Di Buduk, BPBD Badung Simulasi Bencana Kebakaran
Musibah kebakaran besar pasca terjadi gempa bumi melanda Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Minggu (22/4) siang.
MANGUPURA, NusaBali
Sejumlah rumah terbakar dan warga terluka dalam musibah tersebut. Namun, peristiwa kebakaran di Buduk bukanlah peristiwa sungguhan, melainkan sekadar simulasi dalam rangka pembentukan Desa Tangguh Bencana.
Simulasi kebakaran di Buduk diprakarsai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung. Tidak saja di Buduk, sejumlah desa juga telah menggelar simulasi sesuai dengan potensi kerawanan masing-masing.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung I Wayan Netra, menyatakan simulasi kebekaran di Buduk merupakan rangkaian simulasi program dari BPBD pada tahun 2018. “Tahun ini kami telah merancang membentuk 10 Desa Tangguh Bencana. Simulasi yang kami lakukan hari ini (kemarin) adalah yang kelima,” ungkapnya.
Sebelumnya, simulasi bencana juga telah dilakukan di beberapa desa, yakni Desa Angantaka, Cemagi, Jagapati, dan Desa Pererenan. “Yang terakhir kami menggelar simulasi di Pererenan. Yang bencana gempa bumi dan tsunami. Sama seperti yang kami lakukan di Cemagi,” kata Netra.
Dikatakan lebih lanjut, pembentukan Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana, apapun bencana yang akan terjadi, serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Dengan begitu, bila sewaktu-waktu terjadi bencana sesungguhnya masyarakat sudah lebih paham apa yang harus mereka lakukan. “Relawan yang ada di desa juga kami harapkan sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan bila bencana benar-benar terjadi,” tegasnya.
Untuk diketahui, tahun 2018 BPBD Kabupaten menargetkan membentuk 10 Desa Tangguh Bencana. Jumlah tersebut untuk menambah 21 desa yang terlebih dahulu ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana. Targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung, tahun 2021 semua kelurahan/desa yang berjumlah 62 sudah terbentuk Desa Tangguh Bencana. *asa
Sejumlah rumah terbakar dan warga terluka dalam musibah tersebut. Namun, peristiwa kebakaran di Buduk bukanlah peristiwa sungguhan, melainkan sekadar simulasi dalam rangka pembentukan Desa Tangguh Bencana.
Simulasi kebakaran di Buduk diprakarsai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung. Tidak saja di Buduk, sejumlah desa juga telah menggelar simulasi sesuai dengan potensi kerawanan masing-masing.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung I Wayan Netra, menyatakan simulasi kebekaran di Buduk merupakan rangkaian simulasi program dari BPBD pada tahun 2018. “Tahun ini kami telah merancang membentuk 10 Desa Tangguh Bencana. Simulasi yang kami lakukan hari ini (kemarin) adalah yang kelima,” ungkapnya.
Sebelumnya, simulasi bencana juga telah dilakukan di beberapa desa, yakni Desa Angantaka, Cemagi, Jagapati, dan Desa Pererenan. “Yang terakhir kami menggelar simulasi di Pererenan. Yang bencana gempa bumi dan tsunami. Sama seperti yang kami lakukan di Cemagi,” kata Netra.
Dikatakan lebih lanjut, pembentukan Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pengurangan resiko bencana, apapun bencana yang akan terjadi, serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Dengan begitu, bila sewaktu-waktu terjadi bencana sesungguhnya masyarakat sudah lebih paham apa yang harus mereka lakukan. “Relawan yang ada di desa juga kami harapkan sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan bila bencana benar-benar terjadi,” tegasnya.
Untuk diketahui, tahun 2018 BPBD Kabupaten menargetkan membentuk 10 Desa Tangguh Bencana. Jumlah tersebut untuk menambah 21 desa yang terlebih dahulu ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana. Targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung, tahun 2021 semua kelurahan/desa yang berjumlah 62 sudah terbentuk Desa Tangguh Bencana. *asa
Komentar