nusabali

Gde Agung Pendaftar Pertama

  • www.nusabali.com-gde-agung-pendaftar-pertama

I Gede Lanang Darma Wiweka alias Lanang Botax dan I Gusti Ngurah Harta juga menyerahkan syarat dukungan sebagai calon DPD RI di Pileg 2019 ke KPU Bali.

DENPASAR, NusaBali
Bupati Badung periode 2005–2010 dan 2010–2015, Anak Agung Gde Agung membuktikan diri sebagai petarung sejati di ranah politik. Gde Agung yang akan maju sebagai calon DPD RI di Pileg 2019 nanti, menyerahkan syarat dukungan KTP ke Kantor KPU Provinsi Bali Jalan Cokorda Agung Tresna, kawasan Niti Mandala, Denpasar, Minggu (22/4) pagi. Gde Agung menjadi yang pertama menyerahkan syarat calon DPD RI. Kemudian disusul musikus I Gede Lanang Darma Wiweka alias Lanang Botax, dan sesepuh Perguruan Sandhi Murti I Gusti Ngurah Harta.

Datang sekitar pukul 08.45 Wita, panglingsir Puri Ageng Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, ini diantar ratusan relawan dan pendukung. Mengenakan pakaian adat madya berwarna serba hijau, Gde Agung disambut awak KPU Bali yakni Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi dan komisioner lainnya. Sementara Anak Agung Gde Agung didamping liaison officer (LO) I Gusti Ngurah Bagus Sanjaya dan I Made Satra Budiana. Juga ada tokoh masyarakat mendampingi, Anak Agung Gde Muncan yang mantan Wakil Ketua DPRD Badung dari Partai Golkar, I Gusti Agung Putri Astrid Kartika, Srikandi PDI Perjuangan yang akan menggantikan anggota DPR RI Wayan Koster dengan status PAW. Gung Astrid adalah keluarga besar Puri Kapal, Mengwi, Badung. Sementara ada ratusan relawan, kalangan notaris yang dipimpin Ketua Tim Pemenangan I Gusti Ngurah Agung Diatmika.

Syarat dukungan calon anggota DPD RI yang diserahkan Gde Agung kemarin sudah terjilid rapi. Bahkan komisioner KPU Bali Ni Putu Ayu Winariati memuji format yang digunakan Gde Agung dalam mengumpulkan dukungan. “Format data yang diserahkan sangat rapi dan mudah dilakukan pengecekan,” ucap Winariati.

Gde Agung menyerahkan sebanyak 3.145 dukungan riil, berupa tanda tangan dan KTP. Dukungan tersebut tersebar di 8 kabupaten dan 1 kota. “Yang terbanyak jelas dari Mengwi, Badung, kemudian tersebar di Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Denpasar,” tegas pria yang juga notaris, ini.

Gde Agung juga siapkan dukungan cadangan ketika ada yang tidak memenuhi syarat dalam verifikasi. “Dalam siapkan dukungan ini juga ada cadangan. Dua kali lipat saya siapkan, kalau ada dukungan ganda. Makanya ada cadangan untuk menutup kekurangan dari jumlah awal yang saya serahkan. Tetapi kami sudah hindari dukungan ganda,” ujar penasihat Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Badung, ini.

Ketika ditanya soal optimisme bisa lolos melawan incumbent, Gde Agung optimistis. Pihaknya memohon dukungan krama Bali. “Saya tidak targetkan peraihan suara, tetapi saya memohon Ida Batara memberikan jalan dan anugrah, supaya saya bisa lolos. Saya sudah mengabdi di Badung 10 tahun lebih sebagai kepala daerah, itu modal kami. Ada 365 ribu pemilih di Kabupaten Badung, sepertinya ada modal awal,” ujar Gde Agung.

Soal majunya Gubernur Bali Made Mangku Pastika ke DPD RI, Gde Agung tidak merasa tersaingi. Justru hadirnya Mangku Pastika akan meningkatkan kualitas dan sosok anggota DPD RI asal Dapil Bali, untuk bisa memaksimalkan perjuangan masyarakat Bali.

“Ini menunjukkan kualitas angggota DPD RI di Pileg 2019 mendatang. Kami masing-masing punya segmen dan basis dukungan. Di Pileg 2014 dulu suara terbanyak diraih 178 ribu dari 2,9 juta pemilih. Masak sekarang kami tidak bisa berbagi dengan 3,2 juta pemilih sekarang,” jelas Gde Agung.

Gde Agung tergerak maju ke Senayan mewakili Bali karena memperluas pengabdian. “Saya merasa berkewajiban, setelah mengabdi di Badung selama 10 tahun, untuk melanjutkan pengabdian saya. Astungkara dalam kondisi yang sehat saya siap mewakili Bali. Sebagai swadarma di Puri Ageng Mengwi untuk masyarakat sudah saya laksanakan. Saya merasa terpanggil wakili Bali di tingkat nasional maju DPD RI. Memang maju DPD RI harus memerlukan satu perjuangan. Hidup ini perjuangan. Perjuangan harus tetap hidup,” tegasnya.

Kata Gde Agung keanggotaan DPD RI sangat strategis. Sebagai lembaga tinggi negara yang secara konstitusional dipilih oleh rakyat dalam pemilu langsung, DPD RI bisa berfungsi legislasi dan pertimbangan kepada DPR RI. “Berdasarkan pasal 22 UUD 1945 ayat 4, lembaga tinggi negara ini (DPD RI) punya fungsi legislasi, pertimbangan, dan pengawasan. Menurut saya DPD RI sangat strategis, memberikan masukan kepada DPR RI terkait dengan otonomi daerah, sumber daya alam, pemekaran daerah, termasuk perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPD RI juga beri pertimbangan kepada DPR dalam penyusunan undang-undang. Makanya saya maju ke DPD RI,” tegas pria kelahiran Mengwi, Kabupaten Badung, 25 Mei 1949.

Sementara itu sekitar pukul 11.00 Wita, I Gede Lanang Darma Wiweka alias Lanang Botax, datang menyerahkan syarat calon DPD RI. Personel Band Lolot ini mendaftar dengan alasan ingin memperjuangkan aspirasi seniman Bali. Lanang Botax mengaku tidak gentar dengan nama besar istri anggota DPD RI Kadek Arimbawa alias Lolak yakni Ni Made Suastini alias Dek Ulik yang akan maju DPD RI.

Lanang Botax datang ke KPU Bali didampingi tim relawan I Made ‘Ariel’ Suardana. Menurutnya, dia menyerahkan sebanyak 3.310 dukungan KTP tersebar di 5 kabupaten dan kota, dengan rincian di Kabupaten Tabanan, Gianyar, Klungkung, Buleleng, dan Kota Denpasar. “Sebarannya paling banyak di Buleleng, karena saya orang Buleleng. Saya juga ada sebaran di kabupaten lainnya. Total ada 5 kabupaten dan kota, ini waktunya juga mepet jadi dapat 3.310 KTP,” kata pria asal Desa Temukus, Kecamatan Banjar,  Kabupaten Buleleng, ini.

Lanang Botax mengatakan maju ke DPD RI ingin secara luas memperjuangkan aspirasi rakyat Bali, sekaligus mengukur kekuatan politik sebagai pelaku seni. “Selama saya bersolo karier di band, mungkin jalur DPD RI ini saya akan gunakan untuk mengabdi, untuk menyuarakan aspirasi seniman. Tolok ukur seluruh Bali seberapa sih seniman disenangi orang muda,” ucap pria yang akan tampil dengan foto aslinya, yakni berkepala plontos dan berjenggot dalam surat suara calon DPD RI 2019.

Lanang Botak mengatakan tidak gentar dengan nama besar Lolak Arimba yang mendorong istrinya Dek Ulik untuk maju ke DPD RI. Lanang Botax juga tidak merasa khawatir dengan pesaingnya asal Buleleng yang notabene Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Menghadapi para pesaingnya ini, Lanang Botax mengaku punya basis suara. “Saya punya basis suara juga, tidak masalah ada pesaing seniman maupun gubernur yang akan maju. Kita lihat saja nanti,” tegasnya.

Apa fokus perjuangannya nanti di DPD RI? “Ya suarakan perubahan. Kalau perubahan yang dimaksud adalah saya akan suarakan seni secara luas. Ketika dulu ada seniman mewakili Bali, namun belum bisa maksimal, mungkin nanti lewat saya aspirasinya bisa dipenuhi. Saya akan terus berkarya dan berjuang. Salah satunya untuk menarik dukungan nanti, saya akan pasang foto dengan ciri khas ketika saya manggung,” kata Lanang Botax. “Saya jiwa muda, jiwa bertarung untuk perubahan. Saya akan berjuang ke pusat untuk sebuah perubahan. Dulu ketika musik Mandarin membanjiri Bali, saya mencoba dengan aliran rock, buktinya bisa diterima,” tegas Lanang Botax.

Siang harinya, sesepuh Perguruan Sandhi Murti I Gusti Ngurah Harta, menyerahkan syarat dukungan KTP sebagai calon DPD RI ke Kantor KPU Bali. Ngurah Harta menyerahkan 4.070 dukungan KTP dengan sebaran di 9 kabupaten dan kota.

Ngurah Harta usai menyerahkan dukungan KTP ke KPU Bali, mengatakan dirinya maju ke DPD RI adalah atas dasar ngayah untuk Bali.  “Salah satu alasan saya maju ke DPD RI adalah ingin mengubah citra DPD RI sebagai lembaga tinggi negara dalam bingkai NKRI. DPD RI ya DPD RI, bukan senator. Kita bukan negara federal,” ujarnya.

Alasan berikutnya adalah mewujudkan DPD RI yang kuat, efektif dalam membawa aspirasi masyarakat Bali, bermartabat, dan berkeadilan terhadap NKRI. “DPD dan DPR RI ini saudara kembar dan bergandengan tangan. DPD RI ini merekatkan hubungan pusat dan daerah dimana DPD RI ada dalam Negara Kesatuan Replublik Indonesia. Bukan DPD sebagai senator, karena kita NKRI,” ujar pria asal Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, ini.

Alasan berikutnya, Ngurah Harta yang kemarin hadir ke KPU Bali bersama sekitar 100-an pendukungnya dan diiringi baleganjur, itu ingin menguatkan peran desa adat, melestarikan seni dan budaya Bali.

Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi secara terpisah mengatakan poses penyerahan dukungan calon anggota DPD RI dimulai 22 April 2018 dan akan ditutup pada 26 April 2018 pukul 24.00 Wita. “Kami memastikan penyerahan syarat dukungan tepat waktu, dan pengecekan surat mandat untuk para penghubung (liaison) yang diberikan kuasa mewakili bakal calon. Karena bakal calon tidak akan selalu bisa berhubungan dengan KPU,” ujar Raka Sandi.

Raka Sandi mengatakan mulai hari ini akan dilakukan pengecekan secara lengkap terhadap syarat dukungan yang diserahkan. “Apakah sudah memenuhi syarat, sebaran dukungan dan keasliannya. Ketika semuanya sudah lengkap maka akan diberikan tanda terima. Kalau ada yang belum lengkap akan dikembalikan dan bisa dilakukan perbaikan” tutur pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, ini. *nat

Komentar