua Korban Ikut Terseret Saat Berusaha Selamatkan Pasutri Tenggelam


SEMARAPURA, NusaBali
Empat orang terseret arus di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Senin (23/4) pagi. Tiga dari mereka belum ditemukan hingga tadi malam, sementara satu korban lagi berhasil diselamatkan.

Dari empat korban tenggelam di Pantai Watu Klotok, Senin pagi sekitar pukul 10.30 Wita, dua orang di antaranya merupakan pasangan suami istri (pasutri) asal Banjar Semseman, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sideman, Karangasem, yakni I Nengah Karna, 54, dan Ni Wayan Sutami, 52. Sang suami, Nengah Karna, selamat dari maut setelah ditolong oleh pencari batu sikat. Namun sang istri, Wayan Sutarmi, hilang tenggelam dan hingga tadi malam belum ditemukan.

Sedangkan dua korban hilang tenggelam lainnya adalah I Kadek Sudiasta, 36 (warga Banjar Jero Agung, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung) dan I Wayan Budiastrawan, 30 (asal Banjar Tojan Kelod, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung). Tragisnya, korban Kadek Sudiasa dan Wayan Budiastrawan justru ikut terseret arus hingga hilang tenggelam, ketika pencari batu sikat ini berupaya menolong Ni Wayan Sutami.

Informasi di lapangan, saat musibah terjadi kemarin pagi, pasutri Nengah Karna dan Wayan Sutami berada di Pantai Watu Klotok untuk malukat (mandi suci), karena si istri menderita sakit jantung dan maag. Setibanya di Pantai Watu Klotok, Senin pagi pukul 10.00 Wita, pasutri asal Desa Sangkan Gunung ini mencari posisi melukat dengan berjalan ke arah barat yang berjarak sekitar 200 meter dari areal parkir kendaraan di sisi barat Pura Watu Klotok.

Setelah sembahyang dengan posisi menghadap laut (sisi selatan), pasutri paruh baya ini langsung mandi dengan air laut sekitar pukul 10.30 Wita. Sang istri, Wayan Sutami, lebih dulu menuju bibir pantai untuk malukat. Begitu melangkah, tiba-tiba muncul ombak besar setinggi 5 meter menggulung perempuan berusia 52 tahun ini. Melihat istrunya digulung ombak, Nengah Karna pun berusaha melakukan penyelematan. Dia berhasil memegang tangan istrinya. Namun, karena hempasan ombak sangat kuat, korban Waytan Sutami terlepas dari pegangan suaminya.

Saat itulah, empat orang pencari batu sikat di pesisir Pantai Watu Klotok berusaha menyelamatkan pasutri yang digulung ombak ini. Mereka masing-masing I Nyoman Mudana dan Mangku Sumerta (keduanya warga Banjar Tojan Kelod, Desa Tojan), serta Kadek Sudiasta (dari Banjar Jero Agung, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung) dan I Wayan Budiastrawan, 30 (asal Banjar Tojan Kelod, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung).

Nyoman Mudana dan Mangku Sumerta berhasil menyelamatkan korban Nengah Karna. Namun, dua rekannya sesama pencari batu sikat, Kadek Sudiasta dan Wayan Budiastrawan, yang berusaha menyelamatkan korban Wayan Sutami, justru ikut terseret ombak hingga hilang tenggelam.

Peristiwa maut ini langsung dilaporkan ke polisi dan petugas Balawista yang ngepost di perairan Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Tak lama berselang, polisi dan petugas Balawista terjun ke lokasi TKP di Pantai Watu Klotok untuk melakukan pencarian. Tim SAR juga terjun melakukan pencarian dengan menggunakan rubber boat. Namun, hingga Senin petang (matahari tenggelam), ketiga korban hilang tenggelam belum ditemukan.

Korban Nengah Karna, yang istrinya hilang tenggelam, juga masih berada di lokasi TKP dengan harap-hatap cemas. Kepada NusaBali, Nengah Karna menceritakan dia sempat berhasil pegang tangan istrinya, namun kemudian terkepas. Bahkan, dirinya ikut terseret arus. “Saya sudah sempat pegang tangan istri saya, tapi akhirnya terlepas. Untung saja, saya selamat dari maut karena ditolong oleh dua warga (Nyoman Mudana dan Mangku Sumerta, Red),” cerita Nengah Karna, yang notabene mantan Kelian Dinas Banjar Semseman, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen.

Sementara itu, Koordinator Lapangan Basarnas, I Wayan Suwena, mengatakan upaya pencarian tiga korban hilang tenggelam di Pantai Watu Klotok hingga kemarin petang belum membuahkan hasil. Pencarian dilakukan dengan menyisir laut ke arah timur sampai Pantai Desa Kusamba (Kecamatan Dawan, Klungkung dari lokasi TKP dan ke arah barat sampai Pantai Sidayu (di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung). “Petugas juga telah melakukan pencarian ke tengah pantai pada jarak 2-3 mil dari bibir pantai,” ujar Wayan Suwena.

Menurut Suwena, upaya pencarian akan dilakukan selama seminggu ke depan. Pencarian akan dilanjutkan kembali, Selasa (23/4) pagi ini saat matahari terbit. Pencarian tiga korban hilang tenggelam di Pantai Watu Klotok melibatkan tim gabungan dari Basarnas, Polda Bali, Pol Air Polres Klungkung, BPBD Klungkung, Balawista, Rapi Klungkung, dengan dibantu warga sekitar.

Suwena mengatakan, saat pencarian korban kemarin, ombak di Pantai Watu Klotok masih besar. Bahkan, parahu karet tidak bisa berlabuh di Pantai Watu Klotok, sehingga diarahkan berlabuh ke Pantai Desa Kusamba. “Kalau dilihat dari kondisi cuaca, memang sangat rawan di sini (Pantai Watu Klotok), karena ombaknya sangat besar,” tandas Suwena.

Sedangkan Kapolsek Klungkung, Kompol I Wayan Sarjana, mengatakan ombak di Pantai Watu Klotok saat kejadian kemarin pagi memang tidak bersahabat. Tinggi ombak bahkan mencapai sekitar 5 meter. “Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat mandi di laut, terlabih di Pantai Watu Klotok ini ombaknya tinggi,” jelas Kompol Sarjana di Pantai Watu Klotok, Senin kemarin.

Sementara, BPBD Klungkung menyatakan sudah menempatkan 10 tenaga pengaman pantai (Balawista), sejak Februari 2018 ini. Mereka menyebar di sejumlah titik, baik Klungkung Daratan maupuan kepulauan Nusa Penida. Untuk Klungkung Daratan, 5 petugas Balawista ngepos di Pantai Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Sedangkan untuk Kecamatan Nusa Penida, 5 petugas Balawista ngepos di Pantai Desa Sampalan.

Kasi Kesiapsiagaan BPBD Klungkung, I Made Siantara, mengatakan petugas Balawista setiap hari mobile di kawasan pesisir pantai. Ketika hari raya dan libur nasional, petugas Balawista siaga di pantai-pantai yang ramai dikunjungi wsisatawan dan warga lokal. “Hanya saja, saat kejadian pagi tadi, di Pantai Watu Klotok tidak ada petugas Balawista-nya, karena hari kerja (Senin) pantainya sepi. Tapi, begitu menerima laporan adanya korban tenggelam, kami BPBD dan petugas Balawisata langsung ke lokasi kejadian,” ujar Made Siantara.

Sedangkan Bupati Klungkung (non aktif), I Nyoman Suwirta, menyatakan setelah masa cuti kampanye Pilkada 2018 habis dan kembali efektif bertugas nanti, dirinya akan menambah tenaga Balawista. Titik pos pantau Balawista juga akan ditambah Suwirta. “Untuk Klungkung Daratan, saat ini baru ada satu pos pantau Balawsita di Pantai Desa Kusamba. Saat saya aktif bertugas lagi nanti, saya akan tambah menjadi 5 pos pantau Balawista dan sekalian penambahan jumlah tenaga,” jelas Suwirta saat terjun menenangkan keluarga korban hilang tenggelam di Pantai Watu Klotok, Senin kemarin.

Lima (5) pos pantau di Klungkung Daratan yang dirancang Suwirta masing-masing pos Balawista di Pantai Belatung (Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan), Pantai Kusamba (Desa Kusamba, Kecamatan Dawan), Pantai Jumpai (Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung), Pantai Watu Klotok (Desa Tojan, Kecamatan Klungkung), dan Pantai Tegal Besar (Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung). Pena-mbahan pos pantau Balawista juga akan dilakukan di perairan Nusa Penida. *wan

Komentar