nusabali

Mantan Aktivis, Pimpin Sekaa Gong Wanita

  • www.nusabali.com-mantan-aktivis-pimpin-sekaa-gong-wanita

Sebelum terpilih jadi Perbekel Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, I Gusti Ayu Biksuni merupakan aktivis SP Par (Serikat Pekerja Pariwisata) Reformasi Karangasem 2000-2009.

Perbekel Desa Pertima, I Gusti Ayu Biksuni

AMLAPURA, NusaBali
Setelah jadi perbekel, ia juga dipercaya sebagai Kelian Sekaa Gong Widya Suara Garini, Desa Pertima. Di desa pakraman, Ayu Biksuni juga terpilih dan aktif jadi prajuru Desa Pakraman Timbrah pada baga (bidang) pawongan.

Bagi Ayu Biksuni, membagi waktu merupakan kunci untuk optimal dalam pelayanan dan pengabdian. Sebagai perbekel mewilayahi 13 banjar dinas dengan penduduk cukup padat, Ayu Biksuni mensyukuri ada pengalaman di SP Par Reformasi Karangasem sehingga terbiasa membagi waktu. Saat aktif di LSM dan menjabat bendahara itulah Ayu Biksuni dapat pengalaman berorganisasi, termasuk tata cara mengatasi persoalan sosial di lapangan.

Ayu Biksuni secara resmi dilantik sebagai Perbekel Desa Pertima pada 22 Juni 2016. Setahun lebih jadi Perbekel Pertima, tiba-tiba mendapatkan kiriman ratusan pengungsi, menyusul Gunung Agung erupsi, maka ada tugas tambahan sebagai Perbekel Pertima selama 22 September - 31 Desember 2017. Ayu Biksuni teringat dengan semangat juang pahlawan RA Kartini di zaman penjajahan yang serba sulit, mampu berbuat untuk nusa dan bangsa. “Itulah yang memotivasi kami sebagai wanita, sehingga mampu mengatasi segala beban kerja. Semua dijalani secara ikhlas, lebih banyak dimotivasi semangat kemanusiaan, membantu sesama,” jelas ibu empat anak dan seorang cucu ini.

Ayu Biksuni mengakui, kendala selama menjalankan tugas tetap ada. Berupaya meminimalkan permasalahan yang terjadi. Terpenting kuncinya melakukan koordinasi dengan seluruh perangkat desa terutama 13 banjar dinas. Perbekel asal Banjar Perasi Kangin ini juga tidak mengabaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Jelang piodalan dan upacara lainnya, ia bangunnya lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah. Selesai tugas kantor melayani masyarakat, disambung lagi melanjutkan pekerjaan di rumah di malam hari. “Untuk pekerjaan sendiri, sering begadang,” tutur istri I Ketut Mertada ini. *k16

Komentar